Seorang wanita sedang merenung di depan jendela kamarnya. Dia menatap keluar tanpa jelas kemana arah ia menatap.
Ceklek
Seseorang membuka pintu kamar tanpa mengeluarkan suaranya. Hanyalah terdengar suara seseorang yang berjalan mendekat.
"Nuuna," suara lirih memanggil dari arah belakang punggung wanita itu. Wanita itu tetap diam dan tidak berniat untuk meresponnya. Karena kali ini pikirannya pada dunia lain, melayang entah kemana.
Kali ini si lelaki dengan perlahan meletakkan tangannya pada bahu si wanita. "Nuuna, ayo makan." wanita tersadar dari lamunannya. Kemudian berbalik untuk melihat si pengajak itu.
"Jungkook-ah," suara lirih terdengar dari mulut wanita itu. Lalu beranjak dari tempatnya pergi menuju ruang makan bersama adiknya.
Di meja makan terlihat para anggota rumah sudah duduk untuk menikmati makanan yang dihidangkan. Sampai akhirnya Jungkook dan kakaknya sudah terlihat menuruni tangga. Seseorang segera mendekat menghampiri mereka. "Jiyeon-ah, ada apa denganmu? Dari semalam kau terlihat murung dan kau juga belum makan apapun. Apa kau sakit?" dengan suara khawatir, seluruh anggota keluarga pun menjadi diam untuk mendengar suara Jiyeon mengucapkan sepatah kata.
"Gweanchana eomma. Aku hanya terlalu lelah tadi malam." senyum yang ditunjukkan Jiyeon mampu membuat perasaan semua menjadi lega. Dan hanya satu orang ini sajalah yang hanya menunjukkan raut muka datar-Jeon Jungkook- karena dia tau apa yang di alami oleh kakaknya itu yang menjadikan dia seperti sekarang ini. Setelah semua yang di ceritakan oleh kakaknya tadi malam, Jungkook merasa sangatlah emosi. Dia sangatlah ingin membunuh orang yang telah membuat kakaknya menjadi seperti ini. Jungkook mengepalkan tangannya erat mengingat cerita dari kakaknya tadi malam.
"Eomma aku langsung berangkat ke kampus ya. Sekarang ada jadwal pagi." Jungkook segera mengambil kunci mobilnya dan berlalu.
"Jungkook-ah kau belum sarapan. Sarapanlah dahulu." teriak si eomma yang tidak mendapat sautan balik dari anaknya. "Aigoo dasar kebiasaan."
.....
Lain halnya dengan suasana keluarga Kim. Seorang lelaki yang berparas elok menggoda adiknya yang sedang sibuk memainkan ponselnya dan mengacuhkan televisi yang semula ditonton. Myungsoo segera mencuri ponsel yang sedang di mainkannya dan membuat si wanita -Kim Yein- merasa geram. "Oppa!! Kembalikan ponselku!"
Terjadilah aksi kejar mengejar antara mereka -Myungsoo dan Yein- .
"Ca... Coba kita tengok, chat dengan siapa sehingga adikku ini mengabaikan kepulanganku?" Myungsoo mengusapkan jarinya pada layar ponsel Yein sehingga ponsel itu menyala.
Dan saat Myungsoo akan melihatnya, serangan dari belakang-pun diluncurkan Yein. Yein merebut ponsel miliknya dari tangan Myungsoo. "Oppa! Jangan berani-berani menyentuh ponselku lagi. Understand?" Yein memasang wajah manyunnya.
Myungsoo paham bahwa adiknya memang benar kesal. Memang itulah yang diinginkannya. Merupakan kepuasan tersendiri untuk menggoda adiknya dan membuatnya kesal. "Eoh... Oke, oppa tidak akan menyentuhnya lagi." Senyumpun di lontarkan Myungsoo untuk mengembalikan senyum adiknya yang sesaat hilang.
Perlahan kedua ujung bibir Yein pun tertarik ke atas. Lalu di peluklah kakaknya yang sudah hampir satu minggu tidak pulang ke rumah karena pekerjaannya yang sok sibuk. "Aughh.. Oppa bogoshippo."
Myungsoo membalas pelukan Yein. "Aigoo. Uri-dongsaeng."
"Oppa, kau akan mengantarku ke sekolah kan hari ini?" Keduanya sudah berada di anak tangga, menuruninya untuk sarapan pagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/109718522-288-k288309.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
STIGMA
FanfictionStigma || Jeon Jungkook x Jung Yein || Romance, Revenge || PG-15