Raina, gadis asal Indonesia itu turun melewati satu-persatu anak tangga, hingga anak tangga terakhir dan kedua kakinya itu akhirnya berpijak di Negeri Gingseng, Korea Selatan. Ia memejamkan matanya, lalu menghirup dan menikmati udara segar pertamanya di sebuah negara, dimana ia akan bertemu dengan banyak pria tampan seperti yang selalu menjadi khayalannya. Gadis dengan rambut panjangnya yang ia biarkan tergerai itu membuka matanya dan melihat takjub keadaan disekitar bandara Incheon. Masih tidak percaya bahwa dirinya kini berada di negara yang selama ini ia mimpi-mimpikan.
Setelah ia mengantri di bagian imigrasi, dan petugas imigrasi itu memberi cap pada paspornya, Raina pun langsung bergegas menuju tempat pengambilan bm bagasi. Kini, koper berwarna pink yang cukup besar itu kini sudah berada ditangannya. Sambil membawa kopernya itu ia berjalan menuju sebuah kedai kecil yang masih berada di area bandara.
"Permisi, saya pesan satu mangkuk jjangmyeon?" Raina mengangkat tangan kanannya lalu memesan semangkuk jjangmyeon dalam bahasa yang sering ia dengar dalam drakor kesukaannya, yang pasti adalah beberapa drakor yang di bintangi oleh aktor berwajah sangat tampan.
"geurae, jamkkan gidaryeojuseyo"
Setelah beberapa menit menunggu pesanannya datang, kini ia mulai melahap mie khas korea itu.
Makan jjangmyeon langsung di korea, waw.. lebih enakkkkk! ,batin gadis itu sambil menikmati makanannya dengan senyum lebar dan sangat bersemangat. Mungkin, orang-orang yang berada di kedai itu berfikir bahwa ia sudah gila karena terus tersenyum sendiri.
Raina berjalan menuju kasir di kedai tersebut, memberikan selembar uang 15.000 won kepada wanita paruh baya penjaga kasir sembari berkata , "Ajumma, aku akan datang lagi kemari. Jjangmyeon dan kimchi yang aku pesan tadi rasanya sangat enak." Lalu ia mengacungkan kedua ibu jari tangannya sambil tersenyum.
"Baiklah, datanglah lagi kemari." bibi penjaga kasir itupun membalas senyuman Raina juga membalas lambaian tangan gadis itu yang baru saja meninggalkan kedai tersebut.
Kurang lebih satu jam ia berada di dalam bus, kini Raina sudah sampai Seoul. Ia pun langsung berjalan menuju sebuah taksi untuk mengantarkannya ke Penhouse Seoul station, tempat dimana ia akan tinggal selama berada di Korea.
"Bisa antar kan saya ke Penhouse Seoul station?" tanya Raina pada sopir taksi dengan bahasa koreanya yang sudah cukup fasih, sambil menunjukan secarik kertas bertulis alamat tempat tujuannya kepada sopir itu.
464, Cheongpa-ro, Jung-gu Seoul Special City, 04510
"Ah, baiklah," jawab sopir taksi itu sembari menyalakan mesin dan langsung melajukan taksinya menuju alamat yang di berikan Raina.
Selama perjalanan, yang Raina lakukan hanyalah memperhatikan jalanan di kota Seoul dengan begitu takjub. Banyak gedung-gedung tinggi, juga mewah di sepanjang jalan kota ini. Tapi, yang membuatnya terkesan karena Negeri Kimchi ini termasuk kota yang sangat amat memperhatikan lingkungan. Terlihat dari banyak masyarakat yang lebih memilih berjalan kaki ataupun menaiki kendaraan umum kebanding menggunakan kendaraan pribadi mereka.
YOU ARE READING
"Destiny"
RandomJika memang kita di takdirkan untuk bersama, maka jangan pernah takut jika kau akan kehilanganku. karena, pada akhirnya aku akan kembali kepadamu. Dan kita akan bersama selamanya, hingga maut benar-benar memisahkan kita- ©bananamilky_