BAB 3
Eryl dan sepupunya menatap malas buku-buku yang bertumpukan di depannya. Cikgu besar itu memberikan hukuman agar mereka membersihkan dan menata rapi buku-buku di perpustakaan. Bukan itu saja masalahnya, tapi mereka juga disuruh untuk merekap data peminjaman. Pekerjaan yang dilihat mudah namun sangat melelahkan.
"Nyerah gue, lo aja deh yang rapiin,"kata Glori yang sudah merebahkan diri di lantai perpustakaan. Memang perpustakaan di sekolah mereka agak berbeda dengan sekolah lain. Perpustakaan disini lantainya dilapisi oleh karpet dengan meja-meja rendah di beberapa sudutnya. Maksudnya dengan seperti ini diharapkan mereka dapat membaca dengan santai dan rileks. Namun kenyamanan di perpustakaan ini seringkali disalahgunakan. Ada saja murid yang beralasan membaca namun nyatanya malah tiduran di perpus. Apalagi dengan adanya jaringan wi-fi yang lancar, menjadikan perpustakan tempat favorite para siswa.
"Enak kali tidur, biar mereka aja yang ngerjain,"ucap Erel ketika melihat para cowok yang dihukum bersama mereka sedang telaten mengerjakan tugas hukumannya.
Algis menghela nafas lelah dan berbalik menghadap segerombolan cewe yang asik berbaring dengan airpod di telinga mereka. "Kerjakan pekerjaan kalian. Jangan seenaknya jadi cewek."
Eryl yang tak memakai airpod pun mendongak ketika mendengar ucapan lelaki bermulut cabe itu. "Mau lo apa sih? Komen mulu perasaan," ucap Eryl gerah lalu kembali menekuni hpnya.
"Apa salah gue ketemu spesies kaya kalian gini?" gumam Algis dengan wajah mengernyit jijik.
Bangke. Asem banget sih! Eryl bangkit berdiri setelah tadi menendang kaki meja hingga membuatnya bergeser agak jauh. "Mau lo apa sih? Cari masalah mulu!" tandas Eryl dengan mata melotot.
Algis menggelengkan kepala heran. Aydan yang melihat Algis pun menengahi keduanya sebelum perkelahian yang terelakkan terjadi. "Udah Gis, dia cewe."
"Terus? Kalau dia cewek apa hubungannya sama gue?"
"Lo laki, gak gentle tahu."
"Bodo amat." Aydan menghela nafas. Ia menatap cewe cantik di depannya. Aish kemana saja sih dia selama ini sampai tidak menyadari ada berlian di dekatnya.
"Maaf ya, gue Aydan. Ini Algis, kalau yang itu Abrisam, Airnakha, Ardani, dan yang itu Andra," ucap Aydan memperkenalkan diri dan teman-temannya. Ia sadar kalau mereka belum berkenalan secara resmi. Setiap bertemu ada saja percekcokan yang terjadi.
Bukannya balik memperkenalkan diri, Eryl justru mengedikkan bahu tak acuh."Gak nanya."
Aydan yang mendapat respon seperti itu pun hanya mampu menahan jengkel. Iyasih cantik, tapi ngeselin buat apa?! Aish pengen dibejek aja tuh muka.
"Belagu lo. Sok cantikl," ketus Algis lalu beranjak pergi.
"Kambing!" teriak Eryl yang sudah kesal dengan kelakuan lelaki bermulut cabe plus songong itu. Teriakan Eryl membuat sepupunya yang berbaring santai terperanjat sambil mengumpat. "Apasih Ryl. Ngagetin aja lo."
Tak mendengarkan protes dari sepupunya, Eryl pun kembali ke kelas. Ia sudah menahan kesal dengan ucapan yang sering dilontarkan oleh Algis kepadanya. Padahal biasanya ia selalu mendapat kata pujian dari laki-laki bukannya malah kata makian.
Langkah Eryl yang tergesa-gesa membuatnya tersungkur ke lantai dan menabrak seseorang yang sedang duduk memakai sepatunya. Eryl menggeram ke arah gulungan karpet seakan memang benda itulah yang patut disalahkan. "Bangun lo, sakit bego," ujar seseorang yang Eryl ketahui adalah Algis. Oh shit! Kenapa dia harus jatuh di depan lelaki itu? Bisa-bisa Algis akan menertawakannya. Eryl segera bangkit dan menepuk pantatnya menghilangkan debu yang mungkin saja menempel di roknya lalu melangkah pergi mengambil sepatu tanpa sempat memasangnya. Berbeda dengan dugaan Eryl, Algis justru menatapnya aneh. Heran karena baru menemui wanita seperti Eryl.
KAMU SEDANG MEMBACA
Achilles' Heel
Romance[TAMAT] Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar Achilles? Achilles adalah dewa yunani yang kebal terhadap senjata hanya saja ia memiliki satu kelemahan di bagian lututnya. Achilles' heel berkisah tentang titik kelemahan seseorang. Dimana pemera...