Aku memesan bakso yang tadi sempatku tahan karna menguping pembicaraan cowo itu di TU. Sambil membayangkan cowo menyebalkan itu akan menjadi teman sekelasku untuk beberapa tahun kedepan. "Woi bengong aja" Tifanny mengagetkanku bersamaa dengan suara khas ceprengnya. "Biasa lagi falling in love" timpal Salma. Aku hanya melihat sinis mereka karna mengganggu makanku dan memikirkan si cowo menyebalkan itu eh apa apaan sih gue, gak! masa iya memikirkannya dih gak bantah batinku. "Kan mulai bengongnya"
Sudah waktunya pulang. Aku langsung saja mencari handphoneku untuk memesan gojek ke SMA Taruna Bakti, tetapi tiba tiba ponselku mati "yah yahh lowbat ahh" terpaksa aku menaiki kendaraan umum, bukannya malu atau apa tapi aku tipe orang yang ingin langsung sampai rumah, kalo naik angkot pasti belum ngetem dan se-istilah lainnya. Akupun langsung pergi ke gerbang, menunggu angkot tetapi tidak ada satupun yang lewat, lalu seseorang dengan motor ninja merahnya melewatiku "mau nunggu angkot sampe jam berapa?" Tanyanya. Aku hanya menghiraukannya dan langsung ku mainkan lagi ponselku. Dia langsung membuka kaca helmnya "mau pulang atau engga?" Cowo ini lagi. "Tumben lo ngomong" sindirku. "Udah cepet naik." Tukasnya. Karna tak ada pilihan akupun naik. Terpaksa daripada gak pulang batinku.
Sepanjang perjalanan kami hanya saling diam, sembari menikmati suasana pada sore hari, cukup menenangkan dan mendung sedikit seperti mau hujan dan tidak seperti biasanya macet, mungkin orang-orang sudah sampai rumah atau karna mau hujan jadi perjalanan cukup sepi sore ini. Akhirnya cowo menyebalkan itu membuka keheningan "tumbenan lo gak ngomong, biasa bawel" sindirnya. Belum sempat ku balas jawabannya tiba tiba hujan turun, aku dan si cowo menyebalkan itu berteduh di halte sembari menunggu hujan reda. Keheninganpun terjadi lagi.
Hujan. Ucapku sambil tersenyum. "Kenapa lo suka hujan?" ucapnya. Aku tidak menjawab tetapi memberi respon mengangguk kepadanya sambil terseyum dan menikmati bau hujan yang turun membasahi jalan. Refleks aku keluar dari halte "eh mau kemana? Ntar sakit!" Tukasnya lagi. Aku tidak menggubrisnya perkataannya. Yang sedang kufokuskan sekarang adalah hujan si pembawa damai hatiku. "Lalu dia membuka jaketnya dan lari kearahku "gila lo, nanti lo sakit gue yang kena!" Tukasnya lagi. "Gue suka hujan!!!!" Teriakku dipinggir jalan, beberapa orang memerhatikanku dengan pandangan aneh. "Eh eh udah diliatin, malu dong" tukasnya kesekian kalinya. "Lo tuh berisik bgt sih! Kalo lo malu yaudah tinggalin gue disini sendiri!" Cowo itu tanpa tak sadar telah menemani cewe ini sampai hujan ini berhenti. "Yahh jangan udahan dong" sedihku kepada langit. "Ayo balik, gue anterin."
Sesampainya dirumah aku mengucapkan makasih kepadanya "thanks, ternyata lo gak serese yang gue kira" sambil mengasih jaket abunya yang aku pakai selama di perjalanan "takut kedinginan" katanya. "Yoo sama sama, yaudah gue balik" lalu dia menaiki motor dan semakin berjauh dari penglihatanku. "Yaampun jam segini baru pulang darimana aja kamu?" Bundaku dengan penuh khawatir. "Maaf bun tadi hujan terus berhenti dulu, dianter temen." Ucapku sambil cengar cengir. "Kamu kelupaan sesuatu" "Hah apaan bun?" "Waalaikumsalam" "oh iyaa saking liat khawatirnya bunda jadi lupa, assalamu'alaikum bundakuuu" bersama senyum usilnya. Akupun langsung ke kamar untuk mandi, setelahnya mandi aku langsung mengetik di laptopku, oiya aku senang menulis cerita di laptop ini, itu sudah termasuk hobbyku selain membaca novel.
Aku senang sekaliiiii, hujan setelah sekian lama tidak datang ya walaupun aku tau ini sedang musim kemarau. dia datang membawa pendamaian sampai ternyata ada seseorang yang menemaniku bersamamu hujan. Aku kira dia
"Eh ini apaan kok jadi dia?" Ishhh aku langsung mendelete curhatanku tadi. Aku langsung keluar untuk makan malam, disana udah ada Bang Qory dan Bunda yang sedang menungguku keluar dari kamar.