Pertemuan
Kringgg...
Bel tanda pulang sekolah berbunyi, menandakan bahwa sudah saatnya para siswa untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Walaupun, tidak sepenuhnya ke rumah sih. Ada juga yang ke tempat les, tempat tongkrongan, dan lain sebagainya.
"Halo Put, kamu dimana?... Oh, disitu kalo gitu cepetan kebawah ya. Mama tunggu diparkiran... Apa? Ada tugas piket?... Yaudah, gapapa. Tapi, nanti jangan lupa ke parkiran ya. Mama tunggu sini... Udah ya Put... Bye." Sambungan telepon pun diputus secara sepihak oleh mama, dan aku pun melanjutkan tugasku menyapu kelas kembali.
"Oi, Put. Udah belom nyapu kelasnya? Kalo udah, ayo cepetan kebawah!" Teriak sahabatku dari ambang pintu.
"Iyaaa Man. Bawel banget sih lo. Iya-iya tunggu napa sih? Perasaan gua yang piket. Malah lo yang bawel." Tegurku padanya sambil meletakkan kembali sapu pada tempatnya dan berjalan kearah kursi untuk mengambil tas ranselku lalu menyampirkannya ke bahu kananku dan berjalan ke arah Manda.
"Yeu. Baperan lo nyet." Ejek Manda padaku sambil mencolek pipiku.
"Dasar bangsat." Umpatku padanya.
"Yaampun, Audrey Putri. Itu mulutnya sangar banget sih? Pantesan gaada yang mau sama lo. Orang mulutnya sangar abisss."
"Terserah lo." Jawabku padanya sambil berjalan cepat dan meninggalkannya yang masih tertawa tebahak-bahak dibelakang sana.
×××
"Eh, Man. Gua udah dijemput nih. Nyokap 'dah di parkiran. Mau nebeng ga nih?" Ajakku pada Manda yang masih menunggu di depan gerbang."Eh, gausah deh Put. Palingan juga bentar lagi nyokap nyampe. Uda, lo sana. Duluan aja!" Tolak Manda padaku.
"Yeu. Beneran nih lo gapapa? Yaudah, kalo gitu. Tapi, jangan salahin gue ya kalo lo jadi bahan permainan nya kakak-kakak kelas." Ejekku padanya sambil tertawa terbahak-bahak dan berlari meninggalkannya disana.
"Yey, anjing." Teriaknya padaku yang hanya kujawab dengan kata "Lo".
×××
Klik...
Suara pintu mobil pun terbuka dan membuat mama menoleh kearah pintu belakang. Lebih tepatnya bukan hanya mama sih, ada juga seorang wanita kira-kira lebih tua sedikit dari mamaku dan seorang anak laki-laki yang mungkin sebaya denganku.
"Eh Put, lama banget. Tadi, lama ya piketnya?" Sapa mama ketika aku sudah duduk di dalam mobil.
"Eh, iya ma. Tadi, agak lama soalnya Putri temenin Manda dulu sebentar. Oh, iya ma ini siapa?" Bisikku pada mama.
"Oh, ini. Kenalin ini temen Mama, Tante Elsa, ini anaknya, Grance. Kamu ga kenal sama Ge? Dia seangkatan kamu loh. Tapi, ga satu kelas." Jelas mama padaku sambil mengenalkan temannya dan anaknya yang bernama 'Grance'.
"Oh, gitu ma. Tante, kenalin saya Putri." Ucapku sambil memperkenalkan diri pada Tante Elsa. "Ga deh ma, Putri ga kenal."
"Oh, yaudah." Dan Mama mulai memundurkan mobil agar dapat keluar dari area parkir sekolahku.
"Hi, gua Grance. Panggil aja Ge. By the way, nama lo siapa tadi?" Ok. Fix. Grance mulai memperkenalkan dirinya.
"Oh. Hmm -hmmm. Nama gue, Put -Putri. Audrey Putri. Gua anak kelas 8-2. Kalo ga salah, lo anak 8-3 ya?" Ok. Gua mulai memperkenalin diri gua. Fix. Gila. Kenapa gua gugup gini nyet? Anjir.
![](https://img.wattpad.com/cover/101948874-288-k658546.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka
Teen FictionKetika kau menyuruhku untuk melupakan kejadian yang ada diantara kita. Maka, aku tidak akan menghapusnya karena, aku masih merindukanmu. Sampai sekarang.