Prolog

56 4 2
                                    

Sekarang aku tanya,

Pernahkah kamu berharap pada seseorang?

Kamu berharap kebaikannya, kehadirannya,perhatiannya, kasih sayangnya.

Tapi,
Sering nggak kamu kamu kecewa, menangis karenanya, disakiti olehnya?

Lalu,
Pantaskah kamu masih berharap padanya?

Ataukah dalam kecewa, dalam tangis dan dalam sakit itu, memangnya ada kebahagiaan yang kamu dapatkan?

Apakah dalam kecewa, dalam tangis, dan dalam sakit itu, ada kebahagiaan yang kamu dapatkan?

Apakah dengan kecewamu, dia berubah menjadi lebih baik?

Apakah dalam tangismu, dia akan hadir?

Ataukah dengan perasaan sakitmu, dia menyayangimu?

Mungkin jawabannya, tidak.

Jadi,
Bukankah ini saatnya untung kamu pergi, berpaling, menjauh?

Setidaknya, pergilah dari rasa kecewa itu,

Berpalinglah untuk tetesan air mata itu,

Menjauhlah untuk mebahagiakan hatimu,

Saatnya kamu melangkah.

Mendaki di terjal kehidupan dan mengalir bagai sungai.

Jangan bertahan untuk harapan yang tak pernah ada.

Jangan menunggu hembus angin lalu.

Biarlah sakitnya terasa hari ini.

Esok, luka itu akan mengering.

Jika hari ini kamu sadar siapa dia.

Besok, tahun depan, sepuluh tahun lagi, atau bahkan seribu tahun lagi.

Dia akan menjadi orang yang sama.

Yang tak pernah mempedulikanmu,

Yang hanya memberimu sedikit rasa,

Dan sedikit senyuman.

Biarkan hari ini adalah akhir kecewamu,

Biarkanlah air mata itu menetes sederas-derasnya,

Dan biarlah rasa sakit itu menghujam dalam.

Tapi, itu yang terakhir untuknya.

Itu yang terakhir.

-Raina Safira

Raina SafiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang