Perubahan bisa saja berlangsung cepat
tetapi
keadaan sangat lambat untuk melakukan
perubahanAuthor's POV
Karina masih berada di kamarnya.Dan ada suara ketukan dari pintunya.Dia masih tidak bergerak dan memandang lurus ke jendela yang masih tertutup.
Saat pintu dibuka Kak Dimo masuk.Dilihatnya Karina melamun.Dimo mendekatinya dan melemparkan sebuah barang dari kecil dari meja rias Karina.
"Aaawww..."ringis Karina terkena lemparan.
"Loe dari tadi cuma mandangi jendela loe yang ngga kebuka itu"kata Dimo menunjuk jendela.
"Iya,masalah?"balas Karina.
"Engga masalah sih tapi gue takut nantinya loe jadi orang gila gitu"kata Dimo menyinggung Karina.
"Apasih,keluar sana gue lagi malas ngomong"kata Karina mendorong sedikit tubuh Dimo.
"Gue minta maaf.Gue tahu loe marah banget tapi bisa ngga loe maafin abang loe yang ganteng ini?"tanya Dimo sambil mengulurkan sebelah tangannya.
Karina melihat Dimo,dia tetap diam.
"Loe maafin gue atau gue peluk"kata Dimo melentangkan kedua tangannya.
"Hmmm"jawab Karina membalas uluran tangan Dimo.
"Hmm?".
"Iya,gue maafin loe abang jelek"jawab Karina sambil menjulurkan lidahnya dan menarik selimutnya.
Dimo menarik selimut Karina.
"Loe ngga sekolah?"tanya Dimo.
"Males"jawabnya dan menarik kembali selimutnya.
"Kalok loe sekolah gue gendong loe ke kamar mandi.Biar gue yang mandiin sekalian"kata Dimo mengancam sedikit berbisik.
Dengan cekatan langsung Karina lempar selimutnya dan berlari ke kamar mandi.Dimo tertawa terpikal-pikal.Ternyata dari tingkah buruk Karina,dia tidak melihat sisi adiknya yang lucu juga.Dia menyesal tidak pernah bermain bersama adiknya itu.
Karina sudah siap dengan perlengkapan ke sekolah sedang Dimo sudah turun ke bawah saat Karina selesai mandi.
Otaknya membuat Karina berpikir jika dia melihat ayah dan bundanya kurasa gejolak itu timbul lagi.Dia takut akhirnya tetap berdiam di kamarnya.Takut rasanya jika dia mencelakai orang lain lagi.
Mira melewati kamar Karina dan membiarkannya karena dia tidak peduli lagi dengan keberadaannya.Dan pada saat Karina berniat untuk tidak sekolah hari ini,Dimo datang.
"Loe mau ngapain?"tanya Dimo yang melihat Karina hendak ingin meletakkan tasnya ke lemari lagi.
"Ngga ngapain-ngapain"jawabnya mengambil kembali tasnya.
"Oke.Ayo kita ke bawah dari tadi gue tungguin loe di ruang makan tapi belum turun juga"kata Dimo.
"Gue ngga perlu sarapan deh,gue sarapan di kantin sekolah aja"kata Karina.
"Udahlah,gue tahu loe masih mikirin kejadian kemarin.Lupain aja lagian loe ngelakuinnya ngga sengajakan?"tanya Dimo untuk menyakinkan dirinya bahwa adiknya tidak salah.
Karina mengangguk.
Di ruang makan Karina tidak mengambil tempat yang biasa ia duduki.Dia mengambil tempat duduk yang satu langkah tempat duduk dari Kak Rio Dan Kak Romi.Seperti apa yang ia pikirkan anak baru itu mengambil tempat duduk keramat Karina.
Semua orang yang makan sesekali melihat Karina dan Karina menyadarinya.Dia hendak berdiri tapi lengannya di tahan oleh Kak Rio.
"Jangan bersikap semena-mena lagi.Kita lagi makan setidaknya loe habisin makan loe.Setiap hari loe hanya makan dua atau tiga sendok.Dan pergi gitu aja.Kalok loe emang ngga ada niat makan gak usah datang kesini"kata Rio sedikit menekan setiap kata-katanya.
Karina meremas roknya sangat keras.Dia menahan emosinya yang mau meluap.
"Oke,kalok itu yang mau loe minta dari dulu, ya udah gue ngga akan makan disini lagi.Bangsat"kata Karina geram.
"Karina!!"bentak ayah.
"Apalagi? Loe mau ngoceh lagi kalok gue bukan anak loe? Bilang aja gue udah tahu kok.Ayo cepet bilang biar loe puas"kata Karina mengangkat jari telunjuknya mengarah ke ayah.
"Karina kamu sudah keterlaluan menggunakan kalimat seperti itu terhadap orang tua"kata ayah untuk mencoba lembut berbicara ke Karina.
"Jangan pernah loe berbicara ke gue dengan nada seperti itu lagi.Gue jijik"kata Karina.
"Oh gue mau nunjukin sesuatu adegan yang akan kalian sukai.Terumata loe"tunjuk Karina ke bundanya.
Karina menarik karpet khusus meja makan dengan kuat dan semua makanan terjatuh dan pecah.Karina tertawa sambil memegang perutnya karena saking lucunya.
"Ini menyenangkan sekali.Mau gue tunjukkan yang lebih menyenangkan?"tanya Karina semangat membara emosi.
"Karina cukup gue tahu loe kayak gini karena gue kan?"tanya Mira memegang pundak Karina.
"Tarik kembali tangan loe dari tubuh gue!!"kata Karina menatap tajam Karina.
"Gue pergi"kata Mira meninggalkan ruang makan.
"Mira tunggu"kata ayah mengejar Mira.
"Maafin Karina ya,Karina ngga ada maksud untuk ngusir kamu.Udah kamu duluan aja ke sekolahnya"kata ayah dan mengecup kening Mira.
Ketika ayah hendak menghampiri Karina,Karina sudah berjalan keluar.
Vomments and Votes 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
KEKAR
Teen Fiction"Bagaimana bisa bumi memiliki cahaya jika tidak ada matahatari yang menyinarinya begitu juga denganku.Bagaimana aku bisa hidup tanpa dirimu".