Chapter I : Pertemuan

300 37 4
                                    


Proudly Present

A Produce 101 Fiction.

"Fate and Fortune."

Im Youngmin x Takada Kenta

Rate T

© Lee Mico Malfoy

[!] BoysLove. Alur kecepetan. Typos. OOC. DLDR s . ayan . g :)

.

.

.

Siapa pun akan senang jika berlibur ke luar negeri, apalagi jika berlibur untuk bertemu dengan idolanya, betul bukan? Siapa yang tidak akan bahagia jika bisa berlibur sekaligus bertemu seseorang yang telah lama dipujanya? Benar-benar liburan yang menyenangkan! Setidaknya begitulah yang berada di otak seorang teruna bernama Takada Kenta. Setelah sekian lama menabung, akhirnya ia bisa berlibur ke Seoul untuk bertemu Teen Top, boygroup yang sudah ia idolakan sejak 5 tahun lalu.

.

.

.

"Oh aku benar-benar tidak sabar bertemu dengan Ricky esok hari." Perlu kalian tau, kata-kata tersebut sudah diulangnya puluhan kali sehingga membuat Yuta –sepupunya- mulai bosan.

"Kenta-kun, kau sudah mengatakan itu berkali-kali." Protes Yuta dengan nada sarkatis. Hell-ya, Kenta memang selalu bertindak berlebihan jika berhubungan dengan idolanya yang satu itu.

"Huh, aku saja tidak pernah bosan mendengarkanmu mengoceh tentang TVXQ padahal." Timpal Kenta sembari mengerucutkan bibirnya.

"Terserahmu. Cepatlah tidur, besok kau dapat penerbangan pagi ke Seoul kan? Kau harus menjaga diri baik-baik, karena kau orang yang ceroboh. Semoga liburanmu menyenangkan." Ucap Yuta dengan nada malas sambil berlalu.

"Huh! Bilang saja kau iri padaku Yuta-kun. Tentu saja akan menyenangkan! Lihat saja, aku akan pamer fotoku di konser nanti!" Teriak Kenta keras-keras, sengaja supaya sepupunya itu mendengar. Memangnya apa yang akan terjadi sih sampai Yuta menasehatinya begitu? Dia bukanlah lagi anak kecil, memang dasar Yuta yang terlalu berlebihan padanya.

.

.

.

Semua akan berjalan baik-baik saja dan menyenangkan. Begitulah sekiranya yang difikirkan Kenta, setidaknya sampai konser berakhir. Bahagia tapi naas. Ricky –sang idola- menotice-nya di konser tadi. Tapi sayang, karena terlalu excited, pemuda kelahiran tahun 95 itu melupakan sekelilingnya. Sampai ia tidak menyadari bahwa dompetnya raib.

"Sial. Bagaimana ini?" Ia merutuk dalam hati. Konser sudah berakhir satu jam yang lalu. Dan sudah satu jam juga Kenta kelimpungan mencari dompetnya yang menghilang ntah kemana.

"Hueeee bagaimana ini?" Ia mulai merengek. Oh come on, uang dan ATMnya semua berada dalam dompet tersebut. Kalau begini caranya, bagaimana ia bisa menginap? Sempat terfikir untuk meminta bantuan sepupu tersayangnya –tapi menyebalkan- Yuta, tapi ia baru menyadari bahwa ponselnya kehabisan baterai, begitu juga dengan Powerbank-nya. Ini namanya kejatuhan durian tapi di atas kepala. Kini ia hanya bisa merutuki dirinya sendiri yang tidak hati-hati dan mengabaikan petuah Yuta kemarin.

"Yuta-kun, tolong aku hweee." Ia menangis juga pada akhirnya. Lapar. Dingin. Bingung. Ia tidak tau harus berbuat apa. Yang ia punya sekarang hanyalah sebuah koper besar dan tas ransel berisi surat-surat penting. Tanpa uang dan makanan. Masa iya dia harus menjual pakaiannya? Kalaupun di jual, tidak akan cukup untuk biaya menginap, apalagi untuk pulang ke jepang. Benar-benar tertimpa durian di atas kepala.

Fate and FortuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang