Kebahagiaan yang menggebu terasa menyurut karena waktu. Ya, tak terasa waktu yang telah kamu habiskan dengannya sudah hampir habis, itu pikirmu. Terdengar hiperbolis? Memang itu kenyataan, dan kamu tak peduli.
Tapi sungguh, kebahagiaan akan membuat seseorang lupa waktu. Kamu merutuk dalam hati.
Kamu duduk dan menatap kosong papan tulis yang masih bersih menghiraukan ocehan guru yang membahas mengenai zaman Heian. Pikiranmu menerawang. Waktu takkan terasa berjalan jika kita bahagia.
Sudah satu bulan kamu merasa nyaman dengan formasi tempat duduk. Formasi ideal yang menyebabkan kamu bertemu dengan orang-orang baru. Dan yang terpenting, kamu bisa berubah hanya dengan beberapa hari di dekatnya.
Ah, cinta memang bisa merubah segalanya.
Eh, cinta?
Kamu menunduk, berfikir.
Mengangkat wajah, lalu menajamkan penglihatan.
Benar, ini cinta.
Kemudian kamu meringis. Dalam hati mengutuk betapa bodohnya dirimu yang baru menyadari ini.
Tertunduk lesu setelah memikirkan mengenai perasaan, yang faktanya kamu belum pernah mengungkapkan perasaan pada'nya' secara resmi.
Kamu memalingkan pandangan kesamping, melihat seseorang yang telah mengisi hatimu sebulan ini.
Dia terlihat menatap guru tua di depan. Tetapi kamu sangat yakin bahwa fokusnya bukanlah kesana, lihat! matanya terlihat kosong. Seperti menerawang.
Sebenarnya kamu santai-santai saja menanggapi takdir apa yang akan kamu terima selanjutnya. Duduk dibarisan depan? Di barisan orang-orang kaku? Atau bahkan di barisan paling belakang. Kamu tak terlalu memusingkan hal itu. Tapi, yang membuat pikiranmu tak tenang adalah, Kageyama.
Kamu memalingkan wajah kesamping, menatap langit berhias awan kulumbus. Badai? Petir?
Kami-sama, kamu harus berbicara dengan Kageyama sehabis ini.
————————————————
"Apa permohonanmu?" Kamu menghentikan kunyahan dan melirik Hibiki yang tiba-tiba melontarkan pertanyaan aneh. Mengerti keheninganmu, kemudian gadis itu memperjelas pertanyaannya.
"Maksudku, mengenai tempat duduk," Kamu melanjutkan kunyahan, tak merespon. Moodmu tak terlalu baik jika harus membicarakan perihal ini.
Tiba-tiba Hibiki menunjuk wajahmu dengan sumpit teracung sambil berteriak tertahan, kamu mengernyit. 'Kenapa anak ini?'
"Kau menyebalkan!" Kamu menghela nafas, lalu berkata pelan, berusaha merespon dengan santai seadanya.
"Aku hanya ingin yang biasa."
"Kau pikir aku sedang mencatat pesananmu? Mau yang delux nona? Atau yang doubledelux? Sialan!" Kamu terkekeh mendengar ocehan Hibiki yang sepertinya sedang masanya. Kamu tersenyum sembari meletakan sumpit, padahal bento milikmu masih tersisa setengahnya.
"Aku ingin yang biasa saja. Berdekatan dengan Kageyama juga denganmu."
"Wah, kau bisa jujur juga rupanya." Desis Hibiki yang masih jengkel. Hibiki yang PMS memang sangat menyebalkan.
Hening. Kamu menutup kotak bento milikmu, menyudahi makan siang. Hibiki menatapmu.
"Hei, kau akan kurus jika kau membuang-buang makananmu."
"Aku tak bilang akan membuangnya." Sergahmu, agak sebal juga dengan ucapan Hibiki yang terkesan sok tahu. Kamu terdiam, dan Hibiki juga masih asyik mengurusi tamagoyaki ekstra bawang didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All about Kageyama & You [KageyamaxReader]
FanfictionCerita mengenai keseharianmu dengan seorang maniak voli Karasuno High School. ( Kageyama x FemaleReader ) Characters Haikyuu!! is Disclaimer by Furudate Haruichi-sensei RNR !