TRY

8 3 0
                                    

hari ini tepat seminggu saat percakapan keenam remaja itu di meja makan. hari ini mereka bersiap siap untuk kembali ke rumah merek masing-masing.

"ntar baliknya jam enam sore ya, " ucap gitar.

satu persatu mereka keluar dari apartemen itu dan berjalan menuju arah tujuan mereka masing masing.

***

GITAR.

gitar memasuki rumah yang sudah tidak asing lagi dimatanya. seorang wanita paruh baya datang dan menunduk hormat padanya.

"den gitar pulang?" ucap wanita paruh baya itu sedikit terkejut.

"iya bi, gitar pulang. rumah kok sepi, yang lain mana?" tanya gitar lembut pada wanita yang sudah dianggap gitar keluarganya sendiri.

"tuan lagi ada tugas di luar negeri, anaknya yang satu lagi emang jarang dirumah. dan nyonya lagi sakit" ucap wanita itu.

"bunda sakit? kenapa?" tanya gitar sedikit terkejut.

"nyonya mungkin kecapean den, nyonya sering pulang malam. abis kerja trus pagi nya langsung pergi lagi" ucap wanita itu.

"yaudah, bibi sediain kompresan sama obat ya, biar gitar yang rawat bunda" ucap gitar lalu langsung menuju akmar ibunya.

***

"bun, maafin gitar ya, gitar belum bisa balik. gitar belum siap. nanti kalau gitar udah diap nerima semuanya, gitar janji gitar bakalan langsung pulang" ucap gitar lalu mencium lembut kening ibunya.

dengan telaten selama satu harian itu gitar merawat ibunya.

***

VELO.

velo menatap ragu kearah rumah yang saat ini ada di hadapannya. rumah ini tampak sangat sepi. hingga velo terkejut saat melihat pintu rumah itu terbuka. velo langsung menghela nafas lega saat tau siapa yang baru saja keluar.

"non velo pulang?" ucap pembantu rumah tangga yang ada di rumah velo.

velo langsung memeluk orang yang sudah ia anggap seperti ibu kandungnya sendiri itu.

"velo kangen sama bibi, yang lain mana bi, kok sepi?" tanya velo.

"anu non, tuan dan nyonya lagi ke amerika ngurusin perlengkapan non vanil " ucap bibi itu ragu.

"oh, bibi tenang aja velo gak papa kok. kan masih ada bibi yangt bisa nemenin velo. sekarang gimana kalo kita jalan-jalan aja, velo kangen jalan-jalan sama bibi" ucap velo.

"ayo non. bibi juga udah kangen banget sama non velo" ucap bibi itu.

kedua orang itu pun langsung keluar dari rumah itu menikmati waktu mereka selama satu harian.

***

JEVAN.

dengan ragu jevan mengetuk pintu rumah yang ada dihadapannya saat ini.

"siapa sih" kesal suara perempuan yang berasal dari dalam rumah itu membuat jevan menelan ludah gugup.

pintu itu terbuka.

"ngapain loe kesini? loe bukan bagian dari keluarga ini lagi" bentak perempuan itu langsung saat melihat jevan.

"kak dengerin jevan dulu. jevan mau mencoba kembali seperti dulu lagi sama kakak. jevan mau kita kayak dulu lagi kak. jevan gak mau kita pisah kak" ucap jevan.

PLAKKK.

perempuan itu menampar jevan dengan sangat kuat.

"APA LOE PIKIR DENGAN LOE MAU MENCOBA BERDAMAI SEMUA BISA KEMBALI KAYAK DULU LAGI? HAH? APA BOKAP BISA KEMBALI HIDUP? LOE NYADAR GAK SIH LOE ITU PEMBUNUH! LOE UDAH NGEBUNUH BOKAP LOE SENDIRI" bentak gadi itu.

"KAK! SEMUANYA GAK SEPENUHNYA SALAH JEVAN. JANGAN BUAT JEVAN JADI KAYAK ORANG YANG PALING SALAH. JANGAN BILANG JEVAN PEMBUNUH KARNA JEVAN GAK SEKEJI ITU. KALAU KAKAK GAK MAU LIHAT JEVAN LAGI, OK JEVAN PERGI, TAPI JANGAN BILANG JEVAN PEMBUNUH KAK" bentak jevan yang sudah mulai terpancing emosinya.

"yaudah sekarang loe pergi" ucap perempuan itu lalu langsung menutup pintu rumah nya dengan keras.

jevan hanya bisa menghela nafas berat.

***

VANILLA.

vanilla memasuki kawasan pemakaman umum itu dengan sebuket bunga mawar putih yang ada di tangannya.

"eh, mbak vanilla dateng" ucap penjaga yang ada di situ.

"iya pak, kemarin kemarin vanilla sibuk jadi gak ada waktu buat kesini, vanilla masuk dulu ya pak," ucap vanilla pamit lalu langsung menuju makam dua orang yang sudah sangat ia rindukan.

vanilla duduk di tengah tengah antara kedua makam itu.

"ma, pa, maaf ya vanilla baru bisa mampir. vanilla kangen sama mama papa. maaf ya ma, pa, vanilla gak bisa jaga peninggalan kalian semuanya. karena om dan tante udah buta sama harta yang mereka punya. maaf ya ma, pa, kalau vanilla kabur. vanilla kangen sama mama papa. andai mama sama papa masih hidup pasti sekarang vanilla masih bisa ngerasain pelukan hangat kalian. vanilla kangen. pa, papa jaga mama ya disana" ucap vanilla yang tanpa sadar air mata sudah menggenangi pipinya.

"tau nggak pa, ma. vanilla sekarang punya banyak teman loe yang sayang vanilla, jadi sekarang vanilla gak bakalan kesepian lagi" ucap vanilla.

satu harian itu vanilla menceritakan semua yang beberapa hari terakhir ini yang terjadi padanya termasuk para sahabatnya.

***

NATHAN.

nathan memasuki rumah sakit itu dan langsung memasuki ruangan yang sudah ia hapal letaknya itu.

natha tersenyum kepada dokter yang baru saja keluar dari ruangan yang ia masuki.

"nathan, papi kamu belum menunjukkan perkembangan yang bagus, kamu yang sabar ya. beberapa hari lagi jika kondisi papi kamu memungkinkan papi kamu akan menjalani operasi " ucap dokter itu.

"iya dok, saya mengerti terima kasih ya dok" ucap nathan lalu dokter itu mengangguk dan meninggalkan ruangan itu.

nathan duduk di kursi yang ada di dekat ranjang papinya.

"hai pi, nathan datang, maaf ya pi nathan gak bisa datang setiap hari jenguk papi. sekarang nathan punya banyak kesibukan. nathan udah rajin sekolah kok. nathan gak buat onar lagi. papi tenang aja, nathan udah jadi siswa berprestasi kok. nanti kalau papi udah bangun, nathan mau nunjukin kalau sekarang nathan udah bisa diandalkan" ucap nathan.

nathan menggenggam tangan papinya dan mencium lembut punggung tangan papinya.

"nathan kangen banget sama papi. papi cepat sadar ya, biar kita bisa kayak dulu lagi" ucap nathan.

hari itu di gunakan nathan untuk menghabiskan waktunya bersama dengan ayah nya, walaupun hanya dia yang berbicara sendiri, setidaknya itu dapat mengurangi kerinduannya walau hanya seikit.

***

DANIA.

"dania pulang" ucap dania yang langsung disambut ayah nya yang langsung memeluk dania.

"akhirnya kamu pulang juga. ayah kangen kamu sayang" ucap ayah dania lalu mencium kening dania.

"dania juga kangen ayah. tapi dania cuman sebentar yah, nanti jam enam dania balik ke apartemen lagi" ucap dania.

"yaudah gapapa, yang penting kamu nsekarang ada dirumah. ayo masuk, kebetulan ayah lagi ada tamu. ayah kenalin" ucap ayah dania lalu menarik dania memasuki rumah mereka.

dania mengerutkan dahinya melihat cowok yang kini duduk membelakanginya.

"itu tamu ayah." ucap ayah dania.

cowok yang mendengar ada suara orang dibelakangnya itu pun langsung menoleh kebelakang.

dania terkejut saat melihat kehadiran cowok itu dirumahnya. dia takut semuanya terbongkar, sementara cowok yang menjadi tamu ayahnya itu hanya tersenyum miring melihat kearah dania yang kelihatan sangat terkejut.

"gue punya permainan yang menarik" batin cowok yang kini semakin tersenyum senang.

***

1000*

chi siamo (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang