Bab 5 Beneran Berdegup-degup!

31.3K 2.4K 247
                                    

Amirra POV

Aku menatap langit-langit kamar yang bergambar bintang-bintang. Tak begitu kelihatan jelas karena sinar matahari siang masuk ke kamarku yang selalu rapi. Di siang yang terik sepulang sekolah di pukul 2, aku merebahkan tubuh lelahku di kasur sambil menikmati alunan lagu milik Adele "Make You Feel My Love". Sebuah lagu manca rekomendasi Arvan yang katanya aku banget. Hah? Jadi maksudnya aku disuruh merasakan cintanya gitu? Merasakan jatuh cinta saja aku tak pernah.
Tetapi, lagu itu cukup mellow diputar di siang yang terik seperti ini.

Inti lagu memang bagus sih. Seseorang yang selalu memberikan cinta pada orang lain walau cinta itu tak pernah ditanggapi dan dibalas. Apalagi lirik yang ini 'I'd go hungry, I'd go black and blue', 'I'd go crawling down the avenue', 'No, there's nothing that I would'n do', dan 'To make you feel my love'. Artinya, aku rela menahan lapar, aku rela kesakitan, aku rela merayap di jalan, semua rela kulakukan, agar kau merasakan cintaku. Mendadak aku merasa penasaran. Apa benar dia menyukaiku?

Ingatanku kembali ke percakapan kami tadi. Sebuah percakapan aneh tentang rahasia besarnya. Rahasia besar keluarga Arvan mungkin. Sesuatu yang sangat tak terduga selama ini.

"Aku punya saudara rahasia," kata Arvan lesu, tadi setelah bel pulang sekolah berdenting.

"Hah? Maksudnya papamu nikah lagi gitu?" ceplosku yang membuatnya cemberut.

"Dih, Ara. Mungkin maksudnya, Arvan bukan anak papa dan mamanya," timpal Iben yang membuat Arvan makin cemberut. Dia merangkul kami tetapi langsung kulepas. Gak suka disentuh cowok lain selain papa!

"Gini ya Sohibku yang agak oon, aku punya rahasia kelahiran yang baru kutahu sekarang. Hal itu pula yang bikin rumahku geger kemarin. Papa jujur semuanya dan mama marah tak karuan. Kalian tahu kan betapa seremnya mamaku," ucap Arvan setengah berbisik. Hatiku makin deg-degan. Apaan sih maksudnya?

"Aku punya kakak rahasia. Dia adalah anak papaku dengan pernikahan sebelumnya. Ternyata papaku bukan lajang ketika menikahi mama. Papa udah pernah nikah tetapi istrinya meninggal ketika melahirkan. Itulah yang membuat papa gak kunjung menikah lagi. Akhirnya, Om Erlan jodohin papa dengan mamaku. Lahirlah aku," jelas Arvan yang membuatku melongo. Ya, rahasia besar itu tentu saja bak letusan bom Hiroshima.

"Terus kakakmu itu selama ini dimana?" tanya Ibra pelan. Arvan menghela napasnya.

"Dirawat saudara papa di Magelang. Ya demi nama baik papa dia disembunyikan. Papa udah menyesal karena melakukan tindakan konyol itu. Sampai sekarang suasana rumahku tak baik. Mamaku marah karena merasa ditipu selama ini. Aku apalagi, jadi sasaran kemarahan mama. Sekarang mamaku pulang ke Malang nih, demi menenangkan diri," ujar Arvan lesu.

"Sabar ya Van. hal sebesar itu pasti mengejutkan semua pihak kan. Apalagi mamamu," hiburku sambil menepuk pundaknya.

"Makasih ya Ara. Kuharap kamu bisa bantu aku hibur mama. Kali aja kalau kita jalan bertiga, mamaku bisa agak terhibur."

Harapan Arvan tadi membuatku terhenyak seketika. Yakin akan mempertemukan aku dan Tante Aruni dalam satu bingkai? Bakalan jadi apaan ntar? Tahu kan kalau Tante Aruni itu kaku dan galak. Lantas aku juga kaku dan judes. Yakin kami bisa teman jalan yang baik? Bukannya malah bikin Arvan stres ya karena jadi kambing congek? Errr, that's not a good idea.

"Ngomong-ngomong kakakmu itu cewek atau cowok?" tanya Ibra yang mengandung sedikit modus. Dasar aneh!

"Modus amat sih kamu, Bra!" celetukku kesal. Ibra nyengir ala kuda poni.

"Cowok! Umurnya 24. Aku belum pernah ketemu langsung sih, tapi udah lihat di instagramnya. Dia masih tugas di luar Jawa sekarang. Lumayan cakeplah kayak papa. Ada lesung pipinya. Kapan-kapan aku kasih tahu wajahnya deh. Moga dia gak ambil kasih sayang papa dan mamaku," ucap Arvan sedikit sedih.

Suddenly in Love (SIL Reborn)/END/Dreame/InnovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang