Hi, kamu yang disana!
Apa kabar? Aku harap baik-baik saja. Aku masih disini. Aku masih seseorang yang biasa saja, yang sering membuatmu kesal, yang sering menertawakanmu.
Aku masih seorang yang sama. Seorang yang masih merindukanmu, seorang yang masih menangisimu, seorang yang masih terlalu berharap padamu, seorang yang masih menunggumu untuk pulang kembali.
Aku masih menunggumu dan masih merindukanmu, disini. Ya, disini. Di tempat yang sama.
Ada yang ingin kutanyakan,
Apa kau masih merindukanku?
Apa kau masih mengingatku?
Ah, sudahlah aku tau jawabannya. Aku tau aku tidak perlu terlalu berharap padamu. Aku tau kau pasti melupakanku. Karena, kau yang menyuruhku untuk melupakan segala kenangan, memori, dan kejadian yang pernah terjadi diantara kita.Tapi, sejujurnya aku tidak bisa menghapus segala ingatan dan memori tentang kita. Karena, tidak ada niatan sedikitpun untuk menghapusnya.
Karena, sejujurnya, aku masih merindukanmu. Agar, jika aku merindukanmu aku masih ada memori yang masih dapat membuatku teringat padamu.
Baiklah, tidak perlu basa-basi.
Izinkan aku untuk menceritakan segala sesuatu yang pernah terjadi diantara kita.Ah, aku tau tidak perlu meminta izin juga kau tidak akan peduli. Karena, kau sudah melupakanku secara mentah-mentah.
Baiklah, disini awal cerita kami dimulai.
_
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka
Подростковая литератураKetika kau menyuruhku untuk melupakan kejadian yang ada diantara kita. Maka, aku tidak akan menghapusnya karena, aku masih merindukanmu. Sampai sekarang.