Aku masih merasa canggung bila berpapasan dengannya, apalagi sekarang aku malah sekelompok kimia dengan dia. Tapi aku sangat bersyukur, karena aku satu kelompok dengan Nisa.
Esoknya, aku berangkat ke sekolah. Pagi hari berjalan seperti biasanya. Jam pelajaran pun dimulai. Waktu berjalan begitu cepat, aku tidak merasakan perubahannya.
Aku pergi ke kantin setelah melaksanakan sholat dhuha.
"Woyy!" Ada seseorang yang berteriak padaku.
"Astagfirullah" akupun tersentak.
"Lu kaget yak? Sorry sorry!" Ternyata dia Fatur.
"Kamu yah, ga sopan tau teriak - teriak begitu. Nanti kalau ada orang yang jantungan kan kasihan. Lagian ga bagus juga, mending kamu salam aja"
"Ehhh. Salam mah gua ke ortu juga udeh tiap pagi."
"Bukan salim, Fatur.. tapi salam. Tau kan salam? Assalamualaikum gitu." Kataku kesal.
"Ohh iye iyee. Makasih yee udztazahkuu."
"Ihh kamu kenapa sih? Ada apa?" Tanyaku heran pada sikap Fatur yang tak seperti biasanya.
"Ga apa apa kok hehe." Aku kesal dan aku pun memutuskan untuk pergi.
"Ehh Rumi, tungguin!" Dia mengejarku dan memegang tanganku. Aku menghempaskan tangannya.
"Kamu kenapa sih, Tur? Aku ga suka kalau kamu kayak gini. Ga sopan!"
"Maaf, Rum. Aku.."
"FATUR!! Sini ikut gua" Radit menyeret Fatur dan membawanya entah kemana.
Aku menceritakan kejadian tadi pada Dina. Aku sangat kesal dengan sikap Fatur padaku.
"Wah ga bisa dibiarin tuh."
"Tapi ga apa apa deh, semoga dia ga begitu lagi."
"Iyaa, Rum. Semoga dia ga gitu lagi deh. Kamu nanti kalau kemana - mana jangan sendirian dong. Ajak aku atau Nisa and Ceera."
"Iyaa, Din. Makasih banget yaa. Aku sayang kamu hehe." Aku pun memeluk Dina.Aku tak habis pikir, Fatur tak biasanya begitu. Aku heran sekali. Di kelas, aku merasa diperhatikan oleh Fatur. Aku merasa takut, was was seperti itu. Fatur berjalan mendekatiku, aku berdoa agar Fatur tidak seperti tadi. 'Ya Allah tolong Rumi Ya Allah.'
Raditya tiba - tiba menyeret Fatur lagi.
"Woy lu lupa ye, kan lu janji sama gua mau ngejajanin." Radit menyeret Fatur ke kantin. Aku lega sekali.Aku berjalan dengan Dina, Nisa, dan Ceera. Kami membicarakan banyak hal sepanjang jalan. Tiba - tiba, datanglah seseorang mengendarai motornya dan berhenti tepat di depan kami.
"Hello ladies." Sapanya.
"Eh elu ngapa ada di mari hah?" Tanya Ceera.
"Santai mabro. Gua cuma mau ngajak my udztazah balik." Betul, dia Fatur. Aku menatapnya kesal.
"Daripada lu ngajak Rumi balik. Dia pasti kagak mau, mending ajak gua balik aja." Balas Nisa.
"Eitss, udah lu sama Beno aja sonoh."
"Lahh, ogah gua sama dia mah."
"Udah ah yuk kita lanjut jalan aja. Maaf Fatur aku ga bisa sama kamu. Kamu mending pulang aja. Makasih ya sebelumnya." Aku pun menarik tangan Dina.
"Yahh, gagal maning." Fatur menggerutu."Aku ga suka sikap Fatur kayak tadi!" Kataku.
"Iya yah, kenapa dia gitu ke kamu? Aneh banget." Kata Dina.
"Jangan - jangan dia suka sama kamu Rum!" Kata Ceera.
"Yaa jangan gitu juga kali kalau suka sama Rumi." Kata Nisa.
"Pokoknya kita bakal jagain kamu Rum dari Fatur!" Kata Ceera.
"Setuju!!"Semoga kalian sukaa ^-^
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way
Teen FictionSuatu perjalanan hidup seorang perempuan yang menemukan kebahagian dan kesengsaraan. Dan berakhir di jalanNya.