Gelisah

60 3 0
                                    



Oke cukup dengan ceritanya. Pesanan datang, aku menghabiskan latte yang ku pesan selagi hangat, Vanya mempersilahkan ku untuk makan sebagian kentang miliknya.

Waktu menunjukan pukul 12 tepat setelah kami menghabiskan makanan. Sehabis membayar tagihan kami langsung menuju ke mobil. Vanya mengantarkan ku pulang, aku tak perduli jika rapat guru telah usai tau belum, intinya aku sedang tak ingin berada di sekolah ku, atau masuk ke kelas ku, dan bertemu orang itu. Orang yang ku maksud sudah jelas Zidan.

Aku sama sekali tidak perduli apapun tentang dia, sudah kuputuskan dari awal aku tidak ingin berteman ataupun berurusan dengannya. Tapi apa ini? Dia tiba-tiba masuk di sekolahku, dan bahkan bisa-bisanya dia satu kelas denganku, lelucon macam apa ini? Zzzz. Energiku akan terbuang sia-sia jika aku masih memikirkan hal yang bahkan tak penting sama sekali.

Sesampainya di gerbang, aku mengendap-endap untuk bisa masuk ke rumah, sudah ku siapkan cara untuk mengelabuhi Mang Cecep yang tengah bersandar di kursi pos jaga. ku buat Mang Cecep tutup mulut dengan membiarkannya bertemu dengan Mbak Ketrin. Mbak Ketrin ialah orang bule yang bekerja dengan tetanggaku sebagai asisten rumah tangga yang jaraknya hanya berkisar 50 meter dari rumahku.

"Pssttt.. Mang!" Bisik ku dari balik gerbang.

"Cepet banget pulangnya dian?" Tanya Mang Cecep pelan.

"Nah itu. Dian minta tolong ya mamang jangan bilang Mbak Juju ya kalo dian pulangnya cepet"

"Lah ken-"

"Gini deh mamang ketemuan aja sama Mbak Ketrin gih, Dian ga bilang siapa-siapa kok suer deh, gimana?" Potongku.

"Iya masuk aja, mamang ga bilang ke Mbak Juju." Ku rasa dia terlalu malu mengambil tawaranku sehingga dia hanya bisa meng-iyakan saja. Siapa peduli? yang penting berhasil kan? Hehe.

Kenapa aku memberi tawaran seperti itu kepada Mang Cecep, sebab biasanya jika tertangkap basah Mang Cecep langsung mendapatkan hukuman dari Mbak Juju atas dasar tidak melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya, Mbak Juju bertanggung jawab penuh jika terjadi sesuatu di rumah. Jadi aku bernegosiasi agar mendapatkan kesepakatan yang saling menguntungkan antara aku dan Mang Cecep. Untung saja strategiku untuk mengelabuhi Mang Cecep berhasil. Setelah berada di dalam rumah, untungnya Mbak Juju sedang menjemur pakaian di halaman belakang karena jika Mbak Juju memergoki ku sedang bolos dia bisa dengan mudah menelepon papa untuk memotong uang sakuku. Tentu saja itu adalah sesuatu yang tidak boleh terjadi.

****

Ku buka sepatuku agar hentakan kaki ku tak terdengar, ku lewati tangga dengan perlahan dan berharap keranjang baju yang dijemur Mbak Juju lebih dari satu sehingga dapat mengulur waktu ku untuk tiba di kamar. Akhirnya, aku berada di ambang pintu, ku tutup perlahan agar tak seorang pun menyadari bahwa aku di rumah.

*****

Ranjang terasa amat nyaman, sepertinya gaya gravitasi tak hanya dimiliki oleh bumi saja. Ponsel-ku tergeletak di atas ranjang, ku raih ponsel yang berada di samping bantal untuk melihat apakah ada pesan dari Rio. Tidak, sama sekali tak ada pesan ataupun missedcalls dari Rio, ku buka dan ku pastikan semua instant-messaging yang kupunya, tak satu pun nama Rio muncul di tiap baris pesan yang masuk. Hanya pesan singkat terakhir yang dikirim Rio semalam. (Lihat di part ke-2)

Ada apa? Apa Rio marah? Rio marah karena tidak ku hubungi? Apa iya? Yang benar saja itu hanya hal sepele, mana mungkin dia begitu! Fikiran itu terus muncul di benak-ku. Rasanya ingin menangis tapi cuma karna ini mana mungkin aku menangis, jelas ini bukan Rio yang ku kenal jika memang dia marah terhadapku.

Ku coba menghubunginya seperti apa yang dia minta, walaupun ini memang sangat- sangat terlambat. Aku mulai dengan mengirim pesan singkat berkali kali, tidak ada balasan. Lalu ku coba dengan menelepon, tidak ada jawaban. Ku kirim pesan lewat semua instant messaging yang kupunya, tak ada yang terkirim. Aku frustasi sehingga ku biarkan ponselku dan memilih untuk tidur melepas penat, aku tak ingin memikirkan Rio sedang apa sebab itu hanya membuatku menjadi gila.

Love TriangleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang