DILEMA

12 2 0
                                    

pagi ini semua yang ada di ruang makan menyantap makanan mereka masing masing dalam diam. semalam setelah mereka pulang, mereka memasuki kamar mereka masing masing tanpa ada sapaan seperti biasanya. mereka hanya butuh waktu untuk berfikir apa yang udah mereka lewati walau cuman satu hari itu saja.

"njirr, kok jadi diam-diaman gini sih. sumpah gue gak betah" ucap jevan yang memecah keheningan.

"iya, gue juga bingung." ucap vanilla.

sesaat kemudian tawa mereka menggema di ruangan itu.

"kita emang gak tahan diam lama lama" ucap gitar disela-sela tawanya

***

saat sedang menikmati santapan makan siangnya di kantin, ponsel dania bergetar menandakan ada pesan masuk. namun dahi dania mengernyit bingung saat melihat yang meng-sms nya adalah dari no. yang tidak di kenal.

temui gue di taman belakang sekolah. sekarang

"kenapa dan?" tanya velo

"gak papa, gue pergi bentar ya. ntar kalian balik dulu aja" ucap dania lalu langsung meninggalkan para sahabatnya.

***

"fabian? ngapain loe ngajak gue ketemuan?" tanya dania bingung melihat orang yang tadi meng-smsnya.

"gue cuman mau buat perjanjian sama loe." ucap fabian tersenyum miring.

"perjanjian? maksudnya?" tanya dania semakin bingung.

"gue gak bakal bongkar rahasia loe, asalkan ada syaratnya" ucap fabian masih dengan senyum miringnya.

"oh, loe mau ngancem gue" ucap dania sedikit kesal.

"intinya kalau loe mau nurutin gue, rahasia loe gak bakalan terbongkar. dan kalau loe gak mau yaudah. besok seluruh CREART tau siapa loe sebenarnya." ucap fabian.

"ok, terserah loe. sekarang apa syaratnya. jangan macem-macem" kesal dania

"simple, loe cukup jadi pacar gue aja" ucap fabian.

"hah?" dania terkejut.

"gue kasih loe waktu berfikir sampai nanti malam. ntar loe sms jawabannya." fabian langsung meninggalkan dania yang berdiri mematung

***

"guys, jalan dulu yuk, sebelum pulang. kan udah lama kita gak jalan." ucap vanilla yang langsung diangguki velo.

"iya, kita makan diluar aja malam ini" ucap velo.

"yaudah sih. gapapa" ucap gitar.

mereka semua pun melangkah menuju kendaraan masing masing. jevan dengan vanilla, gitar dengan velo, dan nathan dengan dania.

***

"loe kenapa?" tanya nathan yang bingung melihat dania dari kaca motornya.

"gue gak kenapa-napa kok" ucap dania.

"kalau loe sakit, kita pulang aja. ntar gue kabari gitar" ucap nathan.

"gue gak kenapa-napa than" ucap dania.

"ok, terserah" ucap nathan mengalah.

***

setelah memesan makanan masing-masing, mereka sibuk dengan kegiatan mereka sendiri. berbeda dengan nathan yang sedari tadi memperhatikan dania terus.

"dan, loe kenapa sih. muka loe pucet banget" ucap nathan sedikit gusar.

semua sahabatnya menoleh kearah nathan dan dania.

"loe kenapa dan?" tanya gitar.

"gue gak papa. gue cuman kedinginan, ac nya dingin banget" ucap dania sedikit menggigil.

nathan menghela nafas berat, lalu melepas jaketnya, dan memakaikannya pada dania.

bersamaan dengan itu pesanan mereka datang.

"nih loe makan dulu" ucap nathan.

namun saat dania hendak mengangkat sendoknya, ntah kenapa tangan dania tidak sanggup membuat sendok itu terjatuh bersama dengan makanan diatas sendok itu.

"loe kenapa?" tanya nathan.

dania menunduk lemah, dia berusaha menahan air matanya.

"loe kenapa dan?" tanya gitar yang mulai panik.

"tangan gue gak bisa angkat sendok." isak dani.

"udah jangan nangis. sini gue suapin, biar cepet trus kita langsung pulang. biar loe istirahat dulu" ucap nathan lalu langsung menyuapi dania perlahan.

***

"kalian pulang duluan aja ya. than jaga dania. hati-hati bawa motornya." ucap gitar

dania sudah memeluk pinggang nathan dan bersandar di punggung lelaki itu.

dengan perlahan nathan melajukan motornya. tangan kirinya menggenggam tangan dania yang ada di pinggangnya.

'andai gue punya sahabat kaya doraemon, gue cuman pengen minta satu hal, gue pengen kita kembali lagi kayak dulu, gue kangen semua kebersamaan kita dan, gue kangen kita' batin nathan

***

setelah sampai di apartemen, nathan menggendong dania perlahan dan meletakkan gadis itu diatas kasurnya. dengan telaten nathan menyediakan air kompresan dan merawat dania yang sedang sakit itu. saat dania menggigil kedinginan nathan menggenggam tangan gadis itu dengan erat berusaha menghangatkan gadis itu.

"gue sayang loe dan" ucap nathan mengecup kening dania

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

chi siamo (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang