Donghae mengambil minuman segar didalam kulkas, telinganya samar-samar mendengar percakapan dua orang gadis yang bersumber dari ruang tamunya. Ya, Krystal sudah datang dan itu artinya Jessica akan segera pergi dari rumahnya. Donghae menghentikan aktifitasnya saat Jessica datang mendekatinya, gadis itu tersenyum. Satu hal yang baru Donghae sadari adalah gadis itu memiliki bibir tipis yang mempesona. "Aku tidak tau kenapa kau mau menolongku, tapi satu hal yang akan aku ingat saat mendengar namamu adalah kau pria yang baik. Terimakasih sudah menolongku" ujar Jessica tiba-tiba.
Donghae membalas senyuman Jessica, pria itu mengangguk kecil "Aku memang tidak punya alasan maupun tujuan untuk menolongmu tapi satu hal yang aku tau bahwa aku senang membantumu" jawab Donghae tulus.
Jessica terdiam sejenak, matanya memandang dalam kearah mata Donghae, membuat pria itu tiba-tiba gugup dan salah tingkah. "Aku akan pulang sekarang" ujar Jessica. Gadis itu melangkah hendak meninggalkan Donghae dan menyusul Krystal yang sudah lebih dulu masuk kedalam mobil.
"Jess, tunggu"
Jessica menghentikan langkahnya, tubuh kurusnya berbalik, kembali menghadap Donghae. Pria itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal "Mm, aku harap jika suatu saat nanti secara tidak sengaja kita bertemu lagi disuatu tempat, kita akan saling menyapa". Jessica yang mendengarnya tak kuasa menahan tawanya "Tidak ada kata tidak sengaja dalam hidupku tuan Lee, jika kita kembali bertemu maka tuhan memang sudah menakdirkan kita untuk kembali bertemu. Tentu saja kita akan saling menyapa" ujar Jessica.
Donghae tertegun, mencerna setiap kata yang dikatakan gadis dihadapannya. Takdir, benar sekali, jika tuhan sudah menakdirkan ia bertemu dengan Jessica maka apapun halangannya tidak akan berarti apa-apa. Donghae menghela nafas sebelum kembali membuka suara "Kau benar" gumamnya
"Apa ada lagi?" Tanya Jessica
Donghae menggeleng pelan "Mari ku antar sampai depan" Donghae menjulurkan tangannya, mempersilahkan Jessica untuk berjalan dihadapannya.
Jessica dan Donghae berjalan menuju pintu keluar, di pekarangan sudah ada Krystal yang baru saja menutup pintu mobil, tadinya Krystal berniat menyusul Jessica yang tidak kunjung muncul, gadis itu kemudian melipat kedua tangannya didepan dada setelah inderanya berhasil menemukan Jessica dan Donghae yang berjalan beriringan "Kenapa lama sekali?" ucapnya hampir berbarengan dengan helaan nafasnya. "Jadi kau tidak mau pulang atau bagaimana eon?" Tanya Krystal yang melihat kakaknya itu hanya mematung di pintu rumah Donghae, bukannya segera masuk kedalam mobil. Jessica terkekeh pelan, gadis itu kembali menatap Donghae lalu membungkuk singkat "Thanks for everything. I hope it won't be our last meet nor the real goodbye"
Donghae tersenyum tipis "i hope so" gumamnya
***
Jeno menatap aneh kearah Donghae. Semenjak Jessica pulang tadi, kakaknya itu tidak sedikitpun bersuara, padahal biasanya kakaknya itu paling hobi mengocel maupun mengomeli Jeno karena tidak berhenti bermain, tapi sekarang kakaknya itu malah seperti patung hidup. "Hmmm" Jeno berdeham mencoba menarik perhatian Donghae, namun pria itu tidak merespon sama sekali. "Bagus sekali, sepertinya hyung-ku sedang merasakan cinta pada pandangan pertama pada seorang gadis asing yang ikut menginap sehari di rumahnya" sindir Jeno. Donghae masih tidak bergeming, membuat Jeno sebal dengan kelakuannya "Hyung! Kau kenapa melamun terus? Kau sakit?" Jeno hendak menempelkan punggung tangannya ke dahi Donghae, namun pria itu tiba-tiba tersadar dan menahan pergerakan tangan Jeno dengan spontan.
"Apa yang kau lakukan?!" Donghae membulatkan bola matanya
"Woah, apa kau berpikir aku akan menamparmu? Aku hanya ingin mengecek suhu badanmu, takut-takut kau sakit" Jeno mendecih