prolog

342K 11.8K 611
                                    

"Ya ampun, Re kamu ngapain disitu?" tanya seorang wanita cantik yang berumur 40 tahunan melihat anaknya sedang duduk santai dilantai kamarnya dengan laptop diatas pahanya.

"Eh mamah, engga ko lagi ini hmm lagi apa ya?" Tanya balik wanita cantik yang kini tengah kebingungan mencari alasan pasalnya ia telah tertangkap basah oleh ibunya karena ia sedang menonton film, padahal mamahnya menyuruh ia untuk belajar.

"Lah mana nama tau, situ lagi ngapain" ucap ibunya itu mengomel menatap putri semata wayangnya. “kamu mama suru belajar ngapain kamu ngedeprok disitu?” ucap ibunya yang tak habis pikir dengan kelakuan putrinya.

“Iya ini lagi belajar lewat laptop” alesannya membuat ibunya menatap sipit menatap anak semata Wayangnya.

"Kamu kira mama gatau kamu lagi ngapain? Kaya anak kecil aja kamu nonton nontonan film” omel ibunya.

"Oke Rere rilex ga boleh marah marah" ucap Rere menarik nafasnya dalam dalam lalu ia keluarkan pelan pelan sembari menatap ibunya. “Mama lupa Rere punya KTP?” Tanya Rere yang masih berada di lantai kamar mandinya dengan senyuman manisnya.

“Loh bukannya KTP kamu cuma buat formalitas aja?” ledek ibunya kepada putrinya membuat putrinya jengah.

Rena Aprilia yang kerap disapa Rere adalah wanita yang sangat cantik dan populer disekolahnya, ia selalu menjadi bahan pembicaraan warga sekolah karena sifatnya yang nakal dan ia memiliki tingkah ajaib yang dapat membuat semua orang menggelengkan kepalanya saat menyaksikan tingkahnya. Selain ia terkenal nakal ia juga dijuluki wanita yang sangat jail dan bar bar, walaupun begitu Rere memiliki hati yang baik tetapi hanya untuk orang orang tertentu.

“Enak aja, cape cape hidup sampai tujuh belas pas buat KTP cuma jadi formalitas doang” cibur Rere menutup laptopnya dan bangkit dari duduknya untuk menyimpan kembali laptopnya

"Re mama mau nanya deh sama kamu” ucap mamanya sembari melipat kedua tangannya di dada.

“Nanya aja, gak akan di pungut biaya ko" ucap Rere yang duduk di pinggir kasusnya.

“Kamu suka bolos?” Tanya ibunya to the point. Rere terdiam sebentar wajahnya terlihat sedikit panik, bisa gawat jika ibunya tau ia sering kali bolos.

"Hah? Engga kok, haha.. mama kalo nanya suka aneh aneh kaya orang lagi ngidam hehe."  Rere tertawa kaku mendengar pertanyaan ibunya.

"Ga usah boong kamu, guru kamu sendiri yang telepon mama. Omg mama malu banget, nanti kalo ambil rapot suruh papa kamu aja." ucap Ria jengkel dengan tangan berkecak pinggang menatap anak semata wayangnya itu.

"Aduh mah Rere tuh ga bohong maksud Rere itu, engga kok, ga salah lagi hehe "jawab Rere cengengesan membuat sang ibunya melotot mendengar perkataan anaknya. Punya salah apa ia di masa lalu sehingga bisa mendapatkan anak seperti Rere yang selalu membuatnya sakit kepala.

“Anak siapa sih kamu? Keturunan mana kamu?” Tanya ibunya jengkel, memiliki anak perempuan seperti ia memiliki anak laki laki.

"Anak mama Ria sama papa Iwan lah, masa anak pa ujang penjual bakso komplek," kesel Rere membuat ibunya menggeleng tak percaya, bisa bisanya anak perempuannya menjawab semua pertanyaan yang ia lontarkan.

"Rere sayang," panggil Ria mendekati anaknya yang tengah duduk dipinggir kasurnya.

"Apa sayang?" Tanya Rere menoleh kepada mamanya yang duduk disampingnya tanpa ada rasa takut terhadap suara lembut penuh penekanan.

"Mamah dapet surat loh," ucap Ria dengan senyuman manisnya sembari menunjukan sebuah amplop persegi panjang serta cap yang berasal dari sekolahnya.

“apeni? Kenapa mama gue senyumnya semanis ini? Ada yang ga beres pasti nih" batin Rere

"Oh iya? Dari siapa? Wah, jangan jangan mama selingkuh dari papa?" Curiga Rere menatap mama kesayanganya itu dengan wajahnya yang kaku. Ia sudah mendapatkan firasat yang buruk mengenai ibunya yang terus menatap dirinya dengan senyuman manisnya.

"Mau liat?” Tanya ibunya sembari menyodorkan amplop yang langsung diterima oleh Rere.

"Mau dong," Rere mengambil surat itu dari tangan ibunya lalu ia membukanya dan Rere langsung diem karena isi suratnya mengejutkan sebenarnya tak begitu mengejutkan bagi Rere, ini sudah menjadi hal biasa yang terjadi padanya.

"Mama pusing sama kamu, gatau harus apa lagi" pasrah ibunya, ia sudah sering kali mendapatkan surat dari sekolah mulai dari skors hingga D.O dari sekolah karena kenakalan anaknya yang tak tahu menurun dari siapa.

"Maaf" sesal Rere, ibunya menatap anaknya yang menunjukan wajah penuh penyesalan sembari menghela nafasnya lelah.

“Rere minta maaf, p-papa t-tau?” cicit Rere yang di balas anggukan oleh ibunya seketika wajahnya menjadi pucat pasi. Seperti ini akhir hidup Rere, hidupnya akan berakhir di tangan ayahnya.

“Papa kamu udah masukin ke sekolahan yang bagus, mama harap kamu bisa menjaga sikap kamu, jangan nakal nakal” ucap ibunya

"Serius? Papa pasti marah lagi?” Tanya Rere kepada ibunya

“bukan marah lagi, papa kamu udah ngamuk di kantor, semua pegawainya jadi sasaran emosinya" jelas ibunya membuat Rere bergidik ngeri.

“RENA APRILIA TURUN KAMU DARI KAMAR!” Teriak ayahnya membuat tubuh Rere menegang, papanya sudah pulang.

“mah, papa udah dateng, Rere pasti mati hari ini” ucapnya dengan panik membuat ibunya tak tega melihat ketakutan putrinya. Walaupun putrinya selalu bertingkah, ia tak tega melihat Rere di marahin habis habisan oleh suaminya.

“GAMAU TURUN KAMU?” Teriaknya lagi membuat Rere semakin ketakutan.

“Udah kamu turun aja, minta maaf yang bener, satu lagi jangan di ulangi. Kamu udah berapa kali kena DO”

“Iya mah, Rere turun dulu" cicit Rere. Ia melangkahkan kakinya menuruni tangga, matanya menangkap wajah ayahnya yang tengah menatap dirinya dengan murka. Rere mendekati ayahnya dan segera bersimpuh didepan ayahnya.

“Rere minta maaf pah" ucap Rere dengan penyesalannya.

“Udah berapa kali kamu kena DO?” Tanya ayahnya tanpa ada ekspresi di wajahnya.

“T-ti-tiga kali s-sama sekarang" cicit Rere

“Berapa banyak uang yang udah papa keluarin buat pindahin kamu sekolah?” Tanya papanya yang tak habis pikir dengan putrinya.  “Selelah apa papa kerja buat masa depan kamu?” lanjut papanya membuat Rere tersentak, ia tersadar dengan sikapnya yang tak menunjukan rasa terimakasih kepada orang tuanya.

“Mau sampai kapan kamu kaya gini?” Tanyanya lagi, Rere tak menjawab pertanyaan dari ayahnya, lidahnya kelu untuk menjawab pertanyaan ayahnya.

“Mau sampai ngerusak masa depan kamu?”  Ayahnya menatap Rere dengan sengit sehingga membuat ibunya yang tengah menyaksikan suaminya murka menjadi tak tega.

“Dengan cara apa kamu ngerusak masa depan kamu? Di penjara?” Pertanyaan pertanyaan sulit terus di keluarkan oleh ayahnya membuat Rere tak dapat menahan air matanya yang sudah membendung.

“Masuk kamar, renungin sikap kamu, papa gamau sampai kejadian ini ke ulang untuk kesekian kalinya"

"Iya pa" ucap Rere bangkit dari bersimpuhnya.

"Selamat malam pah" cicit Rere melangkahkan kakinya. " Selamat malam mah" cicit Rere ketika melewati ibunya yang menatap dirinya iba.

Di dalam kamar Rere menghapus jejak air matanya, ia kembali menonton filmnya yang belum selesai untuk melupakan rasa bersalahnya kepada kedua orang tuanya.

Hingga ia tak sadar ia telah menghabiskan beberapa episode drama yang sedang ia tonton, kini jam menunjukan pukul 2 pagi membuat Rere melebarkan matanya, ia cepat cepat menutup laptop nya dan mematikan lampu kamarnya. Jika besok ia telah ia bisa di marahi habis habisan oleh ayahnya nanti.

***

Bad Girl Vs Ketua Kelas [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang