Naruto menyesal meninggalkan ponselnya di rumah. Ia yakin saat ini Hinata pasti sangat khawatir menunggunya di rumah. Rencananya ia keluar hanya membeli susu hamil di mini market sekitar apartement. Tapi naas stock susu yang biasa Hinata minum ditoko itu habis. Terpaksa Naruto mencari tempat lain.
Naruto beruntung menemukan toko yang menjual susu hamil yang ia cari, meskipun keberadaannya jauh dari apartement. Maklum saja susu yang biasa Hinata minum terbilang langka dan sulit di cari yakni susu hamil rasa orange. Sebab Hinata sering mual bila mencium aroma susu. Walau demikian Hinata harus tetap mengkonsumsi susu hamil apalagi saat ini ia sedang mengandung bayi kembar tentu nutrisi yang dibutuhkan dua kali lebih banyak dari ibu hamil pada umumnya.
Naruto mengambil beberapa lembar uang dan menyerahkannya ke kasir sambil melihat jam dinding yang berada tepat di belakang petugas kasir. Sudah hampir dua jam ia meninggalkan wanita yang sedang mengandung buah batinya itu. Padahal ia hanya izin membeli susunya di toko sekitar apartement.
"Naruto? Sedang apa kau disini" sapa seorang dokter dengan surai abu-abu yang dikucir.
Entah sial atau bukan. Tapi Naruto tidak ingin bertemu Kabuto, tepatnya bertemu dengan orang-orang dekat Kakashi.
"Etto.. sebenarnya aku di sini..."
Mata Kabuto tanpa sengaja melihat kantung belanja yang di bawa Naruto "Itu susu hamil? Untuk siapa?"
Naruto tidak menyangka Kabuto bisa melihat jeli isi kanting belanjaanya. Secara reflek Naruto menutup rapat kantung belanjaannya "Eh.. ini untuk_" Naruto merutuki otaknya yang tidak terpikirkan alasan untuk menghindari pertanyaan kakashi. Sebab dirinya belum siap memberitahukan kehamilan Hinata pada siapapun. Ia belum siap kalau suatu hari Kakashi akan meminta Hinata kembali setelah keinginannya untuk memiliki anak terpenuhi.
“Hinata? Apa ini untuk Hinata?” tebak Kabuto.
Naruto pasrah, tak ada gunanya lagi merahasiakan kehamilan Hinata. Memang cepat atau lambat kehamilan Hinata pasti ketahuan. Tapi tidak sekarang juga kan?
“Benar sensei saat ini Hinata tengah mengandung, usia kandungannya sudah 12 minggu" ujar Naruto dengan nada berat.
"Hinata hamil?! Ja-jadi kau dan Hinata sudah melakukan 'itu'? Kau menyetujui permintaan Kakashi untuk menghamili Hinata?" Ujar Kabuto. Dirinya sama sekali tak menyangka ide gila yang ia cetuskan malah jadi kenyataan.
Naruto mengganguk atas jawaban dari pertanyaan Kabuto. Tapi kemudian ia menyadari sesuatu. Bagaimana Kabuto tahu bahwa ialah orang yang menghamili Hinata? Sebab ia mengira rahasia ini hanya diketahui ia, Hinata dan Kakashi saja.
"Kabuto-sehari bagaimana kau mengetahui hal ini? Apa Kakashi-sensei cerita semuanya?" Selidik Naruto.
"Sebelumnya aku minta maaf Naruto, sebenarnya aku tidak sengaja mencetuskan ide tentang donor sperma kepada Kakashi. Aku sendiri juga sangat terkejut saat Kakashi menanggapi serius ide itu. Ia bahkan telah memilihmu sebagai pendonornya" Kabuto merasa bersalah karena secara tidak langsung dirinya turut andil dalam situasi rumit antara Naruto, Hinata dan Kakashi.
"Tapi kenapa Kakashi-sensei melakukan hal ini?" Naruto masih tak habis pikir mengapa Kakashi lebih memilih donor sperma bukankah masih ada jalan lain. Bayi tabung misalnya?
"Jika mempertimbangkan kondisi Kakashi, jujur ku katakan inilah jalan yang terbaik. Bayi tabung bisa saja dilakukan tapi pengobatan yang ia jalani mepengaruhi kondisi kesuburannya. Selain itu tahapan panjang yang harus di lewati rentan akan bocornya informasi kalau Kakashi memperoleh keturunan bukan dari benihnya. Kau pasti tahu seorang pengusaha sekelas Kakashi tentu banyak yang memata-matai mencari kekurangannya agar bisa menjatuhkannya”.
KAMU SEDANG MEMBACA
Un(Faithfull)
FanfictionKehidupan penikahan yang Hinata jalani bersama sang suami Hatake Kakashi sangat indah, meskipun usia mereka terpaut sangat jauh. Layaknya mawar, meskipun indah tetap berduri. Meskipun bahtera pernikahan Hinata dan Kakashi berjalan baik tetap saja a...