Hey Oh Sehun! ,
Di masa lalu, aku menyukaimu
Saat ini, aku masih menyukaimu
Nanti, apakah nanti akan tetap sama?- Surat hatiku yang ke 287 untukmu
××××××××××××××××××××××××××××××××
Ahra melirik ke arah jam dinding di ujung ruangan.
"Jam setengah tiga pagi," gumamnya pelan sambil menghela nafas.
Dia benar - benar tidak bisa mengistirahatkan pikirannya.
Kenapa dari sekian tahun yang telah berlalu. Disaat dia mulai berusaha rela untuk melepaskan, tapi sesuatu yang membua kembali memori - memori itu terkumpul tiba - tiba datang lagi.
"Jika nafasmu masih teratur, jika jarimu masih bergerak bebas, jika kau masih mengingat semua kenangan yang dulu ada. Aku mohon ...
Jangan permainkan aku dan datanglah padaku ..."
Sejurus setelah kalimat itu selesai, Ahra menutup wajahnya dengan bantal, membiarkan airmata terus bebas mengalir keluar dari pelupuk matanya.
• Perfect Stranger •
Kedua lelaki itupun memasuki sebuah ruangan yang sudah mulai berdebu.
Chanyeol, salah satu dari kedua pria itu. Mulai membuka tirai demi tirai di setiap jendela, sesekali ia meniup sarang laba - laba yang sudah mulai ada di sana.
"Menurutmu, mengapa harus dia yang pergi duluan?" ucap Kai, pria yang satunya lagi.
Chanyeol hanya tersenyum miris, "Ck, sudah jelas karena anak itu dulunya terus melawan kalau dinasehati"
Meskipun ia berbicara dengan nada sangat sarkastik begitu, sudah sangat jelas dalam sorot matanya begitu terpancar rasa kesedihan.
"Sialan," umpatnya kemudian.
Keadaan lengang sejenak sampai Kai melanjutkan, "Aku ingat, dulu aku pernah menghajarnya habis - habisan disini"
Kai mengatakannya sembari terus meratapi tempat di samping nakas penuh foto itu. Mengingatnya, mengingat semua adegan - adegan masa muda mereka yang pernah tercetak dulu.
'Sejauh apapun dirimu pergi, bayanganmu akan tetap ada di dalam hati adikku. Dasar sialan' Batin Kai, sambil mengganti serangkai bunga yang telah layu itu dengan yang masih segar di depan sebuah figura foto.
• Perfect Stranger •
"Pelan - pelan saja! kakiku pegal," Ahra setengah berlari dalam keadaan nafas terengah - engah mengejar Wonwoo yang terus berlari di depannya.
"Ah ayolah aku sudah tidak sabar," Lari Wonwoo malah semakin kencang.
Ahra benar - benar menyesali keputusannya kali ini, tenaganya benar - benar kosong karena dipakai menangis malam harinya. Mereka berencana untuk makan di luar kali ini.
"Ayo cepat cepat!" Wonwoo menarik tangan Ahra, agar kecepatan lari mereka lebih seimbang.
"Eugh kita belum makan, aku tidak punya banyak tenaga!" Ahra mulai berjalan kaki kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Stranger +osh [ Closer Sequel ]
FanficWho knows the secrets tomorrow will hold? ©nasipadang- 2017