Senin. Hari ini bertepatan dengan hari pertama pelaksanaan Ujian Tengah Semester. Setelah kemarin dibagikan kartu tanda peserta UTS. Feyra melaksanakan ujian di ruang 11 yang ada di lantai 4 bersama dengan Alana dan Danny, tidak dengan Genta. Setelah melihat kertas yang ada di pintu Kelas XI-IPS 3 dan XII-IPA 3.
Ohh, gue sebangku sama anak kelas 12 toh
Memang setiap UTS setiap kelas akan di isi oleh kelas X dengan kelas XI atau kelas XI dengan kelas XII atau sebaliknya, itu semua sudah kebijakan wakil bidang kesiswaan, begitu kata Danny.
Fey pun mencari bangku yang sudah di tempel dengan no peserta masing-masing dan mencocokkan dengan no kartu pesertanya. Dapat. Baris ke-3 dan kolom ke-2. Sedangkan Danny persis di depannya dan Alana di dekat pintu. Tapi Fey belum tau teman sebangkunya siapa karena tempat sebelahnya masih kosong.
Bodo amat lah, mending gue baca buku sambil nunggu bel
**
Konsentrasi terpecah saat merasakan ada orang yang duduk di sebelahnya. Tiba-tiba mata mereka bertemu, mereka sama-sama terkejut. Secara kebetulan atau memang sudah direncanakan oleh Tuhan, mereka sebangku. Tidak usah ditanyakan lagi bagaimana keadaan jantung Feyra. Feyra sudah sangat gugup karena sebangku dengan Faraz yang notabene-nya kakak kelas yang dia suka.
Tuhan, mimpi apa aku semalam pagi pagi bisa melihat ksatria-ku
"Eh? Fey?"
"I...iya kak" Fey tersenyum untuk menutupi kegugupannya.
Duh, napa gue jadi gagap gini sih, malu-maluin aja deh, semoga aja Faraz gak ilfeel liat gue
"Gak nyangka ya kita bisa sebangku"
"Duh, iya kak. Saya juga gak nyangka"
Obrolan mereka terputus karena bunyi bel pertanda masuk. Mereka segera menyiapkan perlengkapan ujian seperti papan jalar, penghapus, pensil, pulpen dan kartu peserta ujian serta menaruh tas di samping bangku-ini juga salah satu peraturan saat ujian. Sebelum pengawas ujian masuk, kartu peserta sudah harus ada di meja pengawas.
Saat Bu Monic memasuki kelas, seketika suasana kelas sangat hening. Tidak ada yang berani berbicara kecuali berbisik. Tidak ada yang berani menggerakkan kaki-menurut Bu Monic ini pertanda siswa itu gelisah dan akan berbuat curang seperti menyontek. Apabila ada yang ketahuan menyontek maka dia akan memberikan kultum untuk anak tersebut.
Saat Fey sedang mengisi lembar LJK. Faraz menyenggol lengannya.
"Apa sih?" Sahut Fey sewot tapi dengan volume kecil. Dia tidak ingin ketauan Bu Monic. Fey termasuk orang yang tidak suka diganggu di saat seperti ini, tidak terkecuali untuk Faraz
"Jangan sewot dong, minjem hapusan."
"Ambil aja di tempat pensil saya kak."
"Oke."
Fey pun kembali fokus mengisi identitas di kertas LJK-nya.
"Kak, mana hapusan saya?"
Faraz hanya tersenyum miring sambil mengembalikkan penghapus Fey.
Ada apa nih anak, mencurigakan banget
Fey menerima acuh tak acuh dan menghapus bagian yang salah di kertas LJK-nya.
Bel pertanda istirahat berbunyi dan semua siswa-siswi mengumpulkan hasil ujiannya masing-masing.
**
Fey memutuskan untuk membaca buku pelajaran selanjutnya daripada ke kantin. Saat melihat penghapusnya, ada banyak tulisan dengan nama 'Faraz' disana dan di tulisnya memakai PULPEN?? FARAZ MENG-KLAIM PENGHAPUS MILIKNYA?
Fey menoleh ke arah Faraz dan melihat laki-laki itu sedang santai dengan ponsel miliknya. Padahal muka Fey sudah memerah karena marah. Ini barang miliknya bukan milik Faraz. Walaupun Faraz, Fey akui memang tampan. Tapi dia tidak bisa seenak udelnya menamai penghapus miliknya menjadi nama Faraz. Terserah kalian mau bilang Fey pelit atau apa tapi memang Fey tidak suka.
Faraz hanya menoleh sekilas ke arah Fey karna mungkin merasa di perhatikan.
DIA CUMA NGELIRIK GUE? MAYGAD DIA PURA PURA APA EMANG GAK TAU SIH
Fey memilih keluar kelas daripada harus mencak-mencak di dalam kelas. Dan sekarang tujuannya toilet untuk membasuk muka.
Setelah meredakan emosinya. Fey kembali ke kelas bersamaan dengan bunyinya bel pertanda ujian mata pelajaran kedua akan di mulai.
Tbc