First Meet

114 23 3
                                    

Azalea Anthea, siapa yang tidak mengenal gadis berambut cokelat itu, seantero SMA Garuda Sakti pun mengetahui kalau dia adalah gadis yang berbakat yang gila kesempurnaan.

"Leaaaaa!" panggil seseorang dari depan pintu kelas.

"Hmm" jawabnya

"Ihh jawab yang bener"

Lea memutar bola matanya, "iya... kenapa rena"

"Gue sama Ziko ngeliat nama lo lolos seleksi buat audisi minggu besok" Renata berapi api.

"Gue juga udah liat" ujarnya sambil berusaha tersenyum.

"Le gue sama Ziko bangga banget sama lo" Rena memeluk Lea dengan hangat.

"Gue juga bangga sama diri sendiri hehe" Lea membalas pelukannya.

"Dasar lo mah" mata rena berkaca kaca.

Mendapat kabar ini Lea bahagia bukan main. Bagaimana tidak? perjuangan mereka untuk membuat Lea untuk bangkit dari jurang kesedihan mulai menunjukan buahnya .Rena dan Ziko adalah sahabat Lea dari mereka berumur 6 tahun, mereka bertiga selalu berusaha untuk bersekolah di tempat yang sama. Rena dan Ziko mengetahui betul bagaimana perjuangan Lea untuk keluar dari sisi terpuruknya.

Suara hentakkan kaki mendekati mereka berdua.

"Elah pada peluk pelukkan, ikutan dong" suara tengil Ziko memecah keheningan ruangan.

"Yee untung di elo, upil" gerutu Rena.

"Dasar daki kera udah gue beliin batagor juga"

"Cuma batagor elah" cibir Rena

Lea hanya menggelengkan kepalanya seakan sudah paham kelakuan dua sahabatnya itu, tidak ada hari yang dihabiskan mereka berdua selain berkelahi dan berdebat. Meskipun begitu Lea menyayangi mereka berdua, penyemangatnya.

" Oiya le nih hadiah gue berhubung lo lolos seleksi, batagor enem ribu tuh klenger klenger dah lo makanin" Ziko memberikan bungkusan batagor ke Lea sebagai hadiahnya.

"Wuihh makasih babang iko"

"Buat gue mana ko? " Rena mengadahkan tangannya

"Barengan aja sama Lea hahaha"

"Medit lo! " gerutu Rena.

Sifat mereka berdua sangat berbanding terbalik, Renata yang mudah emosional sedangkan Ziko, dia sangat usil. Mungkin itu yang membuat mereka berdua tidak pernah kompak.

****
Sepulang sekolah ini Lea menolak untuk pulang bersama dengan Ziko dan Rena, Berhubung sore hari nanti dia ingin berlatih untuk persiapan audisi minggu depan. Kalau pulang bareng sama Ziko sama Rena pasti lupa waktu deh gue, pikir Lea. Jadi dia memilih untuk dijemput oleh pak Arsan, sopir pribadi kakeknya dulu yang sudah mengabdi bertahun tahun.

Berdiri hampir lima menit diatas trotoar membuat Lea sedikit jenuh, belum lagi waktu sudah menunjukan pukul  setengah empat sore.  Hingga dari jarak dua meter ada seseorang menaiki papan skate berteriak sedikit mengganggu.

"Woi jangan ditengah!" teriak cowok itu sambil mengibas tangannya memerintahkan Lea untuk minggir.

Lea mengerti akan isyarat tangan orang itu namun belum sempat Lea mundur selangkah..

Grubakk

Lea dan cowok beralis tebal itu sudah terduduk di atas trotoar, beberapa orang yang sedang berkendara memperlambat jalan kendaraannya hanya untuk melihat objek yang sedang bertabrakan tersebut.

"Kaki gue" ringis Lea sambil mengurut pelan pergelangan kaki kanannya.

"Makanya mbak udah dibilang awas, masih aja di tengah" Ujar cowok itu membela dirinya.

Lea berdiri dan memandangi orang yang berhadapan dengannya sekarang dengan penuh amarah, jelas jelas dia orang itu sendiri yang sengaja menabraknya.

"WOI!" teriak Lea mendorong bahu cowok tersebut. "Mata lo aja yang eror, malah nyalahin gue! "

"Apaan sih lagian kalo lo nunggu angkot bukan disini, noh ada halte" sengit cowok itu menunjuk halte disebrang jalan sana.

"Berani banget lo neriakin gue, mikir dong kaki gue sakit "Lea tidak mau kalah. Cowok itu hanya menggeleng kepala melihat tingkah Lea.

Cowok tadi beralih mengambil skateboard nya tadi yang tadi terpental. Saat dia berbungkuk mengambil papan skate itu tiba tiba sebuah tangan menarik kasar.

"Minta maaf gak lo" Lea menunjuk wajah tampan cowok itu.

Mata pemuda tadi beralih ke mata hitam Lea. Membuatnya terdiam sekejap. Namun langsung menepis pelan tangan Lea dari pandangan nya.

"Gak" jawabnya sambil mengangkat sebelah alisnya.

Tanpa pikir panjang Lea langsung menginjak kaki cowok itu dengan penuh kekesalan. Cowok itu mengaduh kesakitan, gimana gak sakit coba udah jatuh dari skateboard di tambah mendapat injakan kaki cewek judes lagi.

Lea merasa puas saat melihat orang itu meringis menahan sakit, hingga tak lama mobil sedan hitam berhenti di hadapannya, pasti Pak Arsan. Saat Lea hendak berjalan membuka pintu mobil,tiba tiba tubuh jangkung cowok tadi menghalagi jangkauannya, kayaknya ada yang gak terima.

"Minggir lo" Lea mengangkat dagunya.

Seperti terhipnotis oleh mata bulat indah itu cowok berambut acak acakan itu menepikan tubuhnya seolah memberikan jalan untuk Lea. Seperti pangeran yang mempersilakan permaisurinya menaiki kereta kuda.

Saat Lea sudah duduk manis di mobil, Pak Arsan mulai menjalankan roda empat itu. Mampus gak lo, pikir Lea sambil mengingat wajah orang tadi saat dia menginjak kakinya.

***

Hae jangan lupa vomment ya, terima kasih. Salam sotong 🐙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fix YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang