BAB III - YES OR NO?

90 5 1
                                    

Please Vote and Leave Your Comment.

Lagi semangat banget untuk belajar nulis, tolong tinggalkan kritik yang membangun dan membatu saya mengembangkan kemampuan.

Thankyou :)

BAB III

YES OR NO?

"If I had to choose between breathing and loving you, I would choose breathing and use my last breath to say I LOVE YOU"

-Dara-

Semenjak kencan pertamaku dengan Rein beberapa bulan lalu, hubungan kami semakin dekat. Setiap hari, Rein bahkan menyempatkan diri ke rumah untuk mengantarku ke sekolah walaupun aku sudah melarangnya berkali-kali. Bayangkan saja, butuh waktu 30 menit untuk sampai ke sekolah dari rumahku, padahal jarak sekolah dan rumah Rein bisa ditempuh hanya dalam 15 menit. Itu berarti Rein harus berangkat lebih pagi hanya untuk menjemputku. Aku tidak mau merepotkan Rein.

He's not even my boyfriend!

"Gak papa kok Daraaa, gue pengen ada yang nemenin ngobrol pas gue nyetir". Alasan Rein tiap kali aku melarangnya. Bukannya aku tidak bisa membantah, tetapi jika Rein sudah berbicara sambil menatapku dengan pandangan "Rein" miliknya, aku sudah tak berdaya. Rasanya aku seperti satu-satunya cewek yang ia inginnkan di dunia ini bila ia sedang menatapku.

Rein, mana mungkin aku nolak mau-nya kamu kalo kamu ngomong sambil ngeliatin aku kayak gitu?

Ia juga sering ke kelasku sekedar untuk mengajakku mengobrol. Dan biasanya, saat ia berjalan menghampiriku, semua mata cewek-cewek sekelas akan melirikku dengan tatapan tajam.

Semua cewek se-SMA Bina Bangsa tidak akan ada yang mampu menolak pesona Rein, pantas saja aku membuat mereka semua iri dengan perhatian lebih yang diberikan Rein padaku. Terkadang, terselip perasaan bangga saat menyadari bahwa Rein, The Most Wanted Boy, mengistimewakanku.

Seakan belum cukup, saat jam makan siang Rein akan datang ke mejaku serta menemaniku (dan kedua sahabatku yang memanfaatkan pemandangan indah persis di depan mata mereka) makan sambil mengobrol. Sesekali, aku tertawa dengan candaan yang Rein buat. Jika belum mengenal Rein, orang pasti akan menganggapnya jaim dan sok-cool, tapi nyatanya Rein memiliki pribadi yang menyenangkan.

Dekat dengan Rein juga mampu meningkatkan nilai-nilaiku. Aku bukan murid paling pandai di sekolah, namun nilaiku juga tidak terlalu jelek. Buktinya, aku masih masuk dalam peringkat 10 besar di kelas. Tetapi dengan Rein yang menjadi guru privat ku, aku semakin semangat belajar dan meningkatkan nilai-nilaiku secara signifikan. Pelajaran Kimia yang selama ini membuatku terpaksa mengikuti remidial, akhirnya terasa tidak sulit dikerjakan berkat cara-cara mudah dan trik-trik jitu yang diajarkan oleh Rein.

Dengan semua perlakuan Rein padaku, gossip-gossip akhirnya mulai beredar luas di sekolah. Ada yang bilang alasan kedekatan kami karena perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua kami demi kepentingan kerja sama ke-dua perusahaan, padahal aku dan Rein masih belum berpacaran. Belum lagi banyak yang bilang kami hanya ingin menaikkan popularitas dengan membuat sensasi sebagai popular couple.

Kami berdua hanya menutup telinga mendengar gossip seperti ini. Jika ada yang bertanya-pun kami hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan mereka.

"Lo makin deket aja sama future husband gue!" Ira pura-pura marah untuk menggodaku.

"Iya nih, padahal selama ini yang ngejar dan mau nge-gebet Rein kan kita duluaaan, Dara diem-diem langsung main serobot aja! Lo udah kayak sopir bus tau gak? mainnya serobotan" Stella ikut-ikutan.

YOU ARE MINEWhere stories live. Discover now