Kisah enam orang pria dan wanita yang memiliki 'takdir' masing-masing. Entah itu persahabatan, rival, sibling, atau.... percintaan?
Dikemas sebagai 'series' yang memiliki genre romance, friendship, atau comedy
Dengan tokoh-tokoh para idola masa kini...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A letter
Hanbin-Dahyun
Dahyun masih terus berusaha membuat Hanbin untuk cepat bertindak. Dahyun sadar betul seberapa inginnya Hanbin berkenalan dengan noona pujaannya itu. Meski di sisi lain Dahyun tak terima. Di hati kecilnya, Dahyun berharap Hanbin berhenti untuk melihat orang lain dan beralih untuk melihatnya saja.
Ya, Dahyun menyukai Hanbin.
Tapi bagaimana cara mengungkapkannya? Haruskah dia mengungkapkannya? Bagaimana jika persahabatan mereka hancur? Bagaimana jika Hanbin menjauh darinya setelah itu? Apa yang harus dia lakukan?
Pertanyaan-pertanyaan itu berputra di kepalanya tanpa sebuah solusi. Dahyun terus harus menahan kesakitannya setiap kali Hanbin berbagi tentang perasaannya. Dahyun harus bertahan tanpa akhir yang jelas. Entah kapan dia bisa mengungkapkannya atau mungkin perlahan, membiarkannya mati saja.
"Dahyun-ah... kau lihat kata-kata ini. Apa sudah bagus?" Tanya Hanbin usai menuliskan sesuatu di selembar kertas.
"Kau tidak romantis sama sekali, Hanbin-ah! Kau bodoh sekali. Hal begini saja tidak mengerti. Bukannya hanya berkata 'aku harap kita bisa berkenalan'. Harusnya kau mengubahnya sedikit lebih romantis, seperti 'noona... aku telah lama melihatmu dari kejauhan. Hatiku berharap bisa meraihmu. Atau sekedar saling berkenalan lebih dulu saja? Aku harap kau tak keberatan.' Lebih panjang sedikit, Hanbin-ah. Dan tambahkan hal romantis di dalamnya.
"Apa tidak terlalu cheesy?" Sahut Hanbin masih bingung dengan hal romantis yang dimaksud Dahyun padanya.
"Tidak kok. Itu perlu. Semua gadis selalu ingin hal romantis. Misalkan kata-kata romantis, bunga, hadiah, atau kejutan yang indah. Semua gadis seperti itu."
Hanbin mengangguk. Dia melanjutkan tulisannya. Menggunakan kata-kata Dahyun sebagai bahan tulisannya kali ini. Juga menambahkan beberapa kata lagi sebagai pelengkap. Dia pun menaruh harapan pada selembar kertas itu supaya kelak bisa menjadi jembatan baginya berkenalan dengan gadis pujaannya.
"Kalau begitu... Dahyun-ah, apa kau juga suka hal romantis?"
"Te –tentu saja!" Sahut Dahyun tergagap karena terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba Hanbin untuknya.
"Kalau begitu nanti kau kutuliskan surat seperti ini juga, bagaimana? Mau tidak?"
"Eh?"
Dahyun membulatkan matanya dengan tawaran Hanbin yang mampu memacu kinerja jantungnya berpacu lebih cepat. Apa dia tak salah dengar tadi? Hanbin ingin memberikannya sebuah surat cinta?
"Kau kan tidak pernah dapat surat dari siapa-siapa. Aku kasihan padamu. Hahaha..." Ucap Hanbin menggoda Dahyun.
"KIM HANBIN!" Pekik Dahyun kesal. Meski dia berharap sekali jika Hanbin sungguhan akan menuliskan sebuah surat padanya. Walaupun mungkin isinya takkan romantis. Tapi Dahyun benar-benar mengharapkannya. Bolehkah?