A Little Girl Who Waiting a Miracle

451 59 10
                                    

"Tunggulah disini, mama dan papa akan kembali setelah kami pergi ke toko itu oke?"

Kau ingat kala itu salju sedang turun. Ayah, ibu, dan adikmu mengajakmu untuk pergi. Satu hal yang tidak pernah dilakukan oleh mereka sebelumnya. Namamu [Full Name], berusia 6 tahun kala itu hanya bisa mengangguk dan berdiri di depan salah satu bangunan yang ada di pinggir kota sicilly itu. Kenyataannya, kau tahu satu hal.

Keluargamu tidak akan pernah kembali padamu.

Kau bahkan bukan anak jenius yang bisa mengerti apa yang dikatakan oleh orang tuamu dalam usia semuda ini. Namun, satu hal yang kau ingat adalah kata-kata yang selalu diucapkan setiap hari oleh ibu dan ayahmu

Anak pembawa sial!

Menurut mereka, gara-gara kau usaha ayahmi bangkrut. Karena ibu melahirkanmu saat ayahmu membutuhkan biaya untuk meneruskan usahanya.

Anak sialan!

Karena mengurus dan harus merawatmu mereka menghabiskan uang dan membuat usaha ayahnya bangkrut.

Kau hanyalah pembawa sial yang tidak berguna!

Itu terbukti, karena semenjak adikmu lahir, semuanya menjadi sangat baik. Usaha ayahnya semakin maju, kehidupan kalian semakin baik. Makanya kau tidak dibutuhkan lagi. Sebelum kesialannya berdampak kembali, ayah dan ibumu akan menyingkirkanmu.

Dengan hanya selembar kaus sweater tebal lusuh dan jaket tipis, kau hanya duduk di anak tangga bangunan itu dan memeluk lututmu. Memperhatikan satu per satu orang yang melewatimu seolah berharap jika ada sedikit saja rasa kasih sayang orang tuamu yang kembali dan membawamu lagi ke rumah kalian.

Tidak.

Ke rumah mereka.

Namun, perlahan rombongan orang-orang yang berlalu lalang semakin berkurang. Langit yang kala itu masih terang meski ditutupi awan dan salju perlahan berubah menjadi warna orange, hingga matahari bersembunyi sepenuhnya dan malam tiba. Dingin semakin menusuk, kau masih belum beranjak dari tempatmu.

Harapanmu semakin pupus dan kemudian menghilang. Satu-satunya yang membuatmu tetap berada disini adalah karena kau tidak tahu ini dimana. Karena kau tidak tahu siapapun disini. Dan karena kau tidak tahu apa yang harus kau lakukan sekarang. Yang kau bisa lakukan hanyalah diam dan menghangatkan tubuh kecilmu dengan memeluk tubuhmu sendiri.

"Aku lapar... dingin... mama... papa..."

Matamu semakin berat, dinginnya malam itu perlahan membuatmu mengantuk. Kau bahkan tidak peduli apakah nanti kau akan tidur dan terbangun lagi, atau kau akan pergi ke tempat yang lebih hangat.

Bapa bilang surga itu tempat yang hangat. Bersama dengan para malaikat kecil dan juga Tuhan.

Tetapi, apakah anak pembawa sial sepertimu bisa pergi ke tempat seindah itu? Kau tidak tahu jawabannya, namun kau hanya berharap jika kau bisa keluar dari tempat itu.

"Kita menemukan satu orang anak malam ini," suara itu terdengar sangat dekat denganmu. Kai menoleh dan mencoba untuk melihat siapa yang ada di depanmu. Namun, rasa kantuk perlahan kau rasakan saat mulutmu dibekap oleh sesuatu berbau aneh.

Dan matamu semakin berat, hingga kantuk tak tertahankan. Mungkinkan kau akan pergi ke tempat bernama Surga? Beginikah rasanya?

.
.

"AAAAAAH! HENTIKAN!"

Kau semakin berpikir jika tidak ada yang namanya surga. Tidak ada yang namanya rumah untuk anak terkutuk sepertimu. Kau terlalu sering mendengar teriakan kesakitan yang menggema di ruangan gelap itu. Tempat itu adalah sebuah neraka, dimana anak-anak terbuang disiksa dan mereka dipaksa untuk menjadi kelinci percobaan dari benda-benda aneh yang dimasukkan dalam tubuh anak-anak itu.

La Mia FamigliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang