Author Pov
Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Hampir seluruh pekerja sudah balik ke rumahnya masing-masing. Tersisa satpam, beberapa ob, Audrey, dan Bryan. Audrey terpaksa lembur karena banyak sekali tugas yang harus ia kerjakan karena tidak adanya sekertaris CEO selama 3 bulan terakhir. Hal itu membuat Audrey kelabakan. Bahkan ia hanya memakan satu roti sobek yang ia beli di supermarket dekat kost-kostannya. Benar-benar hari yang melelahkan untuk Audrey.
Sekarang Audrey sudah meletakkan tote bagnya dibahu kiri. Ia sudah siap untuk pulang. Namun ia teringat bahwa bosnya belum juga keluar dari ruangannya. Jadi ia memutuskan untuk berpamitan, setidaknya ia sopan pada bosnya. Walaupun bayangan pagi tadi bagaimana Bryan menciumnya sangat terlihat jelas diotaknya.
Tok Tok
"Masuk" interupsi seseorang dari dalam ruangan itu.
Angel hanya memunculkan kepalanya setelah pintu dibuka. Dapat dilihat bahwa Bryan sedang memakai jasnya untuk bersiap-siap pulang juga.
"Maaf, Pak. Saya ingin izin pulang. Selamat malam, Pak Bryan" ucap Audrey dengan sopan. Lalu ia berbalik dan menutup pintu itu.
Audrey langsung bergegas kearah lift dan menekan tombol tandapanah kebawah. Saat ia sedang menunggu lift terbuka, seseorang berhenti disampingnya. Hal itu membuat Audrey refleks menoleh kearah seseorang tersebut. Dan betapa terkejutnya dia saat ia mengetahui bahwa orang itu adalah bosnya, Bryan. Audrey merasakan jantungnya memacu lebih cepat dari biasanya. Lagi-lagi bayangan kejadian ciuman panas mereka tiba-tiba muncul didalam pikirannya.
"Apa yang terjadi padaku. Oh Tuhan, orang ini membuatku memiliki kelainan jantung sekarang."batin Audrey.
Ting!
Pintu lift terbuka, membuat kedua manusia berjenis kelamin berbeda itu memasuki lift secara bersamaan. Audrey menekan tombol 1, sedangkan Bryan menekan tombol "BM" (Basement). Audrey merutuki dirinya sendiri yang sekarang berada dikeadaan canggung bersama bosnya.
Ting!
Suara dentingan lift membuat Audrey mengadah keatas pintu lift yang menandakan bahwa ia sudah tiba di lantai yang ia tuju. Sebelum keluar dari lift, Audrey menoleh ke arah Bryan dan mengucapkan selamat malam pada pria itu.
Disinilah Audrey sekarang. Berada dijalanan sendirian, berjalan kaki menuju kost-kostannya. Sebenarnya jarak tempat tinggalnya dan kantor cukup dekat, bila menaiki kendaraan bermotor. Namun, jika berjalan kaki seperti yang ia lakukan sekarang tentu akan memakan waktu lebih lama. Sekitar 30 menit.
"Coba aja aku punya motor. Pasti gaakan jalan kaki seperti ini" keluh Audrey.
Audrey terus berjalan. Ia tidak menyadari sedari tadi mobil audi hitam mengikutinya sejak ia keluar dari gedung kantor. Audrey terus berjalan. Tetapi satu insiden membuatnya berhenti berjalan.
"Aduh!!" teriaknya spontan. Audrey melihat kearah kakinya, ternyata hak sepatunya patah sehingga menyebabkan kakinya agak terkilir.
"Dasar sepatu murahan. 10 dollar ku keluarkan untuk membelimu dan dihari pertama aku memakaimu kau sudah membuat ulah. Akan kutuntut ibu-ibu yang telah menjualmu." Maki Audrey. Audrey berjongkok mencoba mengurut kakinya yang terkilir berusaha menyembuhkannya walaupun sulit.
"Kau tak apa?" suara lelaki mengentikan aktivitas Audrey sekarang dan menoleh kepalanya.
"Pak Bryan.." bisik Audrey. Ia terpaku pada posisinya, tangan kanan berada di kaki kanannya dan kepala mengarah ke wajah bosnya itu.
Tanpa izin apapun, Byran tiba-tiba berjongkok didepannya. Lelaki itu memegang kaki kanan Audrey, seperti mengelus. Audrey menahan nafasnya saat ia merasakan tangan hangat Bryan berada pada kaki mulusnya.
"Ahhh" desah Audrey saat Bryan menekan kaki kanannya tepat pada lokasi terkilirnya kaki kanan Audrey. Entah kenapa, Bryan menghentikan tangannya dan menatap Audrey secara intens.
"Shit! Ia mendesah saja dapat membuatku dan adikku menginginkannya. Oh Audrey, apa yang kau lakukan padaku." Batin Bryan.
"Apa yang terjadi padanya? Kenapa ia menatapku seperti itu. Oh Bryan, apa yang kau lakukan? Jangan menatapku seperti itu. jantungku seperti berhenti berdetak." Teriak Audrey dalam hati.
Setelah bertatapan beberaapa detik, Bryan dan Audrey tersadar dari lamunannya. Bryan berdiri dengan tegap, diikuti dengan Audrey. Audrey menahan sakit kakinya saat ia berdiri.
"Mari saya antar kamu pulang." Ucap Bryan dengan datar.
"Tidak usah pak. Kost saya sudah dekat dari sini. 5 menit lagi sampai.terimakasih pak atas tawarannya." Tolak Audrey dan langsung berjalan dengan pincangnya.
"Ia menolak ajakanku? Tidak biasanya wanita menolak ajakan untuk menaiki mobil mewahku. Biasanya semua wanita akan semangat jika mereka mendengr kata dariku bahwa aku kan mengantar mereka pulang. Tapi kenapa Audrey berbeda? Kenapa ia menolakku? Apa ada yang salah denganku?" batin Bryan. Iapun mengacak rambutnya frustasi. Lalu ia melihat Audrey berjalan perlahan dengan pincangnya. Tanpa basa-basi, Bryan langsung mendekat kearah Audrey dan menggendongnya ala bridal style.
"Astaga Pak Bryan. Apa yang anda lakukan?" ucap Audrey dengan kagetnya. Ia sungguh kaget tiba-tiba ada yang menggendongnya. Tapi yang membuat ia lebih kaget adalah pria yang menggendongnya.
"Saya akan antar kamu pulang." Ucap Bryan dengan datarnya.
"Tapi pak saya bisa sendiri." Tolak Audrey.
"Saya tak bisa meninggalkanmu, Audrey" ucapan Bryan membuat Audrey membungkam.
TO BE CONTINUED
---------
#AuthorNote
ini dia part ke 3. bagaimana? suka? jangan lupa kasih votenya ya..
ditunggu part selanjutnya ya.
kemungkinan setelah part 5, akan adabeberapa part yang aku privat acak. so make sure kalian follow aku. hehehe
jangan lupa juga baca cerita aku yang sebelumnya yaitu "HIDING FROM LOVE". baru update juga.
see ya, friends<3
Tons of love,
queenovi
Add line id: iduckk
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hottest Secretary
RomanceAudrey Candine merupakan wanita cantik namun yatim piatu. Ia sudah hidup sendiri sejak umur 12 tahun. Selama belasan tahun ia menempuh semua perjalanan hidupnya sampai ia wisuda. Entah mujizat darimana, Audrey diterima kerja di salah satu perusahaa...