Prolog

28 5 0
                                    

"Enggak! Semua itu salah! Apa yang kamu lakuin itu salah, dan seharusnya ini nggak pernah terjadi!"

Matahari telah berdiri dengan kokohnya di langit kota Jakarta, memberikan sinar yang mampu membakar kulit bagi siapa saja yang menantangnya. Dihari yang sepanas itu, Alona tengah duduk termenung di dalam sebuah kafe ternama yang berada di kota Jakarta. Ia meneguk secangkir hot chocolate dan melahap sepotong tiramisu cake yang selalu ia pesan setiap kali ia datang ke kafe tersebut.

Petikkan gitar yang dimainkan oleh Nial Horan pada lagu This Town telah membuat Alona hanyut dalam suasana. Jemarinya mulai mengetuk meja beriringan dengan musik yang saat ini ia dengar, dan ia pun mulai mengingat kejadian yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Nama, wajah, serta kata-kata dari cowok itu terus berputar di dalam kepala Alona.

~~~

"Lona, aku tau kamu bakal kaget dan nggak percaya sama apa yang aku ucapin nanti. Aku bisa maklumi kok. Tapi, izinkan aku mengungkapkan apa yang selama ini aku pendam, yang selama ini aku rahasiakan dari kamu. Aku butuh keberanian buat ngungkapin semua ini, dan inilah saatnya. Lona, I Love You. Will you be mine?"

~~~

Kata-kata dari cowok itu telah membuat Alona pusing memikirkannya. Dia pandai bermain kata-kata yang membuat Alona diam terpaku layaknya Patung Pancoran di Jakarta Selatan.
Dia merupakan kakak kelas Alona yang menjadi incaran banyak cewek di sekolah mereka, ia selalu membawa pulang piala atau medali kejuaraan karate setiap bulannya, jadi tak heran jika banyak cewek yang mengejarnya. Selain itu, dia juga menjadi kesayangan para guru mata pelajaran. Dan dia adalah Danishwara Anargya Nugraha.

Perkataanya hari ini, telah membawa Alona dalam sebuah masalah besar. Dimana, ia tak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini. Alona tak mau menyakiti hati serta perasaan Danish, tetapi ia juga tak bisa membiarkan harga dirinya jatuh di depan banyak orang karena masalah ini.

"Ini nggak bisa dibirin Rin! Gue harus ngelakuin sesuatu, tapi gue nggak tau harus ngapain?"

"Tenang Al, pasti ada solusi dari masalah lo ini"

"Iya tau, tapi kapan? Keburu Tasya malu-maluin gue di sekolah?"

"Enggak! Itu nggak akan terjadi Al. Lo jangan pesimis gitu dong!?"

Alona terus berusaha menemukan cahaya terang dari masalahnya ini. Hingga pada akhirnya, cahaya ilahi datang menemuinya. Dan menurutnya, itu adalah solusi terbaik untuk menyelesaikan masalahnya saat ini.

"Gue tau, apa yang harus gue lakuin Rin!"

"Apa?"

"Gue harus pergi jauh dari mereka semua"

"Maksud lo?"

"Gue harus pergi dari sekolah dan kota ini Rin"

"Ha? Gila lo ya?! Menurut lo dengan lo pergi dari kota ini semuanya akan baik-baik aja? Nggak Al!"

"Tapi itu keputusan terbaik"

"Baik dari mananya sih Alona?"

"Nanti lo juga tau sendiri, kalau keputusan gue ini baik buat semua orang"

"Lo yakin Al?"

"Gue yakin!"

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

Holaa, udah lama nggak muncul ehehe
Sekali muncul langsung update cerita baru *mantaph

Vote 10+ for next chapt?

I hope you like this story too

Seeyou...

AloloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang