Akhirnya tiba dipenghujung cerita.. Happy reading guys.^^
___________________________________________________________________________
Rabu, minggu ketiga bulan Mei di SMA Sonyeon.
"Ja! Jam pelajaran akan berakhir dalam hitungan menit. Kalian bisa lihat ada tugas di halaman 237 kan?" tanya Park yang hanya bisa dibenarkan oleh para murid. "Itu tugas kalian hari ini. Kerjakan dengan baik, sonsaengnim mau melihat hasilnya besok," lanjutnya yang serta-merta menyulut desahan kecewa para murid. "Ini tugas kelompok. Satu kelompok terdiri dari 3-5 orang." Park Sonsaengnim berbicara sambil mengedarkan matanya ke seluruh penjuru kelas, mengamati bagaimana ekspresi para murid yang senang mendengar kata 'kelompok'. Mereka semua tampak sibuk melirik satu sama lain. "Sonsaengnim akan membagi membacakan kelompoknya sekali saja, jadi dengarkan baik-baik!" Pernyataan tegasnya mematahkan semangat para murid saat itu juga.
Tanpa memperdulikan ekspresi para murid saat mendengar pembagian kelompok yang telah disusunnya, Park Sonsaengnim menyelesaikan hingga kelompok terakhir dengan suara tegas. "Jin Sungho, Lee Haejoon, Voo Isaac."
Tepat setalah Park Sonsaengnim selesai, lonceng tanda pelajaran usai pun dibunyikan. Tanpa basa-basi dia melirik ke arah Sungho yang lekas berdiri mengomando seluruh murid memberi salam. Begitu sosok Park Sonsaengnim keluar, desahan para murid kembali memenuhi ruangan. Beberapa mulai bangkit dari kursi dan memulai obrolan kelompok. Termasuk salah satunya adalah Isaac yang lekas berlari dengan semangat menuju bangku Haejoon.
Sungho memasukkan semua buku pelajaran yang masih terbuka di atas mejanya ke dalam tas. Setelah menutupnya, Sungho menyampirkan asal tas ransel berwarna hitam itu ke bahu kanannya. Begitu dirinya berdiri dan siap beranjak meninggalkan kelas, Isaac sudah berdiri di depan meja dengan senyum mengembang, menahan langkahnya.
Sungho menghela napas sambil mengerjapkan matanya menahan nyeri yang sejak tadi membuat kepalanya terasa akan meledak. Dia memutar tubuhnya ke belakang, memandangi Haejoon yang juga sedang menatapnya dengan wajah datar. Tanpa bergeming dari Haejoon dia bertanya, "Kau tidak keberatan jika kita mulai 2 jam lagi?" Haejoon mengangguk tak acuh menyetujui usulannya. Sungho berpaling pada Isaac. "Jam 5 di cafe tempatmu bekerja," katanya sebelum berjalan melewati Isaac yang masih terdiam di tempatnya berdiri.
"Sampai nanti!" seru Isaac kaku, tak tahu harus menyampaikan kata apalagi.
Tanpa berkata-kata Sungho terus berjalan tanpa niat menoleh ke belakang. Dia hanya sanggup menanggapi Isaac dengan mengangkat sebelah tangannya malas sebelum menghilang dari pintu kelas yang terbuka. Yang paling diinginkan Sungho saat ini adalah tiba di asrama secepat mungkin dan tidur sejenak meredakan sakit kepalanya.
Dengan kening mengerising menahan sakit kepalanya, Sungho berjalan di antara murid-murid lainnya. Rasa tertusuk yang hebat membuat langkahnya terhenti tanpa aba-aba. Beberapa murid tepat di belakang Sungho berlalu melewatinya tak acuh. Sungho mengerjapkan mata sembari menggoyangkan kepalanya dalam sekali hentakan kasar, berharap hal itu bisa meringankan sakitnya. Setelah menarik napas panjang, pria itu menongakkan kepala kembali dan menapakkan kaki kanannya ke depan. Dia hendak melanjutkan perjalanan menuju asrama hingga beberapa sosok di depan gerbang membuatnya kembali menarik kaki kanannya ke belakang. Tiga orang berbadan kekar berdiri arongan tepat di seberang jalan. Sungho terfokus pada wajah salah seorang di antara mereka yang dia yakini pernah dia temui belakangan ini.
Kejadian perkelahian beberapa waktu lalu terlintas begitu saja, menyalakan alarm tanda bahaya yang membuat mata Sungho terbelalak. Lelaki kekar yang mencuri perhatiannya itu tak lain adalah preman yang dihajarnya senin lalu. Wajah Sungho menegang dan tubuhnya refleks berbalik memunggungi para preman yang tengah mengalihkan tinjauan mereka ke arah dalam sekolah. Sungho mendesis hendak memaki para preman yang membuatnya harus menunda keinginan beristirahat di asrama. Tanpa berniat melirik ke belakang, dengan langkah yang tenang Sungho memutuskan kembali berjalan masuk ke dalam gedung sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Behind You
FanfictionLee Haejoon: Murid jago musik di SMA khusus pria, Sonyeon. Lingkungan rumah yang kurang hangat menjadikannya sosok yang dingin yang haus popularitas. Meski demikian, dirinya tak ingin seorang pun tahu latar belakang dirinya yang notabene seorang ana...