Pt.1

20 3 0
                                    

Senin pagi ini adalah hari pertama Masuk di seluruh sekolah termasuk SMA Erlangga. Setelah liburan kenaikan kelas dua minggu kemarin, hari ini juga hari pertama bagi siswa dan siswi baru bertemu dengan para kakak kelasnya. Mendengar hari senin saja sudah membuat seluruh siswa bergidik ngeri karena itu hari paling horor bagi seluruh pelajar di antero Negri. Apalagi untuk para adik kelas yang akan bertemu dengan berbagai macam teman baru, bersosialisasi lagi dengan lingkungan baru, beradaptasi dan yang paling penting menyangkut para kakak kelasnya.

Untuk para kelas dua belas dan sebelas ini adalah babak baru bagi mereka,terlebih kelas dua belas yang akan bertempur dengan beragam ujian,bertemu dengan soal setiap hari nantinya yang pasti akan membuat pening bagi setiap siswa dan siswinya.

Itu yang membuat Nada malas beranjak dari kamarnya, ia malas untuk berangkat sekolah. Mengapa waktu begitu cepat? Kenapa dua minggu terasa hanya dua hari?
Ditambah lagi, waktu Nada untk bermain dengan teman temannya pasti akan berkurang setelah ini.

Nada menghembuskan nafasnya kasar, sejak tadi ia during uringan di dalam kamar. Sementara mami nya sudah berteriak dari bawah sejak tadi. Mungkin ini adalah teriakan maminya ke sepuluh,akhirnya Nada memutuskan untuk turun sarapan bersama dengan mami dan papi nya.

"Iyaa mi! Nada turun ini sabar."

Akhirnya gadis itu menyambar tas nevi nya. Dan bergegas keluar kamar,karena kuping nya cukup terganggu mendengar teriakan maminya tersebut. Nada turun dengan mukanya yang masih kusut,walau penampilannya dibilang sudah siap utuk betangkat sekolah tetapi wajahnya mencetminkan kebalikan hal tesebut.

"Pagi mi,pagi pi."

"Pagi sayang."

Ucapnya bersamaan. Nada mencium pipi Papi nya yang sedang membaca Koran dan pipi Maminya yang sesg menyiapkan makanan untuk keduanya.
Ya,Nada anak tunggal. Jadi seperti ini rutinitas paginya hanya sarapan brrsama kedua orang tuanya.

Memang cukup membosankan menjadi anak tunggal. Seperti nada kedua orang tuanya lebih protektif kepadanya, bahkan masalah jodoh.........
Keduanya sudah menentukan untuk Nada. Walau gadis itu tidak pernah menganggap itu.

Sekarang hanya ada suara sendok yang beradu dengan garpu, tidak ada yang bersuara dimeja makan ini. Herman -papi Nada- memang memiliki watak pendiam dan jarang sekali berbicara apa lagi dimeja makan seperti ini. Dewi - ibu Nada - masih sediit sibuk dengan makanan di depannya,membungkuskan bekal untuk kedua malaikat hatinya.

Sementara Nada yang biasanya mengisi ruangan ini dengan ocehan ocehan tidak jelas masih sibuk dengan fikirannnya. Rasanya ia ingin kembali kekamar dan tertidur di ranjang empuknya. Ia terlalu malas untuk sekolah hari ini. Toh ini hari pertma Nada yakin hari ini belum ada pelajaran hingga tiga hari kedepan. Karena kelas sepulu sending masa mos juga.

"Kenapa diem aja hm? Ada masalah?"

"Ngga ada kok mi. Aku males berangkat sekolah aja."

Nada menggelembungkan pipinya yang berisi nasi tetsebut. Menjawab pertanyaan Maminya dengan nada yang tidak kalah malas.

"Udah berangkat aja,nanti kalo udah sape sekolah Mami jamin deh abis ini kamu pasti pengen sekolah mulu."

Nada hanya mengendus kasar mendengar respon Dewi,biasanya Maminya selalu memdukung nya tapi kali ini tidak. Semangat apanya abis ini pasti ketemu buku tiap hari fikir Nada. Padahal dari dulu dalam sejarah hidup Nada menyentuh buku bagaikan hukumnya haram. Jarang sekali nada menyentuh buku untuk belajar. Ngerjain PR aja di kelas kalo mepet waktunya ya paling langsung ke BK minta tanda tangan.persiapan diri buat di hukum.

"Yaudah Nada betangkat ya Mi,Pi. Asslamualaikum."

Nada meminum tedas susunya dan berpamitan dengan kedua orang tuanya. Entah lah rasanya melangkahkan kakinya saja berat sekai.

"Pagi Nada nada cintaku."

Nada langsung menelan ludahnya. Mimpi buruk apa semalam? Pagi pagi gini aja udah harus ketemu cowok menyebalkan itu.

Nada membuang nafasnya kasar dan melanjutkan jualannya tanpa mempedulikan lelaki yang sudah bertenggrr diatas sepedahnya tersebut.

"Nad tungguin dong."

"Ngga sopan ya lo ama yang tua!"

Saut Nada dengan mata mendelik akhirnya. Sungguh ingin rasanya Nada mengumpat mati Marian karena sudah dipertemukan dengan setan berwujud manusia bagi nada. Winwin satu manusia yang selalu membuat darah nada mendidih, serluruh urat Nada menejgang. Lama lama dianjuha yang membuat umur Nada semakin pendek karena selalu naik Sarah jika bertemu dejganbya. Dan lebih parahnya lagi makhluk yang membuat umur Nada semakin pendek yang nanti akan dijodohkan dengannya.

Winwin hanya membalas dengan cengiran tak berdosa. Ia masih sajtai duduk di jok sepedanya dengan seragam biru putih.
Ya dia baru saja lulus SMP. Dan baru saja akan menjadi siswa SMA baru. Tentu dia belum memakai baju putih Abu abunya karena belum resmi menjadi siswa kelas sepuluh karena baru akan melakukan mos hari ini.
Hari ini serempak seluruh sma di Jakarta baru mengadakan mos bagi peserta didik baru.

"Malah nyengir. Dasar sinting!"

Nada langsung meninggalkan Winwin begitu saja. Bisa bisa jika nada terus berasa di tempat itu ia bisa memakan pacar rumahnya karena jengkel dengan manusia bolot di depannya.

"Nad tunggu dong! Masa iya gue ngebiarin calon istri naik angkot"

Lah dari pada naik sepedah-_-




Prolog nya segini aja ehehe
Voment sayangg

Prolog nya segini aja eheheVoment sayangg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini foto lama. Tapi entah kenapa saya suka rambut winwin pas di foto ini😍.
Semangat ngejar Nada mash!😂


Semangat ngejar Nada mash!😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nah ini diaaa. Pujaan hati si degem😂.
Mba kalo lari jangan kenceng kenceng yang di belakang udah berhenti ngejar tar situ ngga tau🙊


Udah ah bye!

P A I NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang