It's a Simple Love Story...
Hanbin – Dahyun
Tak ada yang mengerti Hanbin dan dunia-nya. Dia penyendiri, pendiam, pemalu, dan terlalu tertutup. Dia tak suka keramaian dan sesuatu yang 'cerah'. Bisa dibilang dia makhluk paling tenang. Hanya senyumannya yang bisa memberikan kehangatan, sisanya? Dia hidup dalam musim dingin sepanjang tahun.
Tak ada yang juga mengerti Dahyun dan dunia-nya. Dia periang, ceria, cerewet dan terlalu terbuka. Dia tak suka kesunyian dan sesuatu yang 'kelam'. Bisa dibilang dia makhluk paling berisik. Hanya ketika dia sedang tertidur lah dia bisa tenang, sisanya? Dia hidup dalam musim panas yang menyengat sepanjang tahun.
Hanbin hidup dengan dunianya. Dia mencintai seorang gadis berusia beberapa tahun lebih tua darinya. Seorang 'noona' yang sudah lama dia damba namun tak dapat dia raih. Terlalu sulit baginya bahkan untuk sekedar menyapa. Sampai detik ini yang Hanbin tahu, gadis itu sedang sendiri. Di sisi lain dia juga khawatir jika suatu saat dia akan pergi dengan pria yang lebih berani dan itu bukan dirinya.
"Kau harus berani menyatakannya, Hanbin-ah!"
Suara cempreng milik Dahyun memekakkan telinga Hanbin. Keduanya tengah berdebat lantaran Hanbin terus menerus mundur hanya untuk masuk ke dalam perpustakaan, menghampiri seorang gadis di salah satu tempat duduk di dalam, lalu memberikan sekotak coklat yang telah dibelinya.
"Tidak Dahyun-ah! Tidak bisa..."
Hanbin mendesah pelan. Dia berbalik dan mengerang kecil. Bersamaan dengan itu Dahyun justru kesal bukan main. Bisa-bisanya laki-laki di hadapannya tak punya keberanian. Begitu payah –pikirnya.
"Kau harus bisa, Hanbin-ah! Ini kesempatanmu. Okay? Ayo! FIGHTING!"
Dahyun kembali mencoba membuat Hanbin berani dan percaya diri. Pria itu hanya butuh dukungan saja, bukan? Tapi masalahnya se-hebat apapun Dahyun mendukungnya, keberanian Hanbin tidak pernah akan bertambah. Hatinya terlalu ciut sepertinya.
"Sudahlah. Aku menyerah. Lain kali saja. Mungkin tahun depan."
Hanbin berjalan meninggal perpustakaan. Dia melihat ke arah kotak coklat digenggamannya juga sebuah tong sampah. Hampir saja dia ingin membuangnya. Tapi sesuatu dalam pikirannya menyingkirkan niatnya itu.
"Kau itu bodoh atau apa sih! Begitu saja takut. Kau yang bilang dia itu begitu baik hati. Tidak mungkin dia akan menolak pemberianmu kan. Lagipula isinya coklat yang lezat jadi..."
"Jadi... buatmu saja, okay?"
Hanbin melemparkan kotak coklat itu pada Dahyun dan membuat gadis itu berhenti mengoceh. Kedua mata Dahyun mengerjap cepat kebingungan. Yang dia tahu, Hanbin telah mengumpulkan uang jajannya sekian lama demi memberikan coklat merek terkenal ini.
"I... ini untukku?"
"Ya." Hanbin lantas berbalik dan menatap Dahyun lekat-lekat. "Jika gadis itu dirimu pasti lebih mudah, Dahyun-ah. Aku selalu nyaman bersamamu. Bahkan aku bisa sedekat ini denganmu. Iya kan?" Hanbin tersenyum lebar. Senyuman manis yang jarang sekali pria itu berikan pada siapapun. Dan Dahyun baru saja menerimanya. "Saranghae Kim Dahyun. Happy Valentine!"
Hanbin terkekeh kecil sambil menyubit pipi chubby Dahyun. Dia lantas berbalik dan berjalan sambil melambaikan tangannya. Tanda jika dia akan pulang.
Tapi di sisi lain Dahyun terpaku di tempatnya. Sepertinya badai salju baru saja menerpanya. Dia bahkan tak dapat bicara seperti biasanya. Bibirnya kelu. Bahkan seluruh saraf di tubuhnya tak berfungsi lagi. Dia tak mengerti tapi perlakuan, ucapan, juga senyuman Hanbin penyebabnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
[Series] It's Just A Simple Love
FanficKisah enam orang pria dan wanita yang memiliki 'takdir' masing-masing. Entah itu persahabatan, rival, sibling, atau.... percintaan? Dikemas sebagai 'series' yang memiliki genre romance, friendship, atau comedy Dengan tokoh-tokoh para idola masa kini...