1. Sang Siren

242 21 5
                                    

Laluna terus berenang ke dasar lautan dan membuka portal menuju tempat ia tinggal menyendiri selama ini,
Hingga hampir mencapai dasar laut sebelum sebuah pekikan menghentikannya, ia kemudian terdiam sejenak dan tak lama menghelan napas.

Kemudian berenang menuju asal suara itu.

"Tolong... tolong... tolong" pekikan itu semakin kencang terdengar.

Laluna berhenti ketika ia hampir mencapai permukaan mendongak melihat seseorang sepertinya orang itu terjatuh pikir laluna karna melihat orang itu terus berusaha berenang ke sebuah perahu listrik yang tidak jauh darinya.

" Hei, butuh bantuan?" tanya laluna ketika sampai dipermukaan membuat orang itu kaget akan kedatangannya yang tiba-tiba.

"Ka-kau ba-bagaimana bisa berada di tengah laut seperti ini?" ujar orang tersebut seakan tak percaya dengan kedatangan Laluna, ia lalu menatap sekeliling lautan dan kembali menatap Laluna yang tersenyum manis kepadanya.

"Sudahlah, ayo aku akan membantumu." ujar Laluna.

Laluna kemudian berenang semakin mendekat kepada orang itu tapi orang itu justru malah mencoba berenang menjauhinya " Hei, tak usah takut. Aku tak memiliki niat jahat terhadapmu kok. " ujar Laluna.

Orang itu tidak mendengarkan Laluna dan terus mencoba menjauh darinya, ketika orang itu berbalik ia sudah tidak mendapati Laluna membuat ia semakin yakin bahwa Laluna bukanlah manusia biasa.

Ia kemudian berbalik hendak berenang kembali keperahu listrik nya terlonjak kaget karna dibelakang nya sudah ada Laluna dengan senyuman nya.

"Ka-kau..." ujar orang tersebut dengan wajah tak percaya "Tenanglah, aku tak akan berbuat jahat aku hanya ingin menolongmu. " ujar Laluna kemudian menarik orang tersebut kearah perahu listrik dan menaruh tangan orang itu diperahu.

Ketika Laluna hendak berenang meninggalkannya sebuah tangan menahan pergelangan tangannya membuatnya menengok dan memberi tatapan bertanya, dan seakan orang itu tahu Laluna bertanya 'ada apa kau menahan tanganku' ia menjawab "Terima kasih atas bantuanmu" lalu melepaskan pergelangan tangan Laluna.

Laluna tersenyum dan berenang menjauhi manusia yang dia tolong itu.

Manusia itu terus memperhatikan ekor Laluna awalnya ia terkejut tapi kemudian ia menyeringai.

***

Laluna pergi ke gua laut tempat biasa ia menyendiri dan meratapi takdirnya sebagai seekor siren yang memiliki ekor beracun.

Entah untuk keberapa kalinya ia menghelan napas lelah, lelah akan takdir yang seperti selalu menyiksanya dan tidak menginginkan ia bahagia bahkan walau hanya memiliki seorang teman pun ia tidak di ijin kan bukan, bukan tak di ijin kan melainkan tak ada seekor mermaid atau siren yang mau mendekatinya karna takut dengan ekornya yang beracun itu.

Ia menatap kosong atap gua berfikir mungkinkah datang keajaiban yang dapat membuat ini semua berubah? andaikan ada pasti ia takkan semenyedihkan ini.

Ia tersenyum pahit akan semua kenyataan ini dan dengan pemikiran konyolnya itu.

Hari semakin larut, Laluna berenang menuju rumah nya.

***

Keesokan harinya Laluna terbangun dipagi hari meskipun tak ada cahaya yang dapat menembus dasar laut tempat ia tinggal tapi seakan tubuh nya telah mengenal kapan waktunya ia terlelap dan kapan waktunya ia terbangun.

Laluna kemudian memutuskan untuk berjalan jalan sebentar menghilangkan bosan yang melandanya dari ia terbangun hingga sekarang.

Ketika ia berenang dilautan menyusuri setiap tempat yang ia lewati, ia bertemu dengan seekor mermaid wanita.

Mermaid wanita itu mendekati Laluna, ia seakan teresona melihat ekor Laluna, dan hendak menyentuhnya sebelum si pemilik ekor berteriak melarangnya.

"Jangan...kumohon jangan pernah menyentuh ekorku. " Laluna dengan cepat menjauhi sang mermaid.

Seakan mengetahui kebinggungan sang mermaid wanita Laluna berujar "Kau tak perlu tau, yang perlu kau tau dan ingat hanya jangan pernah menyentuh ekorku. "

Sang mermaid wanita mendekat menatap Laluna dengan kening berkerut lalu menatap ekor laluna secara bergantian.

Sang mermaid wanita terus mendekat hingga tepat di depan Laluna, ia terlihat binggung sekaligus penasaran terhadap ucapan Laluna "Apa yang sebenarnya kau takutkan? Tak mungkin ekor seindah itu menyakitiku bukan?" ujar sang mermaid wanita

Ia mendekatkan tangannya ke ekor Laluna, lalu seperkian detik tangannya telah menyentuh ekor Laluna.

Laluna terbelalak melihat tangan itu telah sempurna menyentuh ekornya, tak lama mermaid wanita itu berteriak seperti menahan sakit di dalam tubuhnya.

Ia telah keracunan, mermaid wanita itu telah keracunan karna menyentuh ekor laluna. ia menatap Laluna dengan pandangan memohon, tapi Laluna hanya diam.

Bukan tak ingin menolong mermaid wanita itu tapi ia tak tau bagaimana cara mereka yang telah keracunan setelah menyentuh ekornya.

Ia hanya dapat berdo'a agar mermaid wanita itu selamat meski hal itu tak mungkin terjadi.

Tak lama kemudian teriakan kesakitan itu semakin kencang dan kemudian hilang seiring dengan tubuh sang mermaid yang mengering hanya menyisakan tulang dan kulit sang mermaid.

Laluna menatap nanar kejadian didepannya, ia tak menyangka niatnya yang hanya ingin berjalan jalan megakibatkan sebuah kematian.

Ia kemudian pergi menuju gua dia akan menyendiri untuk sejenak, sampai setidaknya ia dapat menenangkan diri.

***

Laluna menyendiri selama tiga hari di gua laut, ia tak butuh waktu lama karna ia juga sudah pernah mengalaminya dulu.

Laluna kembali ke rumahnya dan setelah sampai ia memilih untuk tidur, mengingat selama tiga hari ia di gua laut tanpa makan dan minum juga istirahat membuat badannya sangat lelah.

'Kuharap ini tak kan terjadi lagi' Laluna berdo'a dalam hati sebelum ia terlelap dalam tidur.

Laluna terbangun ketika matahari hampir tenggelam ia mengerjap sebentar kemudian bangkit dari tempat tidur.

Berenang kearah dapur dan mencari makanan yang dapat ia makan, setelah selesai ia memutuskan untuk duduk disebuah batu karang yang cukup tinggi memperhatikan setiap kehidupan disekitarnya tanpa bisa ia sentuh.

***

Laluna berenang kembali kerumah setelah hampir tiga jam duduk diatas batu karang

Ia kemudian melihat seekor mermaid membelakanginya berada didekat tempatnya saat ini, ia bersembunyi disebuah batu karang didekatnya ketika mermaid itu hendak berbalik kearahnya.

Ia tidak mau kejadian beberapa hari yang lalu terulang kembali, kejadian yang membuat ia terus dibayangi perasaan bersalah.

~*~*~*
Typo bertebaran mohon dimaafkan ya, maklum masih baru
Thanks🙏 🙏 🙏

Jakarta, 20-5-2017
Jakarta, 16-10-2018
Jakarta, 18-10-2019

The Posion Mermaid (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang