Aster

116 10 4
                                    

"Kita putus!"

Kuraih tangga disamping ku untuk menopang tubuh. Seketika jantung ku berdenyut ngilu, setiap degupan-nya seakan sangat menyiksa, aku seperti sudah kehilangan nyawa.

"Ke-kenapa?" suaraku terdengar parau.

"Gue suka sama orang lain," Nata mengatakannya lancar.

Rasanya ada sebuah benda yang sangat berat telah menghujam jantungku.

"Siapa?" Aku nyaris menangis.

"Jane."

Setiap katanya benar-benar mengiris. Aku tersenyum masam, mencoba menutupi sakit yang mendalam. Namun tidak untuk Nata, dia benar-benar senang telah menyakitiku, terlihat jelas dari senyum sinis yang terpatri di bibirnya

"Kamu pacaran sama Jane?"

"Ya, udah seminggu."

Aku memandang Nata tak percaya, "Tapi aku sayang sama kamu Nat, aku salah apa? "

Nata menyeringai, bahkan nyaris tertawa "Gue cuma bosen."

Nata berjalan melewatiku menaiki tangga. Hatiku hancur. Aku tak tau harus apa sekarang. Orang yang paling ku percaya, bahkan menghianatiku.

°
°
°
~~ Aster ~~ by: Resyfitri
°
°
°

"Sialnya gue punya pacar otang udang"

"Oh jadi nyesel nih?" Aku memicing kearah Nata yang masih sibuk tertawa.

Nata mengedik-kan bahu lalu menutup buku pelajarannya. Setelah dua jam lebih kita berkutat dengan angka akhirnya selesai juga.

" Perlu kamu tahu sebenarnya bukan salah ku kalau gak ngerti!" Aku coba membela diri.

Nata terkekeh, "Terus salah siapa? Angka? "

Aku mendelik, "Salah Bu intan tuh yang jarang masuk, sekalinya masuk cuma ngasih ujian sama tugas!"

"Untung kamu punya pacar otak encer!" ucap Nata membanggakan diri dan langsung ku balas dengan wajah pura-pura jijik.

"Mungkin lain kali aku harus memprovokasi yang lain agar mendemo Bu Intan!"

Nata mengusap puncak kepala ku, "Sssstt, jangan marah-marah di perpus, nanti kita diusir."

Aku mengernyit saat melihat Nata memasukan seluruh buku kedalam tas.

"Mau kemana? "

"Makan. Aku jadi laper habis dengerin pacar ngoceh."

"Gak ngajak aku nih?" Aku mengerucutkan bibir dan menatap Nata sebal.

"Gwen.."

Nata mendekat kearahku, tatapannya sangat intens. Jantungku rasanya ingin melompat keluar.

Apa Nata ingin menciumku?

Aku panik, mendadak ku lihat sekeliling dan saat ku alihkan lagi tatapan ku kearah Nata dia justru tersenyum lebar menahan tawa.

"Dasar otak udang." Bisiknya menahan tawa kemudian bangkit berdiri.

Aku melontarkan sumpah serapah dan makian untuk Nata dan hanya dibalasnya dengan tawa.

seseorang menepuk bahuku, "Gwen!" 

Aku terbangun.

"Apa?"

"Tadi dikantin gue ketemu Nata makan terus gandengan tangan sama Jane! Kalian putus?" Tika teman sebangku ku menatap penuh selidik.

Aku mematung. Bukankah baru pagi tadi aku dan Nata putus? sialan, secepat itu dia memperlihatkan dia sudah punya pacar baru.

AsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang