you are different from him

10 3 3
                                    

     Ini adalah hari kelima hari Rei tinggal bersama Vico. Hatinya sangat senang saat menghitung hari pulangnya ke indonesia. Sebentar lagi jantungnya akan sehat kembali. Karna Rei selalu merasa kalau berada didekat vico jantungnya selalu berdetak dengan kencang, Rei fikir itu tidak baik bagi jantung sehatnya.

     Tapi sudah lama ia tidak melihat Vico seperti biasanya. Pria itu lebih diam saat melihatnya, dia tidak lagi menggodanya sejak kejadian itu. Kenapa ia harus memedulikan Vico yang acuh padanya?bukannya ia benci perlakuan seperti itu, tapi kenapa rasanya ia merindukan Vico yang sering menggodanya sampai membuat rasa itu tumbuh kembali.

     Murid-murid berdatangan, mereka menuju kelasnya masing-masing. Suasana ujian seperti ini memang wajar jika tidak ada yang menongkrong di kantin karena semua murid lebih memilih belajar untuk persiapan ujian. Apa lagi ini adalah ujian terakhir.

     Rei pun sama, ia datang sangat pagi. Ia membuka bukunya dengan pelan sambil menghafalkan pelajaran yang akan diujiankan hari ini. Tiba-tiba saja fikirannya menjadi buyar.

     Apakah lu baik disana?semoga lu bahagia disana. Gua baik-baik aja kok disini. Lu jangan khawatirin gua, yang penting lu tenang disana. Rei bergumam dihatinya. Ia tidak menyadari air mata yang sudah membasahi pipinya. Kenapa ia harus ingat dengan masa lalunya, ini tidak boleh terjadi . Rei harus melupakan itu semua.

"Kenapa lu?" Kelna menyentuh pipi Rei kasar.

"Gak.. gua cuma...."

"Cuma apa?gua bilang juga apa. Vico itu cowo brengsek. Mendingan lu usir dia dari rumah lu!bereskan, gak ada yang buat lu nangis lagi." Rei terdiam. Kelna menyangka bahwa ini semua adalah ulah Vico, malang sekali Vico selalu dituduh suka nyakitin hati Rei. Padahal ini adalah ulahnya sendiri, Rei hanya mengingat masa lalunya yang begitu pahit. Bahkan sampai sekarang masih terasa pahitnya.

     Haruskah Rei meminta maaf pada pria itu karna telah merusak nama baiknya dimata Kelna, ia semakin merasa bersalah pada Vico.

     Rei tidak bisa melupakan masa lalunya, itu sangat susah untuk dilupakan. Rei hanya melampiaskan masa lalunya pada Vico, sungguh kejam. Tetapi siapa sangka Rei termakan rencananya sendiri. Ia mempunyai rasa yang lebih pada Vico, sampai sekarang pun masih ada.

     Mengingatnya pun sangat jijik. Kenapa gua bisa suka sama dia?padahal dulu gua cuma manfaatin Vico! Rei selalu merutuki dirinya.

      Vico sampai rela menyusul Rei ke amerika, dan tinggal satu atap dengannya. Persetan untuk bundanya yang membiarkan gadisnya tinggal satu atap dengan cowo brengsek. Vico berharap Rei akan kembali dipelukannya. Nihil, itu tidak mungkin terjadi. Rei tidak akan kembali kedalam pelukan Vico untuk yang kedua kalinya. Kejadian itu sudah membuatnya terpuruk. Ia tidak bisa menerima dua beban fikiran dalam hidupnya.

"Gak kok.. tadi gua ngantuk jadi nguap deh...." Kelna menatapnya sinis. Ia mencari celah kebohongan dari sahabatnya. Nihil, ternyata tidak ada kebohongan yang terselip diwajah Rei.

     Rei menghela nafasnya. Ia berhasil meyakinkan Kelna bahwa sebenarnya ia menangis gara-gara menguap bukan karna Rei mengingat masa lalunya. Jika kelna mengetahuinya ia tidak akan selamat, Rei akan diteror sampai mau menjawabnya. Kelna adalah tipe yang tidak menyerah sebelum mendapatkan jawabannya. Jika saja itu terjadi, Rei tetap tidak akan menjawabnya.

     Hanya kedua abangnya yang tahu rahasia yang selama ini ia pendam sendiri, itu pun membutuhkan kekuatan ekstra untuk mendapatkan jawabannya.

"Lu mau langsung pulang?gak bareng kita dulu, jalan-jalan." Kelna menarik Rei menuju grombolan sahabatnya, Gathan, Lexan, dan Alex.

     Mereka sudah menunggu lama. Rei dan Kelna tidak bisa dipaksa jika sedang ujian. Kelna dan Rei sangat teliti dengan jawabannya, mereka selalu keluar terkhir saat ujian. Sangat berbeda dengan ketiga teman cowonya, mereka tidak mempedulikan ujian yang terpenting adalah keluar dari kelas.

"Iya gua mau langsung pul.."

"Gak kok. Rei ikut sama kalian, ya.., kan Rei?" Vico memotong pembicaraannya. Sejak kapan Vico dibelakangnya? Ia mengedipkan matanya genit pada Rei.

"Iya guys.., gua ikut kok!dan lu vic.. siapa juga yang mau pulang dan ngabisin waktu buat lu?"

"Lu" Rei kaget dengan jawaban Vico yang sangat singkat dan jelas. "Kan lu tadi bales chat gua. Lu mau makan diluar bareng sama gua!masa lu lupa?" Lanjutnya dengan lantang. Keempat temannya kaget saat Vico berkata seperti itu dengan sangat keras didepan umum. Kelna dan ketiga cowo itu mengejeknya, hanya mereka karna yang lain tidak mengerti dengan apa yang Vico ucapkan, karna semua orang disini adalah bule. Kecuali Lexan dan Alex, mereka mengerti apa yang kami ucapkan, kedua bule itu diajari oleh Kelna.

     Rei menghentakkan kakinya dengan penuh emosi. Ia berjalan menjauhi Vico dan yang lainnya. Rasanya ia harus berlari sejauh mungkin agar mereka tidak melihatnya menangis.

     Vico merasa bersalah pada gadis itu. Ia mengikuti Rei yang tidak jauh darinya. Hingga Rei duduk disalah satu taman. Gadis itu menangis sejadinya.

     Vico memeluknya dari belakang, ia tahu Rei tidak  mau dipeluk olehnya. Rei berusaha melepaskan pelukannya. Tapi, Vico mengeratkan pelukannya, gadis itu tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa menangis didalam pelukan itu. Kenapa lu harus muncul lagi?

"Karna gua cinta sama lu!diam, gua ingin meluk lu sebentar. Gua minta maaf tadi itu keceplosan" kata maaf yang keluar dari mulutnya sedikit meredakan amarah Rei yang meluap.

     Kenapa lu bertingkah seperti ini ke gua? Lu bukan dia!tapi kenapa tingkah lu sangat mirip dengannya?lu berbeda dengannya!Vico bukanlah dia! Rei terus mengingat kata-kata itu dihatinya.

***

Sorry guys baru update lagi

Aku janji di chapter selanjutnya akan lebih banyak lagi. Tapi, jangan lupa vote and comentnya yyy.........

Stop For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang