Naomi 8

8.2K 669 14
                                    

Naomi keluar rumah dengan santai, ia lupa jika mobilnya dibawa oleh Ervin. Mau tidak mau ia menunggu Ervin datang menjemputnya. Tapi ternyata Ervin sudah lebih dulu berada diluar pagar rumah Naomi.

Naomi heran kenapa Ervin tidak masuk saja kerumahnya, bukankah ia sudah beberapa kali masuk kerumah Naomi.

Naomi berjalan menuju mobilnya dan mengetuk kaca mobil itu. Ervin dengan cepat membuka mobil itu.

"Kok nggak masuk kedalam? Kalau gue nggak keluar, gue nggak tau lo nunggu gue disini." Ucap Naomi sambil masuk kedalam mobil.

"Gue takut lo belom siap aja."

"Sejak kapan lo jadi baik gini?"

"Gue emang baik, lo aja yang nggak tau."

"Kalau baik nggak mungkin nangisin Friska apalagi bikin si Friska ngamuk-ngamuk di kantin."

Ervin tidak membalasnya, ia melajukan mobil Naomi menjauh menuju kampusnya.

Selama dipejalanan Naomi dan Ervin hanya diam. Naomi yang tidak banyak bicara sedangkan Ervin yang sudah sibuk dengan pikirannya semalam. Apakah benar pilihannya untuk mendekati Naomi?

Naomi dan Ervin sudah sampai dikampus. Ervin menyerahkan kunci mobil.

"Thankyou." Ucap Ervin.

"Hmm." Hanya gumaman yang Naomi berikan. Lalu Naomi pergi meninggalkan Ervin.

Naomi wanita keras itu sulit sekali dilunakan. Ucap Ervin dalam hati.

Naomi sudah berjalan menyusuri lorong kampus, ia mencari Laras. Selama ia berjalan jelas Naomi mendengar gosip-gosip tentangnya dan Ervin. Ia tau jika gosip akan menyebar dikampusnya. Apalagi perlakuan Ervin padanya kemarin dan ditambah pagi ini mereka berangkat bersama. Sudah jelas pasti gosip diantara mereka akan timbul.

"Naomi!" ucap Laras teriak sambil menghampiri Naomi dengan berlari kecil.

"Kenapa?"

"Lo udah sembuh kan? Gila kemarin gue panik banget lo sakit gitu."

"Baik kok. Kemarin lagi bulanan makanya begitu. Sekarang udah baikan."

"Terus? Si Ervin nggak ngapa-ngapain lo kan?"

"Nggak. Malah dia baik banget kemarin."

Laras bingung dengan sikap Naomi, tidak biasanya temannya ini memuji orang lain selain keluarganya. Bahkan Laras saja jarang ia puji. Laras mencium bau-bau asmara diantara mereka sepertinya.

"Lo digosipin sama anak-anak."

"Hmm, gue denger. Secara mereka kalau gosip nggak pernah dibelakang, tadi gue lewat aja mereka ngomong seakan teriak-teriak."

"Lo siap hadepin Friska?"

"Memang kenapa?"

"Doi pasti marah banget kalau tau lo pacaran sama Ervin sekarang."

"Laras sayangku, gue nggak pacaran sama Ervin. Statement darimana gue pacaran sama Ervin?"

"Tadi lo muji dia."

"Muji bukan berarti pacaran. Jangan ngawur."

Laras diam saja, ia akan melihat seberapa jauh perkembangan mereka. Apakah memang benar Naomi tidak akan jatuh pada Ervin atau malah sebaliknya Naomi akan tergila-gila pada Ervin. Laras sendiri belum tau jawabannya karna Naomi termasuk wanita yang sulit untuk jatuh cinta bahkan Naomi tidak pernah jatuh cinta.

Jika memang Naomi harus jatuh cinta menurut Laras bukan Ervin orangnya. Naomi berhak mendapatkan yang lebih baik dan mendapatkan yang tidak suka menyakiti wanita.

NaomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang