"Terlalu mengharap ataukah menerka keduanya sama saja,membuatku ragu. Aku yang masih menimbang yang lalu dan baru "
-Luna-●●
Pagi hari ini, pagi yang hujan. Matahari enggan menampakan dirinya kepadaku.Entah apa yang dipikirkan oleh awan mendung yang menutupi keindahan dan cerahnya matahari pagi.
Kali ini matahari enggan menyapa ku.Bukan kesegaran dan para embun yang datang akan tetapi dingin yang menyeruak kedalam tubuhku.
"apa?hujan lagi?"
Bahkan matahari pun enggan bertemu denganku.Bagaimana denganmu?kuharapan tidak,, kumohonn..
Kau yang seperti hujan.Datang dengan sendirinya dan hilang secara tiba tiba.
Kau yang kuinginkan menjadi matahari.Walaupun sejenak engkau hadir,tapi hadirmu sangat kunanti.
Aku berdoa dalam hujan agar engkau mengenaliku.Lebih dekat.Lebih dalam.
Agar kau mengetahui apa maksudku.. Bukan menyembunyikan semuanya, aku hanya bermaksud melindungimu..
Sosok yang kukenal selama ini. Sosok yang kukenal akan tetapi...
Hmm,iya. bahkan tak mengenalku walaupun sekedar tau bahwa namaku Luna(:
Tak punya keberanian atau memang tidak mempunyai niat untuk mengatakan nya.
'Bahwa aku memang mempunyai
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
--sebuah rasa untuknya-
●●●
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa
Teen Fiction"SebuahRasaUntukmu" Luna yang menghiraukan perasaannya, dan mencoba mengalihkan segala perhatian yang diberikan secara tidak langsung kepadanya itu. "Gue juga suka sama lo vin!"kata kata yang selalu diumpat luna itu hanya sekedar diucapkan lirih ta...