3 : The Theories

2K 301 18
                                    

[ yang tadi kepotong, so republished]





"Puisi?" gumam Ahra saat membaca sebuah paragraf tertera di sapu tangan itu.

Tak perlu menunggu lama, Wonwoo sudah datang dengan semangkuk bubur di tangannya.

"Apa itu?" tanyanya saat melihat ada sesuatu di tangan Ahra.

"Bukan apa - apa, hanya cenderamata yang tadi kubeli," kilahnya lalu segera menyembunyikan sapu tangan itu di bawah bantal.

"Untuk sementara waktu ini kau jangan pergi kemana - mana dulu, kupikir kau sedang demam," titah Wonwoo.

Ada sedikit rasa bersalah dalam diri Ahra, "Maafkan aku, harusnya setelah melepas kesedihan di makam Sehun, kita bersenang - senang," ucapbya tertunduk.

Wonwoo hanya tersenyum pasrah, "Tak apa, kesehatan adalah yang terpenting. Aku keluar ya, kau habiskan lah buburmu!"

Ahra hanya mengangguk, membiarkan Wonwoo meninggalkan kamarnya.

• Perfect Stranger •

Atmosfer di dalam ruangan itu kini kembali menjadi dingin.

"Apa yang membawamu ke sini?" ucap wanita itu, kali ini ia melanjutkan dengan mencuci barang - barang bedahnya.

"Namaku,

Kenapa namaku bisa seperti sekarang? Darimana nama ini berasal?" pria itu bertanya dengan rasa yang benar - benar penasaran.

Seketika wanita itupun tergelak tawanya.

"Bukankah kau memilih nama itu karena itu adalah nama milik salah satu model majalah dewasa kesukaanmu?" Jawab wanita itu.

Yang di ajak bicara hanya membalas dengan tatapan tajam.

Wanita itupun terdiam, hanya melanjutkan aktivitas awalnya, mencuci.

"Aku sedang tidak bercanda, Rosie!"

"Ya, tentu saja aku tahu. Memangnya kapan kau bercanda?"

Hening, sepertinya pria itu mulai malas meladeni wanita itu dengan alur ngawurnya.

"Baiklah, Willis. Aku memberi nama itu padamu karena hanya itulah nama yang ada di otakku saat menemukanmu!" wanita itu menjelaskan panjang lebar.

"Lalu siapa nama asliku?"

Wanita itu memutar bola matanya jengah, "Apakah jika aku tahu nama aslimu aku akan memberimu nama yang lain?"

Pria itu hanya mengangkat bahunya acuh, "Baiklah, aku pergi dulu"

• Perfect Stranger •

Aku masih merasa linglung, aku ... kadang aku merasa kalau aku masih belum menemukan jati diriku sendiri.

Sesuatu terjadi sore ini, dan itu membuatku makin percaya pada pernyataan yang tadi.

Flashback

Aku hanya berdiri di depan danau ini, sementara manusia - manusia lainnya sibuk bermain dengan orang tua, saudara, teman, ataupun kekasih.

Yang kulakukan disini hanya diam, benar - benar diam, mengamati betapa tenangnya air danau bergerak juga nyamannya hembusan angin.

Tapi semuanya tidak berlangsung lama, ketika tiba - tiba ada seorang wanita paruh baya yang langsung menangis tersedu - sedu saat melihatku. Selain itu, dia juga terus memanggilku dengan nama 'Jonathan'. Siapa dia? Apakah dia mengenaliku sebelumnya?

Setelah itu datang beberapa pria berbadan besar yang kupikir adalah bodyguard dari wanita itu. Aku dipaksa ikut dengan mobil mereka ke suatu Mansion.

Setelahnya sama, banyak orang di sana. Begitu aku datang, mereka langsung memelukku erat hingga aku sesak nafas, bahkan ada yang menangis sangat terharu seperti orang yang menonton film perjuangan.

Mereka terus menceritakan hal yang katanya pernah aku lakukan, tapi aku benar - benar tidak ingat. Aku bahkan dipaksa tinggal di sana, untungnya petang tadi aku berhasil kabur.

• Perfect Stranger •

Mereka berlima sangat kebingungan, dengan box yang berukuran 15 cm × 15 cm itu, hanya diisi oleh sebuah botol dengan kecil seperti botol ramuan racun di film - film fantasi. Isi botol itu berwarna cairan merah, merah segar, rasanya seperti darah.

"Apa maksudnya ini?" Entah kenapa Kris merasa panik.

"Apa Sehun sebenarnya baru mati akhir - akhir ini karena dibunuh? Dan  paket ini adalah kiriman dari si pembunuh?" Chanyeol berusaha menebak - nebak.

"Tapi hei, untuk apa darah dalam botol sekecil ini?" tanya Kai.

"Oh teman - teman,



Aku punya firasat buruk tentang Ahra dan Wonwoo yang sedang ada di sana ...."

TBC

Perfect Stranger +osh [ Closer Sequel ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang