1. Aku Tak Mengerti Kegilaanmu

766 56 5
                                    

Disclaimer: Naruto belongs only to Masashi Kishimoto

.
.
.
.
.

Setelah momen malam perayaan aniversary itu Kakashi langsung berangkat untuk urusan bisnis. Padahal Hinata sudah mencegahnya mengingat kondisi kesehatan Kakashi saat itu tidak terlalu baik. Tapi sifat workaholic Kakashi membuatnya tak menghiraukan larangan sang istri.

Seperti saat ini, Hinata khawatir, padahal Kakashi baru saja pulang dari perjalanan bisnisnya, bukannya istirahat pria itu malah masih berkutat dengan perkerjaannya.

Hinata berdiri di depan  pintu ruang kerja Kakashi, tangannya yang membawa nampan yang berisi segelas kopi.

TOK TOK

"Kakashi-san, aku membawakan kopi" Hinata meletakkan gelas kopi di meja Kakashi.

"Kakashi-san... ano... etto...tentang pembicaraan kita waktu itu_" Hinata menjeda kalimatnya, pipinya mulai merona merah.

Kakashi mengalihkan pandangannya dari dokumen-dokumen penting perusahaan ke arah sang istri, "pembicaraan yang mana?"

"Pembicaraan kita saat malam perayaan itu..." jawab Hinata malu-malu.

"Oh mengenai hal itu, kurasa ini memang waktu yang tepat untuk membicarakannya denganmu"

Kakashi bangkit dari kursi kerjanya menuju sofa hitam yang berada diruangan itu begitupun Hinata.

Suasana hening dan agak canggung, tidak biasanya Kakashi seperti ini dan lagi Kakashi menunjukkan ekpresi seperti ini di hadapan Hinata. Jika biasanya Kakashi selalu menampilkan senyuman dan tatapan sayang padanya kini berbeda. Tak ada senyum dan tatapan sayang, yang ada hanya tatapan tajam.

"Hinata selama ini ada hal yang ku sembunyikan perihal kondisiku yang sebenarnya. Mengenai permintaanku waktu itu, aku sudah menemui Kabuto dan ia berkata..."

Flashback On

Kakashi melakukan pemeriksaan rutin atau lebih tepatnya pengobatan. Kondisi Kakashi saat ini sudah sangat memprihatinkan menuntutnya harus rutin kerumah sakit karena ia kerap menolak di rawat inap.

Kabuto tak menyangka dengan pertanyaan Kakashi.

"Sepertinya ini tidak memungkinkan Kakashi. Kau benar bila teknologi kesehatan saat ini sudah sangat maju, tapi bukan berarti hal ini tidak beresiko untuk Hinata dan terutama untuk calon anak kalian. Dan kau pasti tahu dampak yang kau peroleh dari kecelakaan yang kau alami lima tahun lalu" jelas Kabuto sebagai seorang dokter pribadi Kakashi.

"Tapi tidak adakah cara lain untuk kami agar memperoleh keturunan?" Tanya Kakashi pada salah satu dokter terbaik di Jepang itu.

"Aku memang bukan seorang ahli dalam bidang ini. Tapi bukan berarti aku tidak paham mengenai hal seperti ini. Kakashi kau sangat tahu bagaimana kondisimu saat ini. Virus yang bersarang di tubuhmu berkembang pesat. Lagipula mengapa kau berfikir memiliki anak? Lebih baik pikirkan kondisi kesehatanmu. Bicarakan pada istrimu mengenai kondisimu yang sesungguhnya. Aku yakin dia pasti mengerti dan tak menuntut anak padamu" jelas Kabuto panjang lebar.

"Tidak ini bukan permintaannya tapi aku". Jawab Kakashi lirih.

"Kau? Tapi kenapa?" Tanya Kabuto.

"Usiaku sudah tidak muda lagi. Aku membutuhkan seorang anak, penerusku, pewaris Hidden Leaf Group. Perusahaan yang dirintis oleh kakek dan ayahku, perusahaan yang aku jaga dengan segenap kemampuanku".

Sebagai sahabat Kabuto mengerti kegelisahan yang dialami Kakashi. Ia sangat mengetahui perjuangan Kakashi menjaga serta membesarkan Hidden Leaf Group.

"Sebenarnya ada cara untuk mewujudkan keinginanmu itu, tapi ku rasa ini tidak mungkin karena ini adalah ide gila"

"Benarkah? Apapun itu katakan" Tuntut Kakashi.

"Donor sperma, di beberapa negara hal ini legal dengan beberapa aturan. Tapi ada banyak hal yang harus di lakukan, dan aturan yang harus kau patuhi. Salah satunya aturan yang mengatakan anak dari hasil donor sperma berhak mengetahui asal usulnya, menuntut biaya hidup dan hak-hak lainnya pada orang tua biologisnya. Tapi untuk kasusmu bukan hal itu yang aku khawatirkan melainkan saat mereka tahu kalau penerima donor adalah seorang istri dari pemilik Hidden Leaf Group maka bisa saja mereka memerasmu dengan alasan akan membocorkan ke publik kalau anak yang kau jadikan pewarismu itu bukanlah darah dagingmu.Tentu itu akan berakibat buruk pada perusahaanmu saat mengetahui pewaris dari Hidden Leaf Gruop bukan darah dagingmu" jelas Kabuto.

Flashack Off

Diam itulah yang Hinata lakukan setelah Kakashi menceritakan percakapannya dengan Kabuto. Hinata mencoba menepis dugaannya mengenai maksud pembicaraan antara Kabuto dengan sang suami.

"Hidden Leaf Group adalah perusahaan yang aku besarkan hingga sampai seperti ini. Usiaku tidak lagi muda Hinata, selain itu kesehatanku semakin menurun. Aku membutuhkan seorang anak yang kelak akan mewarisi Hidden Leaf Group. Kondisiku tidak memungkinkan untuk memiliki anak biologis tapi kau...." Kakashi menghentikan ucapannya menggenggam sepasang tangan mungil Hinata.

"Tapi kau bisa" Lanjut Kakashi

"Apa maksudmu Kakashi-san jika kau tidak bisa bagaimana aku bisa? Bukankah untuk memiliki anak dibutuhkan kerjasama yang baik antara suami dan istri? Lagi pula kita bisa mengadopsi seorang anak bukan? Saat ini banyak pasangan yang melakukan hal itu" usul Hinata.

"Tidak, bukan anak seperti itu Hinata. Kita suami istrikan? Maka anakmu adalah anakku begitupun sebaliknya, anakmu juga anakku"
Kakashi makin mengeratkan genggamannya pada tangan Hinata, "kau bisa memiliki seorang anak melalui benih lain".

Hinata amat terkejut dengan penuturan Kakashi ia sungguh tak menyangka sang suami bisa mengusulkan hal gila yang coba ia tepis sedari tadi.

Hinata melepas genggaman Kakashi pada tangannya, "Tidak! Bagaimana bisa aku mengandung benih orang lain? Itu sama saja aku mengkhianatimu, Kakashi-san" Hinata tak dapat membendung kemarahannya.

Hinata sosok penyabar dan lemah lembut. Sangat jarang bahkan hampir tidak pernah orang-orang di sekitarnya mendapati dirinya dalam kemarahan. Hinata bangkit dari sofa. Dirinya tak dapat lagi mentolerir pecakapan yang tidak masuk akal ini. Tapi Kakashi menahannya. Sungguh reaksi Hinata ini sangat sesuai dengan perkiraan pria bersurai perak itu.

"Hinata aku mohon untuk pertama dan terakhir kali aku meminta padamu. Karena aku tak memiliki banyak waktu lagi" tatapan serius Kakashi berubah menyendu, suara tegasnya berganti memelas.

.
.
.

Segini dulu ya...😚 chapter selanjutnya masih dalam proses. UntuK part Naruhinanya belum bisa tampil di chapter ini gomen 🙏😥

Terakhir makasih ya udh mau baca fic aku XOXOXO 🙆😚🙆😚

Un(Faithfull)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang