8

46 7 0
                                    

Air mata kembali menyapaku. Ketika ku mulai menulis sajak untukmu.

Bagaikan bulan yang menerangi kegelapan,
Bagaikan sinar yang membawa kehangatan.
Bagaikan undian yang membawa kebahagiaan.
Juga bagaikan api yang membakar semua barang.
Tak dapat ku ungkapkan dengan sebuah kata-kata,
Bagaimana rasanya gembira,
Bagaimana rasanya kecewa, dan
Bagaimana rasanya terluka. #

---------------------

Sadarlah! Kau tak pantas untuknya, kau jangan mencintainya.
Dia cinta kamu? Ayolah Come on, cuma karena dia perhatian, kamu udah klepek-klepek, dia itu cuma ngebaperin kamu, bukannya perhatian. Nyatanya dia kasih perhatian kesemua orang. Apa coba kalau bukan cuma ngebaperin.
Dia tak mungkin mencintaimu.

Kau bodoh! Bodoh sekali, mana mungkin dia mencintai wanita sepertimu, bangunlah jangan terus bermimpi, jangan terus berharap. Dia tak mencintaimu, ingat itu, dia tak mencintaimu.
kau hanya seseorang yang ingin memetik bintang, yang takan bisa kau raih.
Sepertinya kau tak kunjung jera, dia sudah mengecewakannmu, apakah dia peduli?
Tidak, dia tak pernah peduli sedikitpun. Walau kau mati sekalipun, dia takan pernah peduli kepadamu.
Pliss, jangan terus menangisinya, dia hanya akan memberikan mu sebuah luka. Jangan berharap bahwa dia juga mencintaimu, karena nyatanya dia tak pernah sedikitpun melirikmu. Ayolah, lupakan saja, lupakan saja dia, dia hanya akan menyakitimu.

😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

QuotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang