Chapter 2
Hari minggu, jinyoung sebenarnya hanya ingin bermalas-malasan setelah satu minggu penuh sibuk dengan kegiatan sekolah tapi dia harus melakukan kerja sambilan seharian. Sebenarnya ibu jinyoung ingin jinyoung hanya fokus pada sekolahnya karena butik yang didirikan ibu jinyoung cukup laris, namun jinyoung yang memang keras kepala memilih bekerja sambilan dengan alasan tidak mau membebani ibunya untuk memenuhi benda-benda yang dia inginkan. Ibu Jinyoung adalah seorang single parent, dan Jinyoung merupakan anak tunggal. Ayahnya tidak bersama mereka sejak Jinyoung lahir. Jinyoung pernah bertanya kepada ibunya mengenai ayahnya namun melihat ibunya yang menjadi murung setelah jinyoung bertanya perihal ayahnya, sejak saat itu jinyoung tidak pernah lagi bertanya mengenai ayahnya.
Jam 07.00 jinyoung sudah berada di toserba tempatnya kerja sambilan menggantikan temannya yang bertugas shift malam.
"Kau sudah datang jin? Ini bahkan belum ada jam 8" sapa teman jinyoung saat melihat jinyoung memasuki toko.
"Ne hyung, aku hanya bangun terlalu pagi dan tidak tahu mau melakukan apa. Jadi aku kesini saja bukankah tadi malam ada barang yang datang?. Aku akan membantu mu menata nya hyung".
"Tidak perlu, aku sudah menyelesaikannya. Tadi bos membantuku".
"Hyung, dimana shownu hyung sekarang? Apa dia langsung pergi?"
"tidak, dia masih diruangannya"
"oke hyung thankyou", jinyoung langsung melesat ke lantai dua menuju ruangan bos nya.
Tok tok tok "hyung!, apa kau di dalam?", jinyoung mengintip dari celah pintu ruangan bosnya.
"hei jin, masuk saja. Bagaimana kabarmu? Kau ini tega sekali tidak memberitahuku kalau sudah keluar dari rumah sakit, aku kan bisa menemani bibi jia untuk menjemputmu".
"Hehe mian hyung aku tidak ingin merepotkanmu. Selain itu barang ku juga tidak terlalu banyak jadi ibu saja sudah cukup untuk menjemputku".
"Lalu ada apa? Kenapa kau pagi sekali datang kemari?"
"aku hanya bangun terlalu pagi dan tidak tahu mau melakukan apa jadi aku kesini saja bersantai sambil menunggu shift ku. Ah iya hyung karena aku sudah sembuh, bolehkan aku ikut dengan mu nanti malam? Rasanya otot-ototku benar-benar kaku".
"terserah kau saja, tapi jangan terlalu memaksakan diri jin. Kau itu baru seminggu keluar dari rumah sakit", Shownu merasa khawatir dengan kondisi Jinyoung pasca kecelakaan. Melarangnya ikut pun akan percuma mengingat sifat keras kepala Jinyoung yang benar-benar sering membuatnya pusing.
"Tenang saja hyung, aku mengerti kondisi tubuhku hehe. Baiklah aku akan segera turun. Shift Junho hyung sudah selesai, aku tidak mau dia ngomel-ngomel lagi", Jinyoung pamit untuk bertugas dibawah meninggalkan Shownu yang kembali sibuk dengan komputernya.
àß
Jackson melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi tidak peduli dengan beberapa pengendara yang mengumpat di belakanngya. Dirinya benar-benar marah saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Ribbon
FanfictionPita merah yang mengubungkan setiap takdir manusia. Akankah pita kita membentuk suatu simpul yang indah ? atau simpul yang rumit dan penuh rintangan?