chapter 3

1 0 0
                                    

Yuna menatap kamar ny yang dulu ia guna kan. Dulu kamar ini bernuansa pink imut layak nya kamar anak-anak lain. Namun sekarang nuansa pink itu berubah menjadi perpaduan antara biru langit dan ungu yang indah. Selera warna nya kini telah berubah, dari cildish penuh dengan suasana anak-anak sekarang berubah jadi nuansa remaja yang penuh warna. Kamar nya ketika di solo dulu juga campura biru langit dan ungu. Memberi kesan hidup pada kamar dan nuansa dingin juga.
Yuna duduk di atas ranjang. Mata nya masih terus menelisik sudut-sudut kamar nya yang dulu menyimpan kenangan tersendiri antara dia,fia daan...

Yuna menggeleng kan kepala nya, diri nya malah kepikiran rama perusak kebahagiaan masa anak-anak nya dahulu.ia sering membuat diri nya malu.
Kini mata yuna menatap bingkai foto di atas meja samping ranjang.
Ia mengambil bingakai itu dan memperhatikan nya dengan seksama. Terdapat diri nya dan fia tengah berpelukan sambil ter senyum bahagia. Yuna tersenyum memakerkan gigi putih nya yang rapi sementara fia ter senyum memperlihatkan gigi ompong nya yang lucu.

Yuna terkekeh menatap foto masa kecil nya.lalu ia menatap kembali foto itu, ia baru menyadari jika di atas kepala diri nya dan fia terdapat kepala anak laki-laki botak juga memamerkan gigi nya yang ompong menghitam.kulit nya hitam. Namun tak legam.

Yuna memutar bola mata nya.ia menunjuk-nunjuk foto anak laki-laki botak itu "gara-gara lo masa anak-anak gue menyeram kan. Sampe-sampe selama 7 tahun gue alergi sama yang nama nya cowok, dasar rama kupret"

Yuna mengembalikan foto di atas meja kembali.namun pandangan nya tak lepas dari wajah rama kecil,entah mengapa ia tersenyum sendiri mengingat kelakuan rama dulu.

"Sekarang lo gimana ya?? Masih sama atau udah berubah??" Ucap yuna tanpa sadar "kalo berubah, lo berubah jadi ganteng atau tambah jelek ya ram?"

Tiba-tiba yuna tersadar dan menggelengkan kepala nya dengan kuat. Kenapa ia memikirkan rama?? Apa perduli nya?? Rama adalah orang yang telah buat masa anak-anak nya berantakan.
"Apaan sih gue malah mikirin rama kupret itu"

Yuna merebahkan tubuh mungil nya ke ranjang dan menarik selimut nya.ia menatap langit-langit kamar nya

"Semoga di sini tak akan menjerumus kan gue dalam masalaha baru"

Dalam sekejap mata indah yuna tertutup dan dengkuran alus pun terdengar.
                     ❤ alk ❤
1 bulan berlalu..

Yuna menatap diri nya yang mirip orang gila. Pakaian SMP yang di masukan sepinggang macam jojon, rambut di kepang dua dengan topi kerucut dari koran bekas.di lehernya tergantung terong dan name tage terbuat dari kardus bekas.
Yuna jingga pelangi. Itu lah nama lengkap yuna. Ia jijik akan pakaian nya sekarang. Dulu pas dirin nya SMP, tak sebegini nya saat MOS. Ini keterlaluan.

"Kata nya sekolah elit, tapi kok mos nya segini banget parah nya"
Gumam yuna dengan sebal.

"Yuna!! turun sarapan.ntar kamu telat loh"

"Iya bunda, bentar lagi yuna turuun.."

Yuna mencari sesuatu dia atas meja belajar nya, namun tak ada.
Ia berantakin kamar nya. Namun tak menemukan nya juga

"Duuuh.. di mana sih?? Gara-gara itu gue nggak bisa tidur selama 2 hari.di mana siih gue narok nya kemaren" yuna berkacak pinggang "oh iya di lemari duh bego nya gue"

Yuna berjalan mendekati almari besar nya.ia mememukan kantong berwana merah yang di antara baju-baju nya tergeletak manis di sana

"Kalo sampe elu ilang, mati lah gue" oceh yuna sambil melambung kan kantong tersebut.iya mengingat selama 2 hari ini iya haris menghitung biji kacang hijau yang harus berjumlah seperti tahun lahir. Ia kelahiran tahun 2001, berarti dia harus menghitung biji kacang hijau nya yang harus berjumlah 2001 biji.itu sangat tak masuk akal untuk masa orientasi, sangat menyusahkan para siswa.

Yuna turun untuk menemui ayah dan bunda nya, tak ada semangat dalam diri nya.mungkin ini awal dari masa terkelam nya.
Yuna mengunyah roti tak selera. Baru 3 kali suap, ia menghentikan makan, dan menegak susu nya.

"Kamu kenapa sayang?? Terlihat nggak semangat." Tanya nifa

"Nggak pa-pa kok bun"

"Yakin?? Wajah kamu nampak tak semangat"

Yuna hanya membalas kata-kata nifa dengan senyuman.ia tak ingin di tanya lebih lanjut lagi.maka tersenyum adalah jurus ampuh untuk menghilangkan rasa khawatir nifa.

"Yuna berangkat ya yah,bun"

"Mau berangkat sama ayah??"

"Nggak usah yah, yuna berangkat sam mang mamang aja"

"ya udah hati-hati ya sayang, kalo kamu merasa di intimidasi saat orientasi,lapor sama guru kalo nggak sama ayah atau bunda"

Yuna hanya tersenyum manis.ia ingin tau bagaimana suasana sekolah baru nya, bagaimana bentuk dari sekolah nya. Yang mendaftar kan diri nya di sekolah "elit" itu adalah orang tua nya.ia tak tau menahu masalah ini. Saat ia selesai berenang di kolam belakan nifa memberikan formulir dan selebaran dari sebuah sekolah yang menurut nya seperti mall.

"Yun, kamu ngelamun?" Tegur dito

"Eh emm.. nggak kok yah, ni yuna mau brangkat. Da ayah da bunda. Assalamualaikum"yuna berlari meninggal kan ruang makan meninggal kan ayah dan bunda yang menatap nya.

"Kurasa dia ada masalah dengan fiko" ungkap nifa

"Dia sudah besar, dia pasti bisa mengurus nya sendiri"

" aku khawatir sama dia"

"Beri dia kebebasan"

                    ❤ alk ❤

Di sinilah sekarang yuna, di depan gerbang SMA pancasila raya. Fikiran nya benar, ini bukan sekolah tapi ini adalah mall. Besar nan mewah.
Dari gerbang terdapat air mancur dengan patung dewa zeus tengah berdiri sambil membawa gentong yang mengeluar kan air.

"Seriusan ini sekolahan gue?? Ini mah kaya mall.mewah banget" gumam yuna takjub.
Ia tak menyangka sekolah nya se apik ini.

Gubrak..

Yuna jatuh terjembab.kantong merah yang ia jaga terjatuh, isi kacang hijau nya tumpah berhamburan.mata yuna terbelalak ia menjerit tertahan, yuna segera bangkit dan mengumpulkan biji kacang hijau nya dengan terburu-buru dan panik.namun apa daya biji kacang hijau nya telah nyebar sebagian masuk ke dalam selokan.

"Maaf" suara bariton seorang cowok menghentikan kegiatan yuna mengumpulkan biji kacang hijau. Yuna bangkit berdiri dan membalik kan badan nya

"Lo pikir dengan minta maaf kacang hijau gue bisa balik lagi jumlah nya heh??" Ucap yuna sebal sambil berkacak pinggang

"Tapi gue udah minta maaf"

"Tapi maaf nggak mengembalikan kacang..."

Cowok itu berlalu meninggal kan yuna yang masih mengomel tanpa henti.yuna membelalak kan mata nya,
Dasar cowok nyebelin..

"Hey..tunggu!! Mau kemana lo,? Gimana ni sama kacang ijo gue??

Namun cowok itu hanya membalas dengan lambaian tangan.
Yuna menghentak kan kaki nya sebal. Sekarang ia bingung harus bagaimana.

Kriiinng..

Bel berbunyi
Yuna hanya pasrah dengan hukuman yang akan menimpa nya nanti..

aku love kamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang