Gelisah 2

40 4 0
                                    

*****

"Sip makan sini aja." Sebut Zidan.

Aku hanya diam, ku perhatikan tanganku yang masih di genggam olehnya. Dia menyadari apa yang kutatap dan sontak melepas genggamannya.

"Eh maaf, ga maksud." Sebutnya lagi.

Semua seisi kantin menatap ke arah kami berdua, para siswi menatapku dengan wajah sinis rasanya ingin ku berkata "kalian ngapain liatin gue pake muka gitu sih! apa salah gue coba." Tapi jelas itu hal yang mustahil. Zidan langsung duduk, dan langsung mengajakku yang masih berdiri.

"Duduklah, nungguin apa?" Tegur Zidan padaku. Dengan sigap ku duduk di depannya.

"Kenapa makan disini sih?" Tanyaku pelan sambil menutup tangan kanan di samping bibirku, bisa dibilang semacam berbisik. Sikapku mengundang perhatian dan mata yang berapi-api dari siswi-siswi lain, sehingga aku langsung menurunkan tanganku.

"Ya kenapa? Gaada salahnya."

"Ga salah, tapi kemahalan aja kalo cuma buat standar nasi goreng."

"Pantes cuma kita doang yang duduk disini."

"Nah makanya, mending pin-."

"Gapapa gue suka." Potong Zidan. "What!!! Apa-apaan nih orang, kemaren kaya yang belagu banget. Apaan maksudnya dia ngomong gitu coba kesel gue." Umpat ku dalam hati. Jantungku berdebar, pasti karena kaget saja, iya pasti karena aku sangat kaget. Aku kaget sehingga hanya dapat menatapnya sambil mengerutkan dahi dan rasanya ingin memalingkan wajah, dia tersenyum tanpa ada rasa bersalah.

"Lo sakit ya?" Tanya Zidan tiba-tiba.

"Ap-.. Apa?" Sontak ku bertanya sedikit gagu.

"Muka lo merah tuh." Sebutnya sambil menunjuk wajahku.

"Ga.. Ih... Engga! Panas tau!" Jawabku sambil mengipaskan tangan di wajah. "Tunggu, gue mau nanya."

"Apa?"

"Lo kenapa gini sih?"

"Gini gimana?"

"Ya kek gini, ngomong ke gue apalah inilah itulah trus suruh gue buat nemenin lo makan."

"Lah, lo kan pacar temen gue, sah sah ajakan gue gini." Jawabnya. Entah kenapa dadaku terasa sakit, rasanya seperti ada perasaan kesal yang sulit untuk dijelaskan.

"Yaiya maksudnya, pertama kali ketemu lo nyebelin, trus juga masang muka jutek trus yaudah gue kira lo ga suka sama orang kaya gue trus yang di UKS juga bikin gue ilang muka. Dan sekarang lo mulai baik-baik gini, padahal gue udah mutusin buat gaada niat mau ngomong apalagi temenan sama lo." Dia menyimak segala hal yang ku katakan sambil menyedot es teh yang sudah dipesan tadi.

"Gue suka kok." Jawabannya membuat keheningan terjadi diantara kami, rasanya menjadi canggung, aku meneguk es teh milikku tanpa menggunakan sedotan entah kenapa rasanya kantin semakin panas "Eh engga maksudnya, siapa bilang gue ga suka kenal lo, kemaren kan baru kenal ga mungkin gue langsung sok asik ga jelas."

"Ohh" jawabku singkat.

"Yaudah makan dulu."

"Iya."

Love TriangleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang