SOLDIER OF FORTUNE Part 3

100 7 0
                                    

Aku terdiam cukup lama. Sebenarnya hanya sebentar,mungkin 2 sampai 3 detik,tapi seakan waktu berjalan sangat lama saat aku memandang sosok itu melintas. Seolah menyaksikan adegan film dengan slow motion (adegan yang diperlambat secara detail). Aku melihatnya hanya melayang melalui ambang pintu,dari arah kanan menuju ke sebelah kiri. Sosok itu seolah acuh tanpa menoleh ke arahku,entah apakah dia memang hanya ingin lewat atau berpura-pura tidak tahu. Dan setelah dia menghilang di balik pintu sehingga terhalang dinding,aku seolah tersadar dari adegan barusan.
Tiba-tiba muncul rasa penasaran di pikiranku,sehingga yang kulakukan malah segera berlari ke arah pintu keluar menuju ke sumur tempat sosok tadi berlalu. Aku hanya ingin memastikan sekali lagi,apakah sosok itu manusia atau bukan (walaupun sebenarnya sudah jelas). Tapi saat aku sampai diluar dan menoleh ke arah sosok tadi berlalu,dia menghilang... Atau lebih tepatnya aku tidak melihat sosok itu lagi. Dan saat itu juga,tiba-tiba bulu kudukku merinding. Saat itu juga aku langsung berbalik badan dan berjalan lambat-lambat meninggalkan tempat itu. Benar-benar berjalan lambat,sambil mengucap Istighfar berulang kali. Dan segera menuju kamarku. Sesampainya di depan kamarku,aku melihat seorang temanku yang disebelah kamar masih terjaga. Akupun meminta dia untuk menemaniku kembali ke kamar mandi tadi untuk mengambil air wudhu,dan segera melaksanakan Shalat sunnah dua raka'at.

*****

Suasana saat itu siang hari di dalam kamarku. Aku tidak ingat saat itu hari apa,entah hari minggu atau hari libur bersama dikarenakan tak ada kegiatan belajar di Asrama. Aku sedang membaca sebuah novel yang menceritakan tentang perjuangan para pejuang Ghaza untuk mempertahankan Tanah Airnya. Saat itu aku seorang diri di kamar. Aku membaca di atas kasurku yang berada di tingkat atas (ranjang kami masing-masing dua tingkat,karena ada 4 penghuni jadinya ada 2 buah ranjang di dalam kamar). Tiba-tiba tercium bau harum semerbak di seluruh kamar. Aku tidak ingat harumnya seperti apa,akan tetapi aku seperti tidak merasakan apa-apa saat itu. Aku tetap fokus membaca tanpa menghiraukan bau harum tersebut. Tidak lama kemudian seorang teman sekamarku yang bernama Azka memasuki ruangan,aku pun langsung menyapanya.

"Lo pake parfum apa si Bro? Baunya nyengat banget"

"Parfum apaan Bro? Gua gak make parfum geh"

"Ya tah? Lo nyium bau wangi gak?"

"Enggak,gua gak nyium apa-apa. Makanya elo tu kalo baca jangan terlalu di hayati banget,jadinya kebawa-bawa khan!!"

Aneh,kenapa Azka tidak mencium wangi apa-apa. Padahal saat dia masukpun wanginya masih tercium di seluruh penjuru kamar.

*****

"Halo nak,assalaamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam Warahmatullah pak,ada apa pak?"
"Bapak cuma mau nanya,kamu jadi pulang kampung minggu ini?"
"Insya Allah jadi pak. Emangnya ada apa pak?"
"Gak,cuma mau mastiin aja. Soalnya nanti mau ada Datuk dari Padang mau datang ke sini. Jadi nanti bisa sekalian tanya-tanya soal yang pengalaman Win yang kemaren itu"
"Oh,ya pak jadi. Ya udah kalo gitu tunggu Win pulang dulu ya pak!"
"Ya nak,yaudah kamu hati-hati dijalan. Assalaamu'alaikum"
....

Tidak lama lagi sekolah akan libur. Memang tidak lama,seingatku hanya 3 - 5 hari saja. Tapi cukuplah untuk sekedar beristirahat di rumah selama 3 hari. Sebenarnya aku lebih suka berada di asrama atau bertualang di Bandarlampung jika cuma libur sebentar. Tapi ada hal yang ingin aku konsultasikan kepada Datuk itu. Yang kata orang tuaku beliau mempunyai kelebihan untuk menyembuhkan orang sakit dan memang termasuk seorang yang berilmu di kampung orang tuaku di Bukittinggi sana. Aku pernah bercerita kepada orangtuaku tentang pengalaman-pengalamanku selama disini. Sehingga orangtuaku sudah terlebih dahulu menceritakannya kepada Datuk itu,yang menyarankan akan lebih baik kalau aku langsung bertatap muka dengan beliau.
Sebenarnya tujuan beliau datang ke kampung tempat orangtuaku di Martapura hanyalah untuk bersilaturahmi. Sekalian mau diadakan kumpul-kumpul keluarga besar di rumah paman,adik dari ayahku. Dan sambil berkumpul,agar beliau dapat memberikan nasihat serta tausiyahnya kepada kami sekeluarga besar.

Singkat kata,akupun tiba di rumah orang tuaku. Dan pada malam itu,karena kelelahan saat di perjalanan jadinya aku terlambat datang ke acara jamuan. Orang tua dan adik-adikku sudah lebih dulu berada di rumah pamanku yang hanya berjarak 50 meter dari rumah kami. Dan seluruh keluarga besar juga sudah berkumpul disana.
Akupun tiba di rumah pamanku,dan segera memasuki ruang tengah tempat datuk itu sedang duduk di atas permadani dikelilingi keluarga yang terdiri dari paman-paman,sepupu-sepupu dan keponakan. Semuanya adalah laki-laki karena para ibu dan anak-anak gadis sedang berada di dapur dan yang lainnya beres-beres peralatan makan. Dan ketika aku memasuki ruangan,bapakku pun langsung berujar kepada beliau,"nah ini dia yang kuceritakan waktu itu Nyiak". Inyiak adalah sapaan untuk seseorang yang di tuakan dalam bahasa minang. Beliau mengenakan kemeja batik,celana hitam panjang dan juga peci hitam saat itu. Sesudah bapakku berkata demikian,beliau pun memandangku sambil tersenyum dan dari pandangannya seperti menerawang sesuatu. Aku menyalami beliau seraya menyentuhkan tangannya ke kening,kemudian duduk bersila di hadapan beliau. Beliapun bertanya-tanya sekedar basa-basi tentang bagaimana sekolah dan lainnya,hingga perbincangan ringanpun terjadi di antara kami. Dan setelah suasana dirasa cukup sesuai,akupun bertanya kepada beliau tentang sosok yang pernah aku lihat dulu. Dan jawaban beliaupun membuat seisi ruangan langsung tertegun.

"Memang benar yang kamu lihat itu. Dan saat inipun dia mengikuti kamu sampai kesini"

Akupun bertanya kenapa bisa dia sampai kesini. Secara ringkas aku ceritakan keseluruhan penjelasan dari beliau :

Sosok itu memang merupakan pejuang di masa lalu. Dia saat itu memang sengaja ingin memperlihatkan eksistensinya kepadaku. Katanya sosok itu suka (dalam artian ingin berteman) kepadaku,karena katanya aku ini lain (begitu saat itu yang dikatakan Datuk,mungkin maksudnya aku ini berbeda). Aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan berbeda,apakah sifatku atau penampilanku. Kata datuk,sosok ini terkadang ingin membantu. Contohnya terkadang aku jadi bisa mengetahui niat buruk seseorang hanya dengan memandang orang tersebut. Misalkan ada orang yang berniat jahat padaku,sosok itu ingin memberitahu. Datuk bilang dia bisa menjadi sesuatu yang disebut "Khodam" bagiku. Dan itu termasuk karomah yang datang bagi orang-orang tertentu. Dan biasanya harus dicapai dengan ritual-ritual atau syarat-syarat tertentu. Akan tetapi tidak denganku,dia datang dengan sendirinya (maaf sekali lagi aku tidak bermaksud sombong,akupun tidak tahu apa yang membuat sosok itu mau menjagaku). Tapi sayangnya,kata datuk aku belum siap. Baik mental maupun usia,karena kelebihan itu bisa saja berdampak baik maupun buruk bagiku. Jadi untuk saat ini,atas saran dari keluarga terutama orangtuaku yang hadir akan lebih baik kalau aku diberi perisai saja untuk berjaga-jaga.
.....

Dan dimulailah ritual itu.

To be continued,jangan lupa jejak Comment and Votenya guys!!!
Terimakasih yang udah mau berpartisipasi. See u next part.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Real Horror StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang