he's coming

94 8 12
                                    

     DA 22 EN.

     Sangat aneh untuk nomor plat mobil. Gadis itu tidak peduli dengan apa yang dikatakan teman-temannya. Ia sangat menyukainya. Mobil itu sangat special untuknya.

Tuk..tuk..tuk..

     Ia tersentak kaget. Seseorang mengetuk kaca mobilnya, ia sedang menunggu lampu hijau menyala. Seulas senyum berkembang di wajahnya. Muka itu terlihat sangat familiar untuknya.

     Oh, my good.. ia tersenyum kearah siapa?Lareina bodoh!cowo itu tersenyum ke arah lu!,batinnya senang.

     Rei tidak berhenti menatapnya. Pandangannya tidak bisa lepas dari tatapan mata cowo dihadapannya. Sayangnya ia tidak bisa mengenalinya. Cowo ini memakai baju putih polos yang di balut dengan kemeja hitamnya. Mukanya tidak bisa ditebak, ia memakai kacamata hitam. Itu membuat Rei tidak bisa mengenalinya, yang ia tahu hanya senyuman yang membuat hatinya semaki penasaran dengannya!

     Lampu merah bergantian dengan kuning kemudian saatnya lampu hijau menyala. Rei yang menyadari itu pun bersiap untuk melajukan mobilnya. Mobilnya melaju dengan cepat setelah lampu hijau benar-benar menyala.

     Cowo itu tidak terlihat lagi di matanya. Mobilnya pun sudah tidak ada di belakangnya, sepertinya cowo tadi berbeda dengan tujuannya. Kenapa ia menjadi sedih?seharusnya ia senang bisa terhindar dari bahaya untuk jantungnya sendiri.

Handphonenya berdering.

Bunda;

     nama yang terlihat jelas bahwa itu adalah ibunya. Ia tahu bundanya akan berkata apa. Seharusnya ia pulang dengan ayahnya. Tapi, ia masih ada beberapa ujian lagi disekolah. Lagipula siapa suruh, bundanya menyekolahkan putrinya sekolah di high school america, sekolah SMA terkenal di america. Sekolah itu berisi anak-anak pintar termasuk Rei salah satunya.

     Rei termasuk anak yang genius di sekolahnya. Ia selalu mendapat peringkat pertama di sekolah. Ya, itu adalah salah satu kelebihan darinya, masih banyak lagi kelebihan yang dimiliki olehnya.

//Hallo..bun. Ada apa?// ia hanya memastikannya.

//Rei, bunda kangen. Kapan kamu pulang?// tanya bundanya disebrang sana.

//Gak tau kayaknya masih satu minggu lagi Rei disini.// jawabnya santai sambil focus memperhatikan jalan. Ia tidak lupa kalau sedang menyetir mobilnya.

//Kamu lagi dimana sayang?//

//Aku lagi nyetir bun, mau pulang.// jawabnya sambil mencium bajunya yang masih wangi.

//Bunda ada kejutan buat kamu sayang. Kamu liat aja nanti kalau sudah sampai di rumah!//

//Oke, bun Rei tunggu kejutannya ya..//

//Iya sayang hati-hati. Jangan ngebut ngendarain mobilnya!// ucap Recila pada anak gadisnya sebelum dia mengakhirinya.

     Sambungan pun terputus. Tidak ada lagi suara dari sana. Hening. Mobil pun berhenti di depan rumah yang sangat besar untuk ukuran satu orang penghuni didalamnya.
Ya, dirumah sebesar ini sendirian. Harusnya ia mencari pembantu lagi untuk menemaninya dalam kesendirian.

     Hari ini sangat melelahkan untuknya. Ia lapar!untungnya ayahnya sudah memberi uang untuk membeli makanan, jika lapar. Rei sudah berganti baju dengan baju santainya.

"Hello..," seorang cowo tiba-tiba muncul dihadapannya begitu ia ingin keluar.

     COWO INI!!!

     Rei tersentak kaget. Kenapa cowo itu disini?apakah ia membututinya dari belakang diam-diam.

"Lu tuh sebenernya siapa sih???" Tanyanya dengan suara yang meninggi.

     Cowo dihadapannya melepas kacamata yang ia pake sejak pagi.

"Lareina, lama tak jumpa denganmu. Apakah kamu merindukanku?"lanjutnya dengan menekankan kata merindukanku padanya.

''....."

"Lebih baik kita masuk. Bisa-bisa lu masuk angin nantinya." Tangannya merangkul pinggang posesifnya. Cowo itu tidak mau gadis itu sakit.

     Rei tak bergeming. Matanya tidak berkedip satu detikpun. Ia hanya manatapnya heran. Apakah ini yang dimaksud kejutan untuknya?. Jika benar cowo inilah yang dimaksud bundanya, berarti ia akan tinggal satu atap dengannya! Sepertinya wanita sialan itu yang memang bundanya telah merencanakannya. Persetan untuk bundanya!

Stop For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang