Prolog

12 0 0
                                    


" Ibu Kesha Bratawijaya " seorang suster memanggil namaku. Mengisyaratkanku untuk segera memasuki ruang dokter. Aku bangkit dengan gugup jantungku sudah berdetak tak karuan dari tadi. Jelas saja, ini kan pertama kalinya aku pergi ke dokter kandungan. Tanpa didampingi seorang laki-laki lagi , sigh.

Dengan tangan gemetar aku membuka ruang praktek dokter itu. Disana sudah ada seorang dokter muda nan cantik yang menyambutku dengan senyum ramah. Melihat senyumnya yang tulus tanpa beban memicu pikiran sinisku bangkit. Bah , dia pikir dunia ini bisa disikapi hanya dengan sebuah senyuman ? Kalau kekuatan senyuman bisa menghapus semua masalah yang ada pada diriku, aku pasti akan selalu memberikan senyum terbaikku kepada semua orang. Tapi sayangnya, itu semua tak akan pernah jadi kenyataan.

" Ibu Kesha , betul ? Perkenalkan nama saya dokter Stefanie. Ada yang bisa saya bantu ? " sapanya dengan hangat. Oh ayolah aku sedang tidak ingin beramah tamah di sini.

" Dokter , periode bulanan saya sudah sangat terlambat. Karena itu saya ingin menjalani test kehamilan " ujarku harap-harap cemas. Mungkinkah dia akan menanyakan hal yang macam-macam padaku ?

" Okay , kapan terakhir kali Anda datang bulan ? " tanyanya sambil membuat catatan di kertasnya.

" Tanggal 3 bulan kemarin , mungkin ? " oh ayolah , aku tidak pernah mencatat kapan tamu bulanan itu datang. Aku bahkan baru sadar kalau sekarang sudah akhir bulan Mei,yang berarti aku telat 3 minggu dari yang seharusnya.

" Baik, kita akan melakukan USG untuk memastikan apakah Ibu Kesha hamil atau tidak . Mari Ibu Kesha sebelah sini " dokter itu bangkit dan membimbingku ke arah bilik rumah sakit yang di dalamnya sudah ada satu set peralatan rumah sakit- yang entah apa fungsinya- dan sebuah ranjang khas rumah sakit. Entah kenapa perutku mendadak terasa mual.

" Silahkan berbaring Ibu Kesha " dokter itu menyuruhku berbaring dan mengoleskan gel yang terasa dingin di kulitku. Dokter muda itu mulai menggerakkan sebuah alat ke atas perutku. Semacam sensasi aneh mulai menggelitik perutku, menggantikan rasa mual yang sempat kurasakan.

Dokter Stefanie kembali menggerakkan alat itu sambil melihat monitor di sebelahnya, aku tidak mengerti apa yang diperlihatkan monitor itu kepadaku. Tapi itu berarti sesuatu untuk si dokter.

" Wah , selamat Bu Kesha kandungan Anda sudah memasuki minggu ke lima " 

Seketika duniaku runtuh disaat itu juga.

KeshaWhere stories live. Discover now