Tulus - Pamit
Rintik-rintik hujan jatuh membasahi bumi. Tercium bau air hujan yang mengembun di kaca jendela kamarku. Ku biarkan diriku berbaur bersamanya. Padahal aku ingin menikmati sensasi hujan langsung di luar, namun Bunda dan Ayah sudah pasti melarangku. Tentu saja Erlang juga akan mengomeliku jika aku nekat melakukannya.
Maka dari itu, aku hanya berdiam diri di dalam kamar sambil memandangi langit yang mendung di luar sana. Sebetulnya aku tidak suka hujan. Hanya saja terkadang hujan membuatku tidak melakukan pekerjaan terburu-buru. Itu saja.
Kembali teringat di benakku, suatu momen yang sebetulnya biasa-biasa saja. Tetapi, justru momen inilah yang membawaku untuk lebih dekat dengannya saat ini.
Aku melihat langit yang masih mendung dan berawan. Meskipun hujan sudah tidak selebat tadi, tetap saja aku masih tidak berani untuk menerobos hujan. Terakhir kali aku kehujanan, Bunda langsung memarahiku dan lebih sialnya lagi aku didiagnosa terkena gejala demam berdarah. Itu mengerikan, oke.
Ini semua juga gara-gara Erlang. Saat ini justru ia dan teman-teman MOS-nya sedang bertanding futsal di stadion olahraga yang tak jauh dari sini. Akibatnya, aku pun harus pulang sendiri. Huh, sebal.
"Duh, kok ujannya gak berhenti-henti sih?" keluh seorang siswi disampingku.
"Sebel gue, pake acara ujan-ujanan segala. 'Kan gue jadi gak bisa cepetan pulang," timpal teman dari siswi itu.
Siswi disampingku ini pun merapikan rambutnya. Temannya juga melakukan hal yang sama. Itulah pertemuan awalku dengan Feli dan Dita. Yang tidak kusangka jika mereka akan jadi teman akrabku.
Setelah itu mereka berdua kembali ke koridor, tidak lagi menunggu di lobi depan sepertiku. Beberapa saat kemudian, sebuah mobil melintas di depanku, maklum saja karena aku berdiri di barisan paling depan. Jadi posisiku saat dekat dengan halaman sekolah. Dengan refleks aku pun memundurkan badanku supaya tidak terkena cipratan air hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catch You !
Short StorySalah satu harapanku ketika melihat bintang jatuh adalah, jika seandainya dia tidak akan dapat kugenggam, maka tolong sampaikan pada Tuhan agar mengirimkan dia yang bisa berada di genggamanku.