Part 2

18 2 0
                                    

Suasana kantin telah penuh oleh manusia manusia yang akan mengisi perut mereka. Mereka berdesak desakan saling dorong mendorong.

Amanda menatap ngeri ke arah antrian tersebut. Membayang kan apabila dirinya diantara antrian tersebut

Anya yang melihat tatapan Amanda terkekeh pelan

"Lo liatnya gitu amat deh nda" Kata Anya

"Hhh emang gak sesek apa ya" jawab Amanda sambil menata poninya yang berantakan

"Udah biasa itu mah. Mending kita juga ngantri deh nanti gak kebagian lagi" Ajak Anya dengan menarik tangan Amanda ke arah stand penjual bakso

Setelah mereka berdua mengantri dengan susah payah akhirnya mendapat kan makanan. Anya mengedarkan pandangannya mencari tempat duduk

"Eh di sana tuh Nda kosong. Yuk!"

"Yaudah ayok"

---

Amanda makan dengan lahap. Ia sangat kelaparan karna tadi pagi dia belum sarapan sama sekali

Tiba tiba dirinya mengeryit tidak nyaman saat ada yang membicarakan dirinya

"Eh itu anak baru ya"

"Iya anak baru. Cantik ya"

"Eh bro ada cewek cantik"

"Mana mana. Duileh cantik bener ya"

Amanda menoleh ke arah gerombolan perempuan yang memandang dirinya. Dia tersenyum kaku ke arah mereka lalu melanjutkan makannya dengan kikuk.

Anya yang melihat itu hanya berbisik pelan

"Santai aja"

Akhirnya Amanda pasrah dirinya menjadi bahan pembicaraan

***

Nathan dan kedua sahabatnya sedang berjalan menuju kelas mereka. Sebenarnya Nathan ingin membolos hari ini, tetapi hatinya seolah menolak pemikiran tersebut. Sedangkan kedua sahabatnya hanya bisa mengikuti Bos besar mereka

"Nat diem aja lo"ujar Gilang

"Lah si babi! Emang biasanya Nathan banyak omong, elo tuh yang suka cerewet gak jelas"  kata Rian dengan raut muka yang datar

"Kagak usah ngatain juga nyet. Gue kan cuma nanya"

"Lo juga juga ngatain gue. Pertanyaan lo itu gak guna tau gak karna lo pasti udah tau jawabannya"

"Ya biasa aja dong gak usah nyolot" balas Gilang tak mau kalah

Saat Rian ingin menjawa Nathan sudah menyelanya

"Bacot lo pada!! Masalah gini aja diributin. Bocah tau gak!!" Ucapan Nathan sukses membuat keduanya bungkam. Mereka merasa menciut di tambah tatapan tajam Nathan seolah singa yang ingin menerkam mangsanya. Bukannya mereka takut. Tapi kalo Nathan udah marah dan terganggu, biyuhhh siapa aja bakalan jadi sasaran kemarahan yang lebih mirip kesurupan dan gak peduli itu cewek apa cowok.

Dulu pernah seorang adik kelas perempuan menumpahkan  minumannya ke seragam Nathan yang suasana hatinya yang sedang buruk dan adik kelas tersebut langasung di bentak dengan ucapan kasarnya dan berakhir jatuh tersungkur.

Maka dari itu mereka hanya diam tanpa membantah karna mereka masih sayang dengan wajah tampan mereka. Dan hanya bisa menyumpahi di dalam hati mereka

Nathan yang sudah hafal dengan sifat kedua temannya hanya bisa mendengus kesal

"Gue cabut!"

"Lo sih si Nathan pergi kan!" ucap Gilang menyalahkan Rian

"Lah kok gue? Elo yang mulai ya" balas Rian tak terima

"Elo nyolot sih"

"Elo bego"

"Au ah pergi sono lo" ucap Gilang lalu menelungkupkan kelapa nya di atas meja

Rian langsung menoyor kepala sahabatnya itu lalu berlari menghindari Gilang

"Kampret!!" umpat Gilang

***

Amanda dan Anya berjalan sesekali tertawa saat Anya bercerita masa kecilnya yang sangat konyol. Saat berjalan mereka di kejutkan suara teriakan dari belakang mereka. Belum sempat menghindar mereka sudah bertrubukan dengan siswa laki laki.

"ADDDAWWWWW!"

"Aduhh!"

"Aw!!"

Mereka serempak mengerang kesakitan

"Shitt! Pantat gue ya tuhann!!" erang laki laki tersebut sambil mengelus pantat nya.

"Lo ngapain sih lari lari? Kayak dikejar setan aja!" ucap Anya sambil berdiri lalu membantu Amanda untuk berdiri

"Serah gue lah orang kaki kaki gue"

"Kurang ker--" ucapan Anya terpotong oleh suara seseorang

"Lo ngapain ngesot gitu yan?" tanya Nathan yang berjalan menghampiri Rian yang masih terduduk di lantai

"Ngesot?mata lo mulai rabun Nath? Gue jatuh ini" tanya Rian sambil mencoba berdiri

"Serah lo lah"

Pandangan Nathan beralih pada dua siswi yang sepertinya ikut terjatuh terbukti dari salah satu dari mereka mengurut lutut kakinya

"Lo nggak papa?" tanya Nathan refleks dengan pandangan masih kepada lutut gadis tersebut

"Ha?" Rian melongo mendengarnya. Kejadian langka kalau Nathan peduli pada seseorang. Dia yang sahabatnya aja gak di tanya

"Lo nggak papa" tanya Nathan lagi sambil berjalan menghampiri Amanda yang lututnya tergores lantai yang kasar

"Em gue gak papa kok" jawab Amanda dengan kikuk. Ia masih ingat ini adalah laki laki yang di lihatnya di kantin

"Gu-e duluan" ucap Amanda cepat lalu menarik Anya yang ikut terbengong dengan ucapan Nathan tadi.

"Nath lo gak lagi kepentok kan?" tanya Rian

Nathan menoleh sedikit ke arah Rian lalu meninggalkannya.

"Sabar Rian sabar!" gerutu Rian lalu mengikuti Nathan dari belakang

***

Amanda langsung duduk dibangkunya lalu menghembuskan nafasnya. Detak jantungnya berdetak kencang

"Nya kok gue deg deg an ya" tanya Amanda

"Mungkin itu efek ngomong sama Nathan. GILLAAAA!  Lo tau nda ini langkah banget tau nggak. Nathan tuh gak pernah peduli sama siapapun dan tadi lo ditanya sama Nathan. Lo beruntung banget Amanda !!" cerocos Anya tanpa henti. Untung saja kelas sedang sepi karna jam istirahat kurang beberapa menit lagi

Amanda hanya diam tanpa membalas ucapan Anya. Dia masih sedikit takut dengan tatapan orang yang bernama Nathan tersebut. Tatapannya seperti... Errggh

-Bersambungg--

Sorry for typo~

Love Is??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang