Selamat hari senin! Hari di mana semua aktivitas mingguan bermula. Pekerjaan yang paling padat menumpuk di hari senin. Hari senin yang serikali pula dikeluh-keluhkan kedatangannya oleh banyak orang.
Well, di hari senin ini saya mau bercerita, tentang sebuah kejadian yang di hari senin pula saya alami.
Tahu, kutu beras? Serangga yang menyerupai kutu rambut tapi lebih besar dan bertanduk. Badannya lebih keras dan padat dibandingkan kutu rambut, yang lebih mudah dipetaskan dengan permukaan kuku jari.
Tidak bisa dipungkiri, setiap hari pasti kita memasak nasi. Mencucinya hingga bersih, dari debu-debu yang menempel di beras. Namun, beberapa kali belakangan ini saya harus mencuci beras yang penuh kutu. Hiiiy, pasti jijik buat sebagian orang untuk membayangkannya. Yo, jangan dibayangkan. 😆
Bukan tentang betapa menjijikannya kutu beras yang ingin saya ceritakan di sini.
Tentunya sebagai salah satu orang yang peduli kesehatan (tsaaah!), saya gak mau dong kalau harus makan nasi dari beras penuh kutunya. Akhirnya saya mencoba pakai strategi untuk menyisir (bukan pakai sisir, lho) setiap butir berasnya saya bersihkan dari jeratan kutu-kutu. Sebelum menyisir berasnya, saya tenggelamkan dulu seluruh wadah agar kutu-kutu dapat mengambang, dan kemudian dibuang bersama air. Saya lakukan itu berkali-kali, kemudian berasnya baru disisir.
Ternyata, masih ada beberapa kutu yang bersembunyi di balik beras-beras. Satu persatu pula saya ambili kutunya, kemudian dibuang. Ketika saya menyisir, ternyata masih ada kutu-kutu yang dapat menggerakkan kakinya. Bahkan merayap ke telapak tangan saya. Luar biasa! Berkali-kali ditenggelamkan, masih saja mampu bergerak. Berkali-kali ditenggelamkan, masih saja tak menyerah untuk menyelamatkan diri.
Padahal kutu itu kecil, dan air yang saya tuangkan di wadah sangatlah banyak. Namun, mereka tak menyerah terhadap tekanan air yang diterima.
Sungguh! Kita jangan mau kalah sama kutu beras! Kutu beras yang masih berusaha merayap menyelamatkan diri dari air.
Jangan pernah mau kalah sama kutu beras! Berkali-kali kena gempuran cobaan, hujan ujian, jangan pernah menyerah sampai titik darah penghabisan.
1 Juni 2015
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH-KISAH KEHIDUPAN
Non-FictionKumpulan tulisan sederhana dari pengamatan penulis terhadap kehidupan sehari-hari.