*Sera POV*
Malam datang kembali, bersama makhluk dalam mimpi. Entah seberapa lama aku mencari, aku bosan menunggumu di sini.
"Sial! Cepatlah tidur! Diriku yang bodoh cepatlah tidur" aku memaki diriku yang sedang terbaring di kasur.
Sudah sepuluh tahun semenjak pertemuan terakhirku dengan Lammarck dan sudah sepuluh tahun juga aku tidak bisa kembali ke tempat itu. Tempat di mana aku pertama kali bertemu dengannya. Yah, aku juga masih bingung dengan keberadaan lammarck. Apakah dia nyata atau tidak. Apakah dia hanya bagian alam bawah sadarku. Sekarang aku sudah mulai terbuka dengan kehidupanku, kehidupanku yang seharusnya aku nikmati.
"Sera! Berangkat bareng yuk!" Suara gadis muda, riang memanggil empunya rumah untuk segera keluar.
"Iya!" Aku membalasnya dengan semangat.
"Nek, Kek, aku berangkat dulu" ucapku sembari mencium kedua tangan kakek dan nenekku.
"Iya, hati-hati" ucap mereka berbarengan.
***
"Sera kau lama sekali!" Ucap orang yang menungguku tadi.
"Maaf, kau menungguku lama, ya Yuni?"
"Ah, aku sudah bosan memarahimu. Ya udahlah, kita berangkat" ucap Yuni dengan wajah yang ditekuk.
"Hehehe, maaf" ucapku cengengesan.
Perkenalkan namaku Sera, Sera Cruise. Umurku 26 tahun, sekarang aku bekerja disebuah sekolah dasar. Menjadi guru bersama dengan rekan kerjaku ini, Yuni Brad. Menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah, apalagi menghadapi tingkah laku anak-anak yang terkadang membuat emosimu naik. Yah, pesanku bagi kalian yang bekerja dalam bidang ini, harus banyak-banyak memesan stok sabar. Walaupun begitu, tingkah laku polos mereka juga kadang menenangkan hati.
"Oy, Sera. Boleh aku bertanya sesuatu?" Yuni bertanya padaku.
"Tentu saja, boleh" jawabku.
"Bukankah kau itu lulusan terbaik Universitas Exxon, lalu kau juga mendapat beasiswa dari WATech. Kenapa kau malah memilih bekerja di sini? Aku bingung apakah kau itu terlalu pintar sampai-sampai malas mencari pekerjaan lain atau ada alasan lainnya" tanyanya.
'DEGG!'
Ah, akhirnya pertanyaan ini datang juga.
"Ah, tidak apa aku cuma ingin membuat peluang pekerjaan bagi yang lainnya. Lagian menjadi guru adalah pekerjaan yang mulia aku sama sekali tidak menyesal" balasku.
"Oh, gitu. Ternyata kau anak yang baik, aku senang berteman denganmu" ucapnya tersenyum lebar.
Aku membalasnya dengan senyuman juga.
"Oh, iya Sera. Bukankah hari ini, hari pertama kamu menjadi wali kelas 6 C menggantikan Ibu Lisa yang sedang cuti hamil?" tanya Yuni.
"Ya" jawabku singkat.
'Brugghh'
Tiba-tiba Yuni, merentangkan tangannya kepundakku.
"Aku turut berduka atas pemindahanmu ini" jawabnya lesu.
"Eh, memangnya ada apa?" Jawabku heran.
"Kau tahu Sera? Dikelas itu terkenal dengan anak-anak yang nakal, sampai ada salah satu siswi yang dijuluki teacher killer karena membuat guru-guru pusing dengan ulahnya" ucap Yuni serius.
"Hahaha, ada-ada aja. Apapun sebutannya mereka tetaplah anak kecil. Info yang kau berikan malah membuatku bersemangat. Terimakasih ya!" Ucapku mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sparkle
أدب المراهقينKilauan di angkasa yang luas. Kilauan di hati pujangga. Kilauan di hati kita. Mana yang lebih indah?