Jimin membuka tali belakang apron cokelat tua -bertuliskan nama sebuah restoran di bagian tengah dengan sebuah motif rumit berwarna kuning gading--agak keemasan--namun terkesan elegan dan mengagumkan- yang sudah ia kenakan seharian tadi dan menaruhnya di atas meja dapur. Tangan kirinya bergerak untuk melepas dua kancing teratas kemeja putih Enro-nya kemudian menggulung masing-masing lengan pada sebatas siku.
Tubuh dan rambutnya basah, menguarkan aroma keringat yang jika dihirup tetap menyesakan rasa harum karena wangi parfum Jimin masih mengambil peran banyak, meski dipakai saat pagi tadi. Terre D'Hermes; sebotol parfum dengan dominasi woody, spicy dan earthy yang akan mengeluarkan nuansa hangat, fresh dan sensual. Perpaduan berbagai unsur alam yang menyatu, menghasilkan aroma luar biasa menenangkan dan kesegaran oriental serta tidak mencolok.
Sangat serasi dengan penggambaran kepribadian si pemakai. Jimin membelinya saat berlibur ke Italia, tiga pekan lalu.
Napas kelegaan kabur dari mulutnya bersama kelopak mata yang memejam, serta kedua tangan yang ia tumpukan pada pinggiran panjang meja dapur.
Jimin merasa lelah, itu saja.
Bunyi dentingan peralatan dapur yang sedang dibersihkan oleh para cook helper serta rusuhnya gemericik air yang mengalir dari dalam keran berkutat masuk dalam pendengaran Jimin, memecah sela-sela ruangan kosong dalam pikirannya. Tadinya tak ingin melamun, tapi jika mengingat salah seorang pelanggan yang duduk di ujung ruang restoran tadi siang, Jimin merubah kemauan. Memorinya memaksa untuk ke sana, menuju pada masa-masa itu.
Jika Kim Seokjin tak meminta ijin; cuti sehari padanya untuk menemani Kim Saeron -adiknya yang baru saja mengalami kecelakaan, mungkin Jimin tak harus menggantikan peran Seokjin di dapur sebagai seorang executive chef. Tugas yang menjadi tanggung jawabnya tiga tahun lalu, saat restoran ini baru dibuka.
Jimin yang mengatur dan memimpin semuanya, bagaimana keadaan dapur harusnya berjalan. Mengusahakan segala cara agar setiap menu makanan yang sudah ia ciptakan dengan pemikiran yang inovatif serta menguras otak cerdasnya, dapat diterima dengan baik oleh pelanggan. Tentu tujuannya untuk menarik perhatian pelanggan agar datang kembali.
Tapi memang, membangun sebuah usaha bisnis tak semudah menikmati indahnya tujuh garis pelangi di tengah rintikan hujan. Beberapa kali Jimin mengalami masa sulit yang mengenaskan. Tepat satu tahun setelah restoran dibuka, ia harus menerima kenyataan bahwa bangunan mewah itu terbakar dengan keadaan api yang berkobar-kobar menjalar sampai ke seluruh bagian. Menghabiskan setiap isi yang terdapat di dalamnya.
Inilah yang dinamakan persaingan bisnis, Jimin mendengar kabar bahwa alasan restorannya ditiadakan karena adanya manipulasi politik dalam dunia perbisnisan dan itu dilakukan oleh salah satu kompetitornya. Alasannya masuk dalam pemikiran, Pleasant -nama restoran miliknya masuk dalam daftar Five of the most rapidly growing restaurants, setelah satu tahun dibangun. Menjadi kondisi yang mengkhawatirkan bagi pesaing lainnya. Namun cara seperti ini sebenarnya terlihat begitu murahan dan juga nakal.
Jimin memulai segalanya dari awal setelahnya dan Tuhan tak pernah tidur saat menemani kerja keras lelaki itu. Hingga akhirnya Jimin mampu kembali pada tempat dimana ia harusnya berada bahkan dinaikkan beberapa tangga dari tempat sebelumnya. Pleasant, sudah mampu bersaing kembali dengan mengemban status bintang lima dan citra baiknya melekat pasti pada telinga setiap pelanggan. Siapapun pernah mendengar bagaimana Pleasant mampu menyilaukan malam liar sekitar Gangnam.
Pleasant, menyajikan sebuah tempat mempesona dimana semua orang bisa menikmati berbagai jenis masakan Asia dan Eropa, didukung oleh suasana magis dengan pemandangan abstrak dan karya-karya dekoratif pada interiornya. Desain ruang makan terbuka, pola seragam pada marmernya, tekstur segar dan warna-warni dingin memberikan pandangan yang luas dan bergaya pada setiap sudut ruangannya. Panel kayu pada langit-langit dan dinding memberikan karakter artistik dan ciri khas jelas dari restoran, dilengkapi oleh struktur kuningan yang elegan serta karya-karya kontemporer seniman lokal; futurism, art & craft, art nouveau dan constructivism.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Reality and Dreams
RomanceLebih baik tak usah berangan-angan, jika akhirnya kenyataan yang menentukan segalanya.