04

89 14 8
                                    

  Terkadang rasa sakit itu
dapat membuat kita bahagia.
Tetapi kenapa hanya aku yang
mendapatkan kesedihan?
Karina


Author's POV

Di rumah sakit ayah,bunda,kakak-kakak Karina,dan Mira sedang khawatir.Bunda yang menangis ketika mengetahui bahwa Karina tidak kembali ke rumah sakit lagi setelah kejadian tadi.

Kak Rio dan Romi baru saja kembali dari mencari Karina dan mereka tetap tidak menemukannya.Bunda berjalan mendekati Mira dan memeluknya.Saat bunda masih tetap memeluk Mira ada telepon yang masuk dari handphone Dimo.Dia mengangkatnya.

"Ya,ada apa Pak Karto?"

"Nona Karina sudah kembali tetapi dia tidak masuk.Dan sekarang cuacanya hujan,cepatlah kembali tuan.Saya takut Nona Karina tambah sakit"tutupnya memutuskan sambungan.

"Ada apa?"tanya bunda.

"Karina sudah di rumah tapi dia tidak masuk.Sekarang cuaca sedang hujan deras"jawab Dimo dan mengambil jaket kulitnya di kursi.

Karina's Pov

"Ayah,cepatlah pulang...kapan kalian akan datang? Aku sudah mulai tidak kuat lagi"kata batinku sambil menggigil dengan bibir yang sudah sangat pucat.

Kulihat samar-samar ada cahaya mobil datang mengarah ke arahku.Aku tersenyum,itu mereka datang lagi ketika aku sudah menutup mataku.

Seperti biasa aku orang yang kuat dengan mataku yang tertutup aku masih bisa merasa keadaanku sekarang.Ada seseorang yang mengangkatku.Aku tidak bisa melihat aku berharap yang mengangkatku adalah ayah-Dony Ataska.

Aku sudah tidak merasa lagi ada titikan hujan yang membasahi tubuhku.Kurasa aku sudah didalam rumah.Aku merasa ada rasa hangat di dahiku.Pada saat benda itu diletakan aku sedikit merasa lebih baik dari tadi.

Tiba-tiba saja aku bangkit berdiri seperti tidak terjadi sesutu padaku.Gejolak itu timbul dan mataku melotot seperti seorang psycopath.

Aku mencekik Kak Romi sangat kuat.Dan aku tidak tahu mengapa gejolak itu timbul sekarang.Mereka yang melihat mencoba untuk melepaskan keratan tanganku pada leher Kak Romi.

Karena kekuatanku lebih kuat dari biasanya,ayah menamparku sangat keras hingga aku tersungkur ke lantai kurasa lenganku berdarah.

Aku tersadar akan pukulan itu dan menjauh ketakutan dengan melihat tanganku.Kak Domi datang memelukku,aku membalasnya sangat erat.

"Kau akan baik-baik saja.Aku tahu kau tidak sengaja melakukannya"katanya menenangkanku sambil mengelus pelan rambutku.

Saat Aku dan Kak Dimo berdiri tanganku ditarik keras oleh Bunda.

"Karina kurasa kau bukan anakku!!! Kau bukan anakku yang dulu!!! Apa yang telah kau lakukan apa kau gila?!? Tidak ada dari keluarga ini yang berperilaku sepertimu!"bentak bunda sangat keras sampai menimbulkan urat dilehernya.

Aku seperti tersengat listrik dengan tegangan yang sangat besar.Aku menatap bunda kecewa.Tanganku ditarik oleh Kak Dimo.

"Bunda cukup membentaknya.Sudah cukup kita menyiksanya dari kecil apa kalian pernah berada di tempatnya sekarang? Kupikir tidak.Aku juga merasa bersalah menjadi kakak yang tidak berguna tetapi aku mengerti sekarang.Kitalah yang membuatnya seperti ini!!"Kak Dimo berteriak dengan diiringi suara derasnya hujan.

Mereka semua terdiam tetapi tidak ada sudut pandang dari mereka yang menyesal.Jadi,aku memilih untuk kembali ke kamarku.

Vomments and Votes 💜

KEKARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang