Saat sedih itu datang

31 0 0
                                    

"Mas Andra, coba anda periksa kesehatan anda didokter".
Itu kata-kata terakhir yang aku dengar hari ini. Hari ini aku telah menyelesaikan interview disebuah perusahaan besar di kota ini. Tapi aku dinyatakan tidak lulus karna alasan kesehatan. Ini perusahaan ketiga, dan ini perusahaan yang bilang secara terus terang alasan menolakku.

"Mas Andra, setelah pemeriksaan menyeluruh, anda kami pastikan terkena tumor paru-paru".

Hari ini kata-kata itu yang terus terngiang ditelingaku. Aku hanya mengendarai motorku dengan pandangan kosong. "Tumor paru-paru? Cobaan apalagi ini Tuhan". Aku mengutuk tentang keadaanku sekarang.
Pikiranku kosong, dan tanpa terasa aku sudah sampai didepan rumah. Kubuka pintu rumah, dan seketika kulihat shilla yang sedang duduk sambil memainkan hpnya.

"Udah pulang bang?gimana testnya?lancar ga?"tanya nya dengan senyuman manis.
Tanpa menjawabnya kupeluk dia erat-erat. Dan tanpa kusadari, aku menangis dipelukannya. Aku membayangkan nasib kami yang tidak pernah berjalan sesuai dengan keinginan kami.

"Abang? Bang kenapa nangis?cerita sama shilla. Abang jangan buat shilla takut."
"Dek, abang takut." Jawabku sambil terisak.
"Kenapa?"tanya nya sambil mengusap kepalaku.
"Abang..abang..." tak sanggup rasanya memberitahukan dia tentang penyakitku.
"Abaaang, jangan buat adek takut. Abang kenapa?"

Kuberikan hasil pemeriksaan dokter tadi kepadanya. Dia membaca dan seketika dia diam.

"Abang becanda kan? Ini ga lucu sama sekali bang." Kata Shilla dengan suara gemetar.

"Abang ..abang sakit dek. Abang takut dek. Abang ta..kut." Ucapku sambil terisak.

Kurasakan pelukan yang sangat kuat. Shilla memelukku sambil menangis dalam diam. Dia memelukku. Memelukku seperti kami akan berpisah untuk waktu yang lama..

"Tuhan, kenapa ini harus terjadi dengan kami? Kenapa?"




Thankyou And GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang